Selasa, 31 Desember 2019

Kebakaran Itu Rupanyanya Cobaan

In syaa Allah bagi saya ini termasuk bagian kecil dalam upaya kampanye Buy Muslim First. 

Kisah Sukses TIP TOP swalayan
 

Kebakaran itu Ternyata Cobaan
Majalah Tarbawi

Edisi 16 Th 2
31 Januari 2001 M / Syawal 1421 H

Saya lahir pada tahun 1933, di Padang, Sumatera Barat. Alhamdulillah sejak kecil orang tua mendidik saya dengan ajaran Islam yang ketat. Ayah saya berlatar pedagang. Sejak saya kecil, ia juga mendidik saya untuk berdagang. Sekaligus mengajarkan akhlaq berdagang.

Suatu saat tanpa disadari, ayah saya kurang mengembalikan uang pembeli. Tetapi pembeli itu diam saja dan berlalu. Lekas dipanggilnya orang itu. Sewaktu saya bertanya mengapa dikembalikan sisa uangnya sedangkan orang itu tidak tahu. Ayah menjawab, Allah Maha Tahu. Sikap demikian akhirnya tertanam dalam hati nurani saya.

Sewaktu baru berumur 11 tahun, saya sudah diberinya sejumlah uang. “Kamu mau dagang apa, terserah,” ujarnya lembut. Setiap pulang “berdagang”, saya melaporkan pendapatan saya. “Berapa kamu dapat ? Bagus,” pujinya. Waktu itu saya berinisiatif menjual kelapa. Dengan menggunakan gerobak, saya membeli kelapa di rumah penduduk, dan menjualnya ke pasar dengan jarak tempuh sampai 10 km.

Tapi ayah tetap mengutamakan pendidikan formal. “Jangan tinggalkan sekolah.”itu selalu ia tekankan. Lulus SMA saya meneruskan studi ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah lulus, saya bekerja sebagai Direktur BPD. Saya sudah bertekad, suatu saat harus mandiri. Setelah tujuh tahun bekerja di BPD, saya menolak diperpanjang masa jabatan. Saya merasa inilah titik awal permulaan usaha saya. Saya mesti berdiri di atas kaki sendiri.

Maka sejak 1967, saya mulai menekuni berbagai bidang usaha. Hingga sepuluh tahun kemudian, sewaktu mencoba bisnis properti kecil-kecilan, saya sadar, usaha itu sudah tidak bisa lagi saya kembangkan.

Lalu pada tahun 1978, saya memutuskan keliling Eropa, melakukan “studi banding”, apa sih yang sebaiknya saya kembangkan. Akhirnya saya menemukan, yang pokok diperlukan manusia itu sandang dan pangan. Ternyata siapa yang bergerak di bidang itu, asalkan mempraktekkan teori-teori yang benar, dapat berkembang.

Pada tahun 1979, mulailah saya membuka TIP TOP di Rawamangun. Waktu itu hanya toko kecil, semacam mini market. Saya memulai dari bawah, dari nol. Luas lantainya hanya 400 M2. Saya juga pergi ke pasar-pasar tradisional membeli bawang, cabai langsung sama mbok-mbok penjualnya. Ini berlangsung sekitar dua tahun. Bagi saya ini banyak hikmahnya, saya jadi tahu perputaran arus barang mulai dari bawah.

Sejak awal saya sudah mematok mini market itu harus berdasarkan prinsip-prinsip Islami. Bukan hanya tidak menjual daging babi dan minuman keras, tetapi saya juga selektif memilih barang. Misalnya daging sapi atau ayam, kalau harganya terlalu murah, atau tidak jelas memotongnya Islami atau tidak, saya tolak. Bagi saya justru nmencurigakan kalau harganya terlalu murah, dari mana dapat daging itu? Jadi barang-barang yang tidak jelas asal usulnya tak mau saya terima. Saya juga perlu melihat langsung tempat pemotongan hewannya.Saya berusaha memprotect, agar hanya barang yang halal dan thoyyib saja yang dijual.

Saya juga mencoba mengikuti bagaimana nabi berdagang, tentunya sepanjang yang saya ketahui. Nabi Muhammad berdagang sesuai dengan hati nuraninya, tidak mau menipu, mencelakakan atau menganiaya orang. Ini saya coba terapkan. Bagi saya kalau sudah cukup untung 2 sampai 3 % jangan mengambil 5 atau 10 %. Setahu saya prinsip dalam Islam itu, carilah pendapatan secukupnya untuk dirimu. Jadi walaupun barangnya halal, tapi kalau harganya mahal, bagi saya tidak baik, dan tidak Islami juga jadinya.

Ternyata dasar Islami ini mendapat respon positif dari masyarakat. Tip Top mendapat sambutan di luar dugaan saya. Perkembangannya demikian cepat, bagaikan air bah saja. Lahan seluas 400 M2 itu tidak mencukupi. Tiap tahun saya harus memperluas , dengan membongkar bagian rumah saya di samping mini market. Tahun 1985, Tip Top sudah berubah jadi Pasar Swalayan, dengan luas 3000 M2 dan kenaikan penjualan 20 hingga 30 kali lipat.

Berdasarkan pemantauan kami, pelanggannya tidak hanya yang tinggal di Rawamangun saja, tapi meluas hampir di seluruh Jakarta Timur. Saya merasa ini tak lain karena ridlo Allah. Dengan kesadaran ini, saya semakin takut untuk keluar dari jalur Islami. Tawaran dari supplier barang yang tidak Islami, misalnya minuman keras, bukannya tidak ada. Bahkan fasilitasnya mudah dan keuntungannya besar. Saya tetap menolak semuanya.

Hingga pada Juni 1991, Allah menguji saya. Kebakaran besar tiba-tiba menimpa Tip Top.Semuanya habis terbakar. Inventaris, stok-stok barang, gedung, ludes terbakar semuanya. Tak ada lagi yang tersisa. Hingga menjelang shubuh, api yang mengamuk sejak jam satu malam masih berkobar. Pemadam kebakaran boleh dibilang minim bantuannya, karena sedang terjadi kebakaran juga di Jatinegara.

Sewaktu melihat api yang menjilat-jilat itu, saya sempat berfikir, apakah ini hukuman atau cobaan dari Allah. Bagi saya, kalaupun ini hukuman, saya tetap bersyukur. Berarti Allah masih berkenan memperingatkan saya dan masih memberi kesempatan saya memperbaiki diri. Sewaktu api masih mengganas, saya pulang untuk sholat shubuh. Setelah sholat, rasanya muncul cahaya, bahwa ternyata  itu bukan hukuman. Tapi cobaan dari Allah. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa pada waktu itu saya dicoba.

Pagi hari para karyawan berdatangan. Tak pelak lagi mereka terkejut, sedih, bahkan menangis. Saya hadapi mereka, saya sampaikan apa yang saya yakini. Bahwa kita sedang dicoba oleh Allah, apakah mampu atau tidak kita melewatinya. Kalau mampu, kita akan “naik kelas”. Kalau tidak, malah akan ditutup segala pintu rizki oleh Allah. Sayapun sudah bertekad, harus bangkit kembali.

Setelah musibah itu, tanpa saya duga sama sekali, pihak Pemda meminta Tip Top harus berdiri kembali. Jam sepuluh pagi sesudah kebakaran itu, mereka bilang,”Kalau perlu buka saja disini(areal Pemda-red). Kalau pun mau membangun kembali di tempat lama, apa kesulitannya, kami yang akan urus.” Saya sangat terharu. Rasaya mereka kok lebih berkepentingan daripada kami.

Wakil Gubernur saat itu menanyakan, berapa karyawan yang teraniaya akibat kebakaran itu. Saat itu ada sekitar 200 karyawan yang menggantungkan hidupnya pada Tip Top. Ternyata ia menyampaikan, mereka akan disantuni Pemerintah DKI. “Kalau soal ijin dan lainnya, saudara tidak usah khawatirkan. Pemerintah DKI akan berada di belakang saudara.” ujarnya pada saya. Itu suatu support luar biasa yang sama sekali tidak saya duga sebelumnya. Tambah kuat keyakinan saya bahwa ini cobaan dari Allah. Masalah-masalah setelah kebakaran rasanya dimudahkan saja oleh-Nya.

Hal lain yang juga di luar dugaan saya, adalah mudahnya saya memperoleh pinjaman dalam jumlah sangat besar, buat membangun kembali Tip Top. Pertolongan-pertolongan yang tidak disangka sama sekali, ternyata saya dapatkan dengan mudah. Saya pikir itulah kehendak Allah. Sebagai manusia, saya dengan sendirinya sangat terharu dengan karunia Allah ini.

Sekitar dua minggu kemudian, Tip Top dibangun kembali. Di areal lama. Bulan September, separoh dari supermarket sudah dapat dibuka kembali. Saat itu hutang saya kepada supplier mencapai dua milyar lebih. Tapi, Alhamdulillaah, mereka tetap percaya kepada kami. Walaupun hutang itu belum bisa dibayar, mereka tetap mensupli kami dengan barang-barang baru.

Pada Februari 1992, keadaan kembali seperti semula,. Setelah enam bulan sebelumnya kami bekerja siang dan malam. Dengan sendirinya kami mengalami berbagai pembaharuan. Bergerak dengan semangat, kemampuan, situasi serta keadaan yang baru. Ternyata para pelanggan juga tidak meninggalkan kami. Akhirnya, masih pada tahun 1992 itu, semua hutang saya pada supplier sudah bisa terbayar. Suatu hal yamg tak saya sangka. Saat itu kembali saya disadarkan, kalau Allah berkenan memberi rizki, dengan mudah saja Ia berikan.

Pada tahun 1992, seseorang tiba-tiba menawarkan sebidang tanah seluas dua hektar di Bogor. Awalnya, saya sempat pikir-pikir, apa gunanya. Tapi kembali saya merenung, barangkali Allah mau menguji saya, mampukah saya mengambil manfaat dari tawaran tanah itu. Akhirnya tanah itu saya beli. Pada tahun 1993 saya dirikan Panti Yatim Piatu.

Pada tahun itu pula saya dapat membuka cabang. Padahal, terus terang, saya juga tidak tahu dari mana uangnya. Saya juga heran, kok bisa. Padahal baru dua tahun saya terkena musibah. Agaknya itu yang Allah janjikan, kalau engkau dekat dengan-Ku, Aku lebih dekat. Ternyata cabang Tip Top itu pesat perkembangannya. Pada tahun 1999 kami membuka cabang di kawasan Tangerang. Insya Allah pada tahun 2001 kami akan membuka satu atau dua cabang lagi. Di setiap cabang itu, kami tetap menegakkan prinsip awal, yaitu supermarket berjiwa Islami.

Terhadap suppiler dan pembeli, sikap jujur tetap saya utamakan. Itu merupakan modal pokok usaha. Supplier mensuply barang puluhan milyar. Bagaimana mungkin mereka percaya, kalau saya tidak jujur. Pernah pula datang seorang pembeli yang mengeluhkan harga barang kami. Menurutnya, ternyata di tempat lain, ada barang serupa dengan harga lebih murah. Boleh jadi kami tertipu, “tertidur” atau pedagang lain berusaha men-cut prinsip kami. Setelah kami cek dan benar harga di sana lebih murah, kami kembalikan selisih harganya kepada pembeli itu.

Kini, kami mulai mempunyai anak-anak angkat, mereka ingin bergerak di bidang usaha ini tapi tidak tahu caranya. Mereka kami bimbing, tanpa memperhatikan unsur komersialnya. Kalau sudah berkembang, kami lepas. Sekarang sudah ada beberapa yang sudah bisa dilepas. Bahkan sudah membuka cabang-cabang mini marketnya.

Kami berusaha tetap eksis di Indoensia ini. Tentunya nanti akan lebih banyak lagi ”serbuan” pesaing yang masuk, setelah AFTA 2003. Tapi, insya Allah kami bisa menghadapi itu. Dan saya yakin seyakin-yakinnya, Allah akan melindungi usaha-usaha yang diridloi-Nya.

Ke depannya, cita-cita saya, saya sangat ingin membuka supermarket di dekat Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.

Sekali lagi, saya sangat bersyukur, orang tua menganut Islam yang baik dan mengupayakan saya demikian juga. Yang saya sayangkan mereka keburu berpulang, dan belum sempat menikmati hasil kerja keras dan rizki Allah pada saya. Saya belum sempat menyenangkan mereka. Tapi Allah sudah memutuskan. Saya hanya bisa berdoa, mudah-mudahkan mereka mendapat tempat layak di sisi-Nya.

Kini, saya mempunyai generasi penerus, putra-putri saya. Insya Allah usaha ini akan jatuh ke tangan yang benar. Jangan sampai goyah membawa prinsip Islam dalam perjalanan selanjutnya. Saya optimis, Insya Allah, usaha-usaha apapun, termasuk swalayan yang berada dalam koridor Islam, akan dapat berkembang terus.

Seperti dikisahkan Bapak Rusman Maamoer,

pendiri Swalayan Tip Top, kepada Tarbawi.

Read more https://pengusahamuslim.com/931-kisah-sukses-tip-top-swalayan.html

Selasa, 24 Desember 2019

PAPAN BUNGA

*Kajian tentang Papan Bunga.*

Apa penyebab papan bunga tidak di bolehkan ?

Mari kita analisis :

1. Itu adalah kebiasaan dan budaya org2 kafir yahudi dan nasrani dlm kegiatan keagamaan mrk spt ulang tahun, kematian dan pesta2 lainya (Tasyabbuh namanya).

2. Itu adlh perbuatan mubazir dan sia2 belaka.
Harga antara 200rb - 500rb perpapan, manfaatnya tdk ada kecuali hanya kesombongan/bangga2an.

3. Bagi keluarga yg sdg berduka tdk ada sedikitpun untung dan manfaat bg mrk.

4.  Sebagian besar isi papan itu tdk mengandung doa sedikitpun.

5. Bahkan terpajang pula gambar2 manusia dan binatang.

6. Seandainya satu papan itu hrgnya 300rb x 200 papan = 60jt maka uang sbyk itu sangat berarti bagi keluarga yg sdg berduka.

7. Papan itu tdk lebih dari iklan, kampanye dan kesombongan bg yg mengirimnya, sbb tulisan nama mereka lebih besar dari nama org yg berduka.

8. Syariat Islam memerintahkan untuk mendatangi rumah duka dan ikut dlm penyelenggaraannya, bukan kirim bunga.

9. Papan2 bunga tersebut mengganggu pengguna jalan, trotoar, rumah tetangga dll.

10.Bagaimana perasaan tetangga miskin yg tdk punya kolega yg byk, yg hebat2, sehingga tdk ada yg mengirim papan bunga tsb.

11. Papan bunga sesungguhnya tdk luput dari kesyirikan dan kemunafikan.

12.Silahkan diperhatikan apkh ada tidak kata2 ma'af bg si mayat di situ? *tidak ada* 

Dll

Wallahu A'lam Bishshawab

Silaturrahmi

*Repost*

*"Indahnya cinta ❤ dan silahturahmi"*

Seusai Sholat Shubuh aku dikejutkan oleh Bunda 
“Ari, Nenek kamu masuk Rumah Sakit. Bunda harus datang melihatnya“ 
Kulihat wajah bunda nampak sedih. 

Tentu aku harus mendampingi bunda, karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera. 

Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di Jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku. 

kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar.

“Bunda, apa enggak bisa berangkatnya lusa aja” 
kataku dengan lembut.

“Bunda enggak mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok, antar saja Bunda ke Bandara ya."
kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper.

“Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat.“ 
Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi. 
“Lusa aja ya, aku temanin.“

“Tidak !!! “ 
mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku hanya bisa menghela napas panjang.
Sepeti biasanya aku harus mengalah untuk mengikuti kata Bunda. Istriku juga punya sifat sama denganku untuk mengikuti kehendak Bunda.“ 

"Baiklah, kita pergi sama-sama." Seperti biasanya pula Bunda tersenyum cerah, dia memelukku.

Didalam pesawat aku menuju kota kelahiran ayahku, lamunanku terbang kemasa kanak kanaku. ....................

*Dalam usia 5 tahun, aku sudah yatim. Karena ayah meninggal akibat sakit.*

Menurut cerita Bunda, ketika Ayah meninggal status ayah masih mahasiswa di Yogya. Bunda bukanlah dari keluarga kaya. 
Bunda juga seorang Yatim, beda dengan Ayah yang terlahir dari keluarga Pajabat tinggi di Sumatera. 

Sehingga walau Ayah berstatus mahasiswa namun kiriman uang dari orang tuanya masih cukup untuk menanggung hidupnya berkeluarga. 
Ayah sengaja merahasiakan perkawinan itu kepada keluarga besarnya. Namun dua tahun setelah ayah meninggal, bunda datang ke keluarga ayah sambil membawaku. 
Aku masih ingat ketika itu usiaku 7 tahun. 

Aku tidak begitu ingat persis bagaimana suasana ketika Bunda memperkenalkan dirinya sebagai menantu dan aku sebagai cucu kepada kakek dan nenekku. 

*Yang aku tahu setiap tahun bunda selalu membawaku kerumah kakek dan nenek.*

Setiap tahun, setiap lebaran, Bunda mengajakku pergi kerumah kakek dan nenek. Dengan berlelah lelah naik bus melewati pulau Jawa dan Sumatera untuk sampai. 

*Tak pernah aku antusias datang ke rumah kekek dan nenek. Sebagai anak kecil aku tahu bahwa kakek nenek tidak pernah hangat dengan kehadiranku dan Bunda.* 

Beda sekali dengan perlakuannya kepada saudara sepupuku yang lain, seperti Adi, Rini, Bobi, Anto, Dedi. Setiap lebaran, kulihat para sepupuku datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya dengan pakaian bagus. 

*Beda sekali denganku. Bila semua Istri Om sibuk berdandan di kamar atau bermalasan di taman belakang rumah kakek yang luas itu, Bunda malah sibuk di dapur memasak, seperti pembantu.* 

Ayahku adalah anak tertua diantara empat bersaudara. Semua saudara ayah laki laki. Tidak ada perempuan. 

Istri Om semua memang cantik-cantik. Menurut yang kutahu dari nenek, yang selalu diulang-ulang dihadapan Bunda, bahwa semua Istri Om dari kalangan keluarga terhormat. 
Seakan merendahkan keberadaan Bunda. Tapi kulihat Bunda tak pernah tersinggung.

*Selama membesarkan ku, Bunda tak pernah mendapat bantuan satu senpun dari keluarga Ayah. Juga Bunda tidak pernah memohon bantuan dari mereka.* 

Bunda bekerja keras di perusahaan Swasta sebagai tenaga administrasi. Bundapun tak pernah terpikir untuk menikah kembali. Ketika aku sudah remaja, aku sudah bisa beralasan bila Bunda mengajakku lebaran di rumah kakek. 

“aku males ke rumah kakek dan nenek. Mereka enggak sayang sama aku. Kenapa kita harus ke rumah mereka ?“ 

Demikian alasanku. Tapi Bunda dengan segala sifatnya yang keras memaksaku untuk ikut. akupun tak berdaya.

Ketika aku tamat SMU, aku tidak kuliah. Aku memilih bekerja di bengkel. 

“Saya tak ada uang untuk mengirim Ari ke universtas, Yah". Demikian kata ibu kepada kakek ketika menanyakan mengapa aku tidak kuliah. 

Kakek dan nenek nampak tersenyum sinis ketika mengetahui keadaanku. 

Tahun-tahun berikutnya ketika lebaran. Kakek dengan kebanggaannya bercerita tetang sepupuku yang berangkat ke luar negeri untuk kuliah. Ada juga yang masuk perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta. 
Aku maklum karena Om ku semua mempunyai posisi sebagai Pejabat dan ada juga yang jadi pengusaha. 

*Aku dan Bunda hanya diam mendengar cerita itu. Tapi, tak pernah mengurangi niat Bunda untuk datang ke rumah kakek dan nenek.* 
*Dan aku semakin bosan dengan sikap keluarga ayahku.*

Yang pasti bi idznillaah, izin Allaah SWT ditambah kerja kerasku, aku bisa menanggung Bunda dan Bunda tak perlu lagi berkerja keras.

Berjalannya waktu, yang tadinya aku sebagai pekerja bengkel, akupun sudah bisa mandiri dengan membuka usaha bengkel sendiri. 

Lambat laun, aku mendapat mitra untuk membuat komponen bodi kendaraan sebagai pemasok pabrikan otomotif. Usaha ini ku geluti dengan kerja keras siang malam dan akhirnya berkembang. Ini semua tidak bisa dilepaskan peran Bunda yang tak henti mendoa' kan ku. 

Akupun dapat hidup mapan. Namun, kewajiban setiap lebaran datang berkunjung ke rumah kakek nenek tetap saja dilakukan oleh Bunda dan aku harus ikut. 

Tapi belakangan keluarga yang berkumpul di rumah kakek dan nenek tidak lagi utuh. Yang lain hanya menelphone mengucapkan selamat lebaran kepada kakek dan nenek. Sepupuku pun tak semua datang. Mereka bersikap sama dengan orang tuanya, mengucapkan selamat lebaran via SMS, telpon atau WA. Tapi Hb dan nenek tetap bangga dengan mereka. 

*Aku tak pernah cerita tentang keadaanku karena kakek dan nenek tak pernah bertanya tentangku. Walaupun mereka tahu aku dan Bunda tidak lagi datang dengan bus tapi menggunakan pesawat terbang.*
.........

Tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan. Kulihat Bunda tersentak dari tidur lelapnya. Dia melirik kearahku dan entah kenapa dia menciumku keningku. 
”Ada apa Bunda ?“ tanyaku dengan tesenyum

*“Bunda ingat akan ayahmu."* 
Bunda nampak berlinang air mata. Aku hanya diam “Ayahmu pria yang sangat baik. Sangat baik". 
*Dia pria yang Sholeh.* Ayahmu berencana bila dia selesai kuliah dan dapat pekerjaan maka dia akan membawa Bunda dan kamu ke keluarga besarnya. 

Bunda tahu kok, Ayahmu dalam posisi lemah ketika melamar Bunda. Di samping itu dia sadar karena pilihannya kepada bunda membuat dia berbeda dengan Ayahnya. 

"Ayahmu mencintai bunda karena dia lebih mencintai Allaah dari apapun” Sambung Bunda.

“Maksud Bunda apa ?"

*“Ayahmu memilih Bunda karena Agama." Dia tidak melihat Bunda karena kecantikan, karena keturunan orang kaya, karena apa-apa.* *Dihadapan Ayahmu, Bunda adalah muslimah yang baik, yang miskin.* *Dan itu pasti akan ditentang habis oleh keluarganya.”* 

Air mata Bunda berlinang dan akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipinya.

“kamu adalah putra ayahmu." Anak yang berbakti, Sholeh dan pekerja keras. 
"Benarlah kalau niat baik karena Allaah maka yang akan datang juga kebaikan.“

Aku terdiam. Ada yang mengganjal dalam pikiranku. 
Ini momen yang tepat untuk bertanya ...

*“Kenapa Bunda selalu menaruh hormat kepada kakek dan nenek.* 
*Padahal mereka sangat acuh dan tidak peduli dengan kita."*

Bunda menatapku dengan tersenyum 

*“Ketika Ayahmu pulang ke Sumatera dalam keadaan sakit, dia berpesan kepada Bunda , bila dia meninggal agar Bunda menjalin silahturahim dengan keluarganya dan mendidik mu untuk dekat kepada kedua orang tuanya.”* 

Bunda terdiam sebentar sambil mengusap airmatanya. 
"Kamu tahu, setelah Ayahmu meninggal, butuh dua tahun Bunda untuk mengambil keputusan untuk bertemu dengan kakek dan nenekmu. 

*Walau karena itu tidak ada rasa hormat kepada Bunda, dan Bunda juga menyaksikan betapa kamu tidak diperlakukan sama seperti cucu yang lain, tapi Bunda ingat kata kata Ayahmu* *“Cintailah sesuatu karena karena Allah. Tak penting rasa hormat dan imbalan dari manusia, ya kan, anakku.”*

“Ya, Bunda" Terlontar begitu saja dari mulutku.

Entah kenapa kedatangan ku bersama Bunda kali ini disambut dengan air mata berlinang oleh kakek. 

*Dia peluk aku ketika sampai di kamar nenek dirawat.* 
*Yang datang menjenguk hanya "aku dan Ibu". Sementara Om dan sepupuku tidak ada yang datang. Kulihat nenek dalam keadaan tertidur.* 

Dari kakek kutahu bahwa nenek terkena stroke tapi keadaanya cepat tertolong. 
Mungkin setelah itu nenek akan lumpuh. 
Kakek mengajakku keluar dari ruangan. 
Kami bicara di taman Rumah sakit.

*“Dua tahun lalu, Om mu yang pejabat di Jakarta, terkena kasus Korupsi. Dia dalam pemeriksaan oleh aparat yang berwajib."* 

*Sebelumnya, Om mu yang di Surabaya, perusahaannya disita oleh Bank karena bankrut.* 

*Om kamu yang di Bandung bercerai dengan istrinya, karena soal perselingkuhan dan akhirnya terkena PHK sebagai PNS.* 

Semua anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang liar. 
Kuliah tidak selesai, dan terjebak dalam pergaulan bebas. 

*“aku terkejut, karena baru kali ini aku tahu."* Mungkin karena hubunganku dengan keluarga ayahku tidak begitu dekat maka tak banyak kutahu soal mereka.

*“Kakek tahu bahwa nenekmu punya penyakit darah tinggi dan jantung."*

Makanya kakek berusaha menyimpan rapat rahasia tentang Om kamu yang tersangkut kasus karupsi. 

*"Tapi kemarin, ada yang memberi tahu bahwa Om kamu sudah di vonis penjara enam tahun atas tindakan korupsinya. Seketika itu pula nenekmu jatuh pingsan ...”*

Aku hanya diam untuk menjadi pendengar yang baik. 

“Ari, kami tahu bahwa selama ini perlakuan kami kepada kamu dan ibu mu kurang baik." 

Bahkan kami biarkan ibu mu menderita membesarkan kamu, membesarkan anak dari putra sulung kami, cucu kami.

*Kami menyesal karena sikap kami selama ini. Belakangan ini, nenekmu selalu menyebut nama kamu .... setiap dia menyebut namamu, seketika itu juga dia menangis.* 

Kini dimasa tua kami, kami resah karena tak tahu siapa yang akan mengurus kami. 

*"Nenekmu mungkin setelah ini akan lumpuh. Kakek sudah uzur dan lemah ...”*

Ku genggam tangan kakek. 

*“Aku yang akan merawat kakek dan nenek."* 
*Izinkan aku untuk membawa kakek dan nenek ke Jakarta, tinggal bersamaku.* 
*"Beri kesempatan aku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, ya kek.“*

Seketika itu juga kakek memelukku erat. 

Terasa pundakku  basah, "aku tahu kakek menangis" Harta yang ada jual saja lah kek. Untuk bantu Om dan Adik-adiknya. 

"Dalam situasi ini tentu mereka sangat membutuhkannya. Dan sisanya kakek sedekahkan untuk Panti asuhan agar kakek punya bekal ke akhirat, setuju kan kek." kataku. 

Kakek semakin erat pelukannya. "Maha suci Allaah SWT, sifatmu tak jauh beda dengan Ayahmu, yang begitu bijak menyikapi kami."

Bertahun-tahun aku di didik oleh Bunda untuk memahami makna cinta.

_*"Bahwa Cinta adalah tindakan memberi karena Allah", bukan mengharap balasan dari manusia.*_

akupun harus memahami hakikat cinta dalam kehidupan ini, termasuk menggantikan posisi ayahku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, orangtua ayahku.
......

Bunda nampak bahagia sekali ketika melihatku mendorong kursi roda Nenek menuju tangga pesawat dengan di samping kakek yang berjalan sambil memegang lenganku. kami semua ke Jakarta.

.........

*Ya Allah, semoga kami bisa menjaga lisan,  tindakan, agar tidak ada yg tersakiti, saling menghargai,  menghormati, memberi cinta dlm suka dan duka,  saling membantu dlm kebaikan ... meninggal dalam keadaan sebagai insan yang Engkau cintai, Husnul Khootimah dan mendapat Syafaa'at yang agung dari Baginda Yang Mulia Habiibunaa Rasuulillaah Muhammad SAW.*

Aamiin .... yra 😭😭😭😭😭

Mohon dimaafkan jika ada salah kata dan tidak berkenan 🙏🏻😘

*Jazakumullahu khairon*

Jika baik bisa diteruskan kpd saudara yang lain. 

Jika tidak, ya gpp

Kamis, 19 Desember 2019

Dahsyat Nya ?.....

*Assalamualaikum, Dahsyat nya bacaan *"BACAAN ATTAHIYYAT ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH . DENGAN ALLAH Subhana Wa Ta'ala"*    di Sidratul Muntaha ketika terjadi peristiwa Isra Mi'raj.

*1. Seandainya kita mengetahui bahwa
      sebagian dari bacaan shalat itu adalah
      dialog antara Rasulullah  dengan Allah
      Azza wajalla, tentu kita tidak akan
      terburu-buru melakukannya...

* Allahu Akbar, ternyata bacaan shalat itu dapat
   membuat kita seperti berada di syurga...

* Mari kita camkan dan renungkan kisah
   berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita,
   masya Allah...*
                                                                 
*2. Singkat cerita, pada malam itu Jibril As. mengantarkan Rasulullah Saw naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril As tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril As pun mengatakan kepada Rasulullah  untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya...

*3. Rasulullah  melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah  hingga tiba di Arsy...

* Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Rasulullah
berhadapan dan berbincang secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla...

* Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah..*

*4. Percakapan antara Nabi Muhammad Rasulullah dengan Allah Subhanahu Wata'ala 

*(1). Rasulullah -pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah  :
* Attahiyyatul mubarokaatush shalawatuth
   thayyibaatulillah*= Semua ucapan
   penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah".

*(2). Kemudian Allah  menjawab sapaannya 
* Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu
   warahmatullahi wa barakaatuh
* Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah
   untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya".

*(3). Mendapatkan jawaban seperti ini,
 Rasulullah Saw tidak merasa jumawa atau
berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya, ini yang membuat kita
sangat terharu.

* Beliau menjawab dengan ucapan :*
* Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibadillahish 
   shalihiin"*= *Semoga perlindungan dan
   pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih"

* Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi, itu adalah percakapan Sang Khaliq dan
hamba-NYA, Sang Pencipta dan ciptaan-NYA
   dan beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain, dan lihat 
   Betapa Rasulullah  mencintai kita
   umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika beliau di hadapan Allah ..."

* (4). Melihat peristiwa ini, para Malaikat yang
menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah , betapa mulianya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam  ...

*Kemudian para Malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan :

*Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asy hadu
  anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu* = *Kami
  bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah".*

*5. Jadilah rangkaian percakapan dalam
       peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi  umatnya.
* Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan  arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.*
* Semoga dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita.

 Sehingga kita dapat merasakan getaran yang
 dirasakan oleh para Malaikat disaat peristiwa itu...
* Semoga bermanfaat untuk menambah
   kekhusyu'an shalat kita. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.*

6. Pesan : 
*Jangan pernah tinggalkan shalat karena didalam kubur banyak jutaan manusia yang
   minta dihidupkan kembali hanya untuk
   beribadah kepada Allah 
 *Sesibuk apapun kita jangan pernah
   tinggalkan shalat*
Sumber : Kitab Qissotul Mi'raj.

7.  Sekarang anda memiliki dua pilihan :
*(1). Membiarkan sedikit pengetahuan ini Hanya dibaca disini.
*(2). Membagikan pengetahuan ini In syaa Allah bermanfaat dan akan menjadi
pahala bagimu. Aamiin..*

Semoga bermanfaat.
*Wassalam*

Senin, 16 Desember 2019

KEKASIH ALLAH

Maaf  numpang share...
Pengingat buat diri sendiri...semoga bermanfaat buat yg lain...🙏🤲



*PARA MANUSIA LANGIT* 


Kenalan saya, *seorang Perencana Keuangan di Jakarta* punya *banyak Klien* dari *kalangan Artis*. Dia cerita, waktu itu *pernah dicurhati seorang Artis* yang tiap hari nongol di Televisi, terkenal dimana-mana, *tetapi buat bayar cicilan mobil 5 juta saja tidak punya*.
Gaya hidup akhirnya meremukkan hidupnya..

*Saya pernah kenal seorang Presenter TV Nasional..*
Klo sedang tampil rapi, pakai jas rapi sekali. Hanya sekali ketemu di Seminar, dia minta nomer HP.
*Sebulan kemudian dia SMS, "Mas, saya pinjam uangnya 1 juta bisa" ?* Minggu depan saya kembalikan.."

Tahun 2009 malah ada *Vokalis Band terkenal,* saya kenal sejak 2003. Ketika dulu masih kerja di EO, sering saya ketemu waktu saya jadi stage manager.
*Lagunya ngehits di semua Radio.*
Satu sore ngajak ketemu, *Ujung-ujungnya pinjam uang dengan alasan ini itu*.
Dan sampai hari ini tidak pernah dikembalikan hingga tahun-tahun berlalu.

*Kisah Ustad Luqmanul Hakim gak kalah unik..* Waktu masih kuliah S2 di Malaysia, dia diundang makan di sebuah Restoran mewah oleh salah satu kawannya. *Ustad Luqman bahkan diminta memindahkan parkiran Motor bututnya agar tidak menggangu pemandangan di halaman depannya*.
Usai makan, kawannya justru curhat dan minta nasehat, *sambil menunjuk Mobil mewah di halaman depan yang sudah 6 bulan cicilannya belum terbayar..*

*Betul kan, rezeki dari Allah itu pasti cukup untuk hidup*, tapi tak akan cukup *untuk gaya hidup..*

Ada lagi *kisah seorang Ibu tua dengan kain jarik* datang ke sebuah Masjid usai Jumatan..
Panitia dan Takmir sedang berkumpul sambil duduk menghitung uang hasil Infaq Jamaah hari itu. 

Ketika Ibu itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, *salah seorang dari mereka berdiri,* mendekati Ibu itu sambil berkata, *"Maaf Ibu, disini tidak memberikan sumbangan.."*

Ibu itu membuka lipatan kain jariknya, *mengeluarkan uang berwarna merah, biru,* merah, biru, merah, biru yang berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata:
*Maaf, Nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan Masjid ini.* Ini uangnya mohon diterima.."

Jleebb...  *Seketika para Takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah Ibu itu..*
Salah tingkah dan menahan malu...

*Tulisan dari Ustad Salim A. Fillah* ini juga menarik, menahan nafas membacanya, tertulis dalam bukunya *"Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta"*

Suatu malam, *Ustadz Muhammad Nazhif Masykur* berkunjung ke rumah.
Setelah membicarakan beberapa hal, Beliau bercerita tentang *Tukang Becak di sebuah kota di Jawa Timur.*
Ustadz Salim melanjutkan, “Ini baru cerita, kata saya.
Yang saya catat adalah, "Pernyataan misi hidup Tukang Becak itu, yakni: *"Jangan pernah menyakiti* dan *Hati-hati memberi makan istri".*
“Antum pasti tanya,” kembali Salim melanjutkan ceritanya sembari menirukan kata-kata Ustadz Muhammad.

"Tukang Becak macam apakah ini, sehingga punya mission statement segala ?".
Saya juga takjub dan berulang kali berseru, *“Subhanallah,” mendengar kisah hidup Bapak berusia 55 tahun ini..*

Tukang becak ini *Hafidz Qira’at Sab’ah !* 
Beliau menghafal Al-Qur’an lengkap dengan tujuh lagu qira’at seperti saat ia diturunkan : 
*Qira’at Imam Hafsh, Imam Warasy,* dan lainnya.
Dua kalimat itu sederhana, tetapi bayangkanlah sulitnya mewujudkan hal itu bagi kita.

*Jangan pernah menyakiti*.
Dalam tafsir beliau di antaranya adalah "soal tarif becaknya". 
*"Jangan sampai ada yang menawar"*, karena menawar menunjukkan *ketidakrelaan* dan *ketersakitan.*

Misalnya ada yang berkata, *“Pak, Terminal Rp 5.000 ya."*
Lalu dijawab,“Waduh, enggak bisa, Rp 7.000 Mbak."
*Itu namanya sudah menyakiti*.
Makanya, beliau tak pernah pasang tarif.

*“Pak, terminal Rp 5.000 ya.”* Jawabnya pasti *OK.* “Pak, terminal *Rp 3.000 ya."*
Jawabnya juga *OK.* Bahkan kalau, “Pak, terminal *Rp 1.000 ya.”* Jawabnya juga sama, *OK.*
Gusti Allah, manusia macam apa ini ?

Kalimat kedua, *"Hati-hai memberi makan Istri"* Artinya, Sang Istri *hanya akan makan dari keringat* dan *Becak tuanya*. Rumahnya berdinding gedek. *Istrinya berjualan gorengan*. 
Stop ! Jangan dikira beliau tidak bisa mengambil yang lebih dari itu.
Harap tahu, *Putra Beliau dua orang Hafidz Al-Qur’an semua.* 
Salah satunya sudah menjadi Dosen terkenal *di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Jakarta.* 
Adiknya, tak kalah sukses. *Pejabat strategis di Pemerintah*.

Uniknya, saat pulang, *anak-anak sukses ini tak berani berpenampilan mewah*.
Mobil ditinggal beberapa blok dari Rumah. 

*Semua aksesoris, seperti arloji* dan *handphone dilucuti.*
Bahkan, *baju parlente diganti kaus oblong* dan *celana sederhana*. 
*Ini Adab* dan *Tata Krama..*

Sudah berulang kali *Sang Putra mencoba meminta Bapak* dan *Ibunya ikut ke Jakarta,* tetapi tidak pernah tersampaikan.

Setiap kali akan bicara, *serasa tercekat di tenggorokan*, lalu mereka *hanya bisa menangis*. 

Menangis, *Sang Bapak selalu bercerita tentang kebahagiaannya*, dan *dia mempersilakan Putra-Putranya menikmati kebahagiaan mereka sendiri..*

Ustadz Salim melanjutkan, *“Waktu saya ceritakan ini pada Istri di Gedung Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito* keesokan harinya, *kami menangis..*

Ada banyak Kekasih Allah yang tak kita kenal !

Ah, benar sekali : *Banyak Kekasih Allah* dan *"Manusia Langit" yang tidak kita kenal.* tukas Ustad Salim A Fillah.

*Kawanku*, hari terus berganti, Matahari datang Pagi ini, dan menghilang Sore nanti.

*Usia kita terus bertambah*, tanpa sadar banyak hal yang begitu saja kita lewatkan *hanya untuk mengejar dunia yang sementara.* 

*Padahal esok pada waktunya*, kita semua saat pulang *ternyata hanya dibungkus kain kafan tak bersaku..*
Tak ada bekal uang yang berlaku..

*Semua harta* yang selama ini kita kejar habis-habisan, *ternyata semu belaka..*

*Pangkat, Jabatan, Kemewahan* yang selama ini dibanggakan, *akan berakhir ditimbun tanah Kuburan.*

*Banyak orang* yang mengejar label kaya dengan *menggadaikan dunianya..*
*Harga diri sudah musnah entah kemana..*

*Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya*, dan *lebih suka mencari muka hanya pada Tuhannya..*
Benar kata kawan saya Mas Arief Budiman, 
*"Orang kaya adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi*

*"Orang miskin adalah orang yang selalu merasa kurang".*

*SAAT maut menyapa,* yang kita bawa hanya *Amaliyah..*

Adapun *harta* hanya akan membuat pertanyaan di *Padang Mahsyar* kian berat..

Semoga ALLAH menolong kita..

Aamiin YRA

Rabu, 11 Desember 2019

cantik dan Jelek Sama Saja

Punya makanan enak berbagai macam, tetap saja yg dapat kita nikmati hanya sebatas isi perut.

Punya mobil banyak berjejer, tetap saja hanya satu mobil yang dapat kita pakai bepergian.

Punya rumah luas dan mewah, tetap saja hanya sepetak kamar yg kita perlukan untuk istirahat.

Punya baju di lemari berbagai model, tetap saja hanya sepasang yg dapat kita pakai.

Inilah kenikmatan dan kesenangan dunia,
Semua terbatas, semua sementara, semua tak ada yg abadi.

Pangkat, jabatan, popularitas, dan semua kemewahan yg melekat pada diri kita pada masanya pasti kita tinggalkan

Dan pada akhirnya kita semua sama...

Saat usia 60 tahun.."CANTIK DAN JELEK, SAMA SAJA". Karena tak peduli seberapa cantiknya Anda,  di usia itu kerutan, darkspot, kulit kendur, tak bisa terus anda sembunyikan meski anda tutupi dengan Gincu dan Bedak

Saat usia 70 tahun "POSISI ATASAN DAN BAWAHAN, SAMA SAJA". Karena setelah semua Pensiun, tak ada lagi Boss atau Bawahan

SA'AT usia 80 tahun "RUMAH BESAR DAN KECIL, SAMA SAJA". Karena tulang sendi lutut dan kaki semakin renta, semakin sulit untuk bisa bergerak;  sekarang Anda cuma butuh ruang kecil untuk bisa duduk.

SA'AT usia 90 tahun (jika masih hidup) "PUNYA MAKAN ENAK DAN MAKANAN BIASA, SAMA SAJA" Karena saat itu Anda tak lagi bisa menikmati Steak yang lezat, gulai, rendang, dll, karena gigi mulai copot, makan banyak pantangannya, perut tak lagi bisa dimasuki banyak Makanan, Lidah sudah tak punya rasa, dan Anda tak bisa lagi ke tempat dimana Anda bisa menghabiskan Uang Anda selain lbh memilih duduk di rumah.

Dan saat AJAL TIBA "KAYA DAN MISKIN, SAMA SAJA". Karena tak satupun dari harta benda yg kita miliki dapat kita bawa, Anda hanya akan memakai Kain Kafan dan tidur beralaskan tanah dgn ukurannya yang sama;  

Oleh karena itu,  semasa Hidup, jangan sombong atas apa yang kita MILIKI, karena kita akan berakhir SAMA, dan JANGAN Terlalu lalai Mengejar Dunia, karena PADA AKHIRNYA  Anda tak membawa APA-APA_

Kecuali hanya amal Kebaikan yang akan kita bawa di Akhirat nanti

Senin, 09 Desember 2019

meng olok olok Nabi

*🔰⛓Kisah Munafik di zaman Nabi*

Dahulu Di belakang Nabi, orang munafiq mengata-ngatai  bahwa nabi si perut buncit dan pengecut, lalu ketika berita ini sampai ke Nabi, maka orang munafik mendatangi nabi mengklarifikasi ucapannya bahwa itu sekedar guyonan dan candaan untuk mengusir lelah di saat safar...

Maka Allah langsung turunkan ayatnya dari langit, menyuruh nabi menjawab:

 ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ 

 *Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"*

لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ

 *Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman*. — Surat At-Taubah Ayat 66

Dan sekarang kita juga bisa lihat orang2 dizaman saat ini yang katanya kyai/Gus/Ustadz atau apalah julukannya yang menghina dan melecehkan nabi dengan julukan2 yang tidak layak diucapkan oleh seorang yang mengaku sebagai ahlu sunnah... 

*apa yakin anda ahlu sunnah?*

*Atau Justru anda seperti orang2 Munafik yg seperti riwayat diatas?*
_______________
📚 Sumber:
● Al Iman

🚫✋🏼 Raihlah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui majelis ilmu syar'i(Tempat Pengajian). Jangan mencukupkan mengambil ilmu dari internet sehingga lalai menghadiri majelis ilmu.

 ➖➖➿❁✿❁➿➖➖
♻️ Free Repost & Share
📍Us Follow ⤵️⤵️
_______________
🔘 Telegram :
https://t.me/AssunnahTulungagung
◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
●═══════❁📚❁═══════●

Minggu, 08 Desember 2019

Halaman Yang Hilang

*LEMBARAN YANG HILANG !!!*

Seorang guru bertanya kepada muridnya tentang pelajaran sejarah dunia,

"Nak, siapakah Barack Obama itu?"
"Penjual es krim, Pak."

Guru tersebut terkejut mendengar jawabannya. Ia bertanya sekali lagi, si murid tetap memberi jawaban yang sama. Ia kembali mengulang,

"Nak, bukankah biografi Barack Obama ada di buku paket. Apa kamu sudah membacanya?"

"Sudah, Pak. Barack Obama adalah penjual es krim!"

Sang guru semakin emosi mendengar jawaban seperti itu. Ia perintahkan si murid mengeluarkan buku paket miliknya, dan membuka halaman tentang Obama.

Pada buku si murid, biografi Obama hanya ada satu halaman. Kisah hidup Obama berhenti pada saat masih remaja, di usia 16 tahun ia memperoleh pekerjaan sebagai pelayan kedai es krim di kota Honolulu, negara bagian Hawaii.

Guru tersebut menyadari ternyata pada buku si murid, halaman kedua hilang.

Mungkin tersobek tidak sengaja, atau bisa jadi salah cetak. Pantas ia tidak tahu kelanjutan sejarah hidup Obama hingga menduduki kursi presiden ke-44 di Amerika.

Guru tersebut benar, ketika ia menganggap bahwa Barack Obama adalah presiden. Karena kenyataannya memang demikian.

Tetapi muridnya juga benar karena sejauh yang ia baca, Obama adalah penjual es krim. 

*Jadi dalam cerita tersebut keduanya sama-sama benar. Lalu mengapa terjadi perselisihan ?*
Karena sang guru tidak menyadari bahwa ada halaman yang hilang. Begitu ia tahu, akhirnya ia memaklumi jawaban murid tersebut. 

Apa yang terjadi dalam kehidupan kita sejatinya juga serupa dengan kisah ini.

*Hampir semua perbedaan pendapat antara dua orang, sebenarnya hanya disebabkan karena adanya "halaman yang hilang", adanya perbedaan pengetahuan & pemahaman.*

*Saat seorang suami berselisih dengan istrinya, redamlah dulu emosi. Sebab yang perlu kita cari tahu adalah di mana "halaman yang hilang" itu.*

*Ketika orang tua berseberangan dengan anaknya, carilah dulu "halaman yang hilang" tersebut. Bukan langsung melampiaskan kemarahan kepada anak.*

*Karena dalam perbedaan pendapat bukan berarti ada yang benar dan ada yang salah. Bisa jadi kedua pendapat benar. Namun menjadi berbeda, karena ada "halaman yang hilang" di antara keduanya.*

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ 

"Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah."
(Surat Shad ayat 26)
_Yaa Allah..._
_Yaa Rahman..._
_Yaa Rahim..._

_Bila hari ini masih menjadi bagian hidup kami..._
*Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk menjalaninya...*

_Bila kelopak mata kami masih dapat terbuka..._
*Bimbinglah penglihatan kami untuk senantiasa melihat kebaikan dan kebenaran...*

_Bila mulut kami masih diizinkan berucap..._
*Tuntunlah agar senantiasa mengatakan kejujuran...*

_Bila kaki kami masih diberi kemampuan untuk melangkah..._
*Hantarkanlah ke tempat tempat yang menjadi ibadah kami...*

_Bila tangan kami masih dapat digerakkan..._
*Gerakkanlah untuk memberikan kebaikan  bagi orang lain...*

_Bila Matahari masih diperkenankan menyentuh  raga ini..._
*Sempurnakanlah cahaya-nya di pagi hari untuk menyehatkan  tubuh kami...*

_Bila udara masih menjadi bagian dari nafas kami..._
*Lapangkanlah rongga dada ini untuk menghirupnya...*

_Bila dari rezeki yang diturunkan di muka bumi ini masih ada bagian haq kami..._
*Datangkanlah dalam jumlah yang banyak bagi kami, yang _halalan thoyiban_ dari segala arah...*
*Agar kami dapat memberi manfaat bagi orang lain yang membutuhkan...*

_Yaa Allah..._
_Yaa Rabb..._

_Bila keluarga dan saudara-2ku disini masih diperkenankan mewarnai kehidupan kami..._
*Jadikanlah mereka sebagai warna-warni yang penuh keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai selalu...*

_Angkat dan hilangkanlah segala penyakit keluarga dan saudara-2ku ini..._
*Gantikanlah dgn kesehatan yang sempurna...*

_Serta berikanlah  sisa usia yang penuh manfaat dan barokah..._

_Yaa Allah..._

*“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.”*
https://t.me/joinchat/AAAAAEBaFHlvgAbKPP8V0g
•┈┈┈•❀❁❦🌷✨💜✨🌷❦❁❀•┈┈┈•

Sabtu, 07 Desember 2019

BADAI PASTI BERLALU

"JANGAN BERHENTI DI TENGAH BADAI "

Seorang Anak mengemudikan mobilnya bersama ibunya.
Setelah beberapa puluh kilometer, Tiba² awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.

“BAGAIMANA, Bu? Kita berhenti?”,
Si Anak bertanya.

“Teruslah.. !”, kata Ibu.

Anaknya TETAP menjalankan mobil. Langit makin gelap, angin bertiup kencang. Hujanpun turun.
Beberapa pohon bertumbangan, Bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. Terlihat kendaraan² besar juga mulai menepi & berhenti.

“Bu....?"

“TERUSLAH mengemudi..!!” kata Ibu, sambil terus melihat ke depan.
Anaknya TETAP mengemudi degan bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan HANYA berjarak bebarapa meter saja.

Si Anak mulai takut.
NAMUN... tetap mengemudi WALAUPUN sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilo ke depan, dirasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.
SETELAH beberapa kilometer, SAMPAILAH mereka pada daerah yg kering & matahari bersinar.

“SILAKAN berhenti & keluarlah”, kata Ibu
“KENAPA sekarang ?”, tanya-nya.
“Agar kau BISA MELIHAT seandainya berhenti di tengah badai”.
Sang Anak berhenti & keluar. Dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Dia MEMBAYANGKAN orang² yg terjebak di sana.
Dia BARU mengerti bahwa JANGAN PERNAH BERHENTI di tengah badai KARENA akan terjebak dalam ketidak pastian.
JIKA kita sedang menghadapi “badai” kehidupan, TERUSLAH berjalan, JANGAN berhenti & putus asa karena kita akan tenggelam dalam keadaan yg terus menakutkan.
LAKUKAN saja Apa yang dpt kita lakukan & yakinkan diri bahwa BADAI PASTI BERLALU.
KITA tidak kan pernah berhenti, tetapi maju terus Karena kita yakin bahwa di depan sana Kepastian dan Kesuksesan ada untuk kita...

HIDUP TAK SELAMANYA BERJALAN MULUS!!!

BUTUH batu kerikil supaya kita BERHATI-HATI..

BUTUH semak berduri supaya kita WASPADA..

BUTUH Pesimpangan supaya kita BIJAKSANA dalam MEMILIH..

BUTUH Petunjuk jalan supaya kita punya HARAPAN tentang arah masa depan..

Hidup Butuh MASALAH supaya kita tahu kita punya KEKUATAN..

BUTUH Pengorbanan supaya kita tahu cara KERJA KERAS.

BUTUH air mata supaya kita tahu MERENDAHKAN HATI.

BUTUH dicela supaya kita tahu bagaimana cara MENGHARGAI..

BUTUH tertawa dan senyum supaya kita tahu MENGUCAPKAN SYUKUR..

BUTUH Orang lain supaya kita tahu kita TAK SENDIRI..

Jangan selesaikan MASALAH dengan mengeluh, berkeluh kesah, dan marah", Selesaikan saja dengan sabar, bersyukur dan jangan lupa TERSENYUM.

Teruslah MELANGKAH walau mendapat RINTANGAN, Jangan takut..
Saat tidak ada lagi tembok untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud.
Perbuatan baik yg paling sempurna adalah perbuatan baik yg tidak terlihat, Namun.. Dapat dirasakan hingga jauh ke dalam relung hati.
Jangan menghitung apa yg hilang, namun hitunglah apa yg tersisa.
Sekecil apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan utk Kebutuhan Hidup.
Sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan utk Gaya Hidup.
Tidak selamanya kata-kata yg indah itu benar, juga tidak selamanya kata-kata yg menyakitkan itu salah.
Hidup ini terlalu singkat, lepaskan mereka yg menyakitimu, sayangi mereka yg peduli padamu.

SEMOGA BERMANFAAT..

Jumat, 06 Desember 2019

Ayo Berubah

*SEKAPUR SIRIH*
*DR Mawardi M Saleh*
_Dewan Pengawas Syariah HNI HPAI_
______________________


Tidak ada 
*"orang baik"* 
yang tidak punya 
*"masa lalu"*,

Dan tidak ada 
*"orang jahat"* 
yang tidak punya 
*"masa depan"*.

Setiap orang memiliki 
*"kesempatan"* 
yang sama untuk 
*"berubah menjadi lebih baik"*.

Bagaimanapun masa lalunya dahulu, sekelam apa lingkungannya dulu, dan seburuk apa perangainya di masa lampau..

Berilah kesempatan seseorang untuk 
*"berubah"*.

Karena, 
*"seseorang yang hampir membunuh Rasul pun"* 
kini berbaring di sebelah makam beliau. : 
*"Umar bin Khattab".*

Jangan melihat seseorang dari masa lalunya.. 
*"Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun"* 
akhirnya menjadi pedang-nya 
*Allah* : 
*"Khalid bin Walid"*

Jangan memandang seseorang dari 
*"status"* dan *"hartanya"*, 
karena 
*sepatu emas "fir'aun" berada di neraka*, 
sedangkan 
*terompah "Bilal bin rabah" terdengar di syurga.*

*Intinya*,

Jangan memandang 
*"remeh"* 
seseorang karena 
*"masa lalu"* 
dan 
*"lingkungannya"*, 
karena 
*bunga teratai* 
tetap 
*mekar cantik* 
meski tinggal di air yang kotor.

Maka untuk jadi 
*"hebat"* 
yang diperlukan adalah 
*"kuatnya tekad"*.

Tak perlu pusingkan masa lalu, 
tak perlu malu dengan tempat asalmu. 

Jika kau mau,
Kau bisa menjadi laksana 
*bunga teratai* 
yang tinggal di air yang kotor namun tetap *mekar mengagumkan*.

*"Berubah"* 
dan 
*"bangkit"* 
jauh lebih 
*"indah"* 
dari pada 
*"diam"* 
dan hanya *"bermimpi"* 
tanpa melakukan tindakan apapun.

*INGATLAH !!!*

Jika semua yang kita 
*"kehendaki"* 
terus kita 
*"miliki"*, 
dari mana kita belajar *"Ikhlas"...*?

Jika semua yang kita 
*"impikan"* 
segera 
*"terwujud"*, 
darimana kita belajar 
*"Sabar"...*

Jika setiap 
*"do’a"* 
kita terus 
*"dikabulkan"*, 
bagaimana kita dapat belajar 
*"Ikhtiar"...*

Seorang yang dekat dengan 
*"Allah"*, 
bukan berarti tidak ada 
*"air mata"...*

Seorang yang tekun 
*"berdo’a"*, 
bukan berarti tidak ada 
*"masa² sulit"...*

Biarlah 
*"Sang Penyelenggara Hidup"* 
yang berdaulat sepenuhnya atas kita, 
karena hanya 
*"Dia-lah/ ALLAH SWT"* 
yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang 
*"Terbaik"..*

Tetap 
*"SEMANGAT"…*
Tetap 
*"SABAR"…*
Tetap 
*"IKHLAS"…*
Tetap 
*"SYUKUR"...*
Tetap 
*"BERDOA"...*
Karena kamu sedang kuliah di *_UNIVERSITAS KEHIDUPAN..._*

Orang yang 
*"Hebat"* 
tidak dihasilkan melalui 
*"Kemudahan",* 
*"Kesenangan",* 
dan 
*"Kenyamanan"...*

Mereka dibentuk melalui 
*"KESUKARAN",* 
*"TANTANGAN",* 
*"HINAAN"*
dan bahkan 
*"AIR MATA"*..

Gantungkan hidup kita sepenuhnya hanya kepada 
*_ALLAH AZZA WA JALLA_*
*Serta Kebenaran & Memperbaiki Diri Kita*
*Semoga jadi renungan kita bersama*

UJUB TANPA KITA SADARI

_*UJUB TANPA KITA SADARI*_

Ujub ialah perasaan kagum atas diri sendiri. Merasa diri hebat. _Bangga_ diri. _Terpesona_ dengan kehebatan diri. 

_*Ujub lain,  Riya' lain*_

Kadangkala riya dapat dihindari. Tapi ujub masih ada.

_Contoh:_

Kita Sholat tahajjud diam-diam, tidak ada yg tau,  dan kita tidak cerita pada orang,  dengan harapan tidak riya', sebab hanya karena Allah SWT. Tetapi, dalam hati berkata-kata, 

_"hebat aku ini, bangun setiap malam tak pernah gagal Sholat Tahajjud, orang lain tidur pulas."_

itulah ujub, walaupun orang lain tidak tahu, & tidak riya'

Penyakit Ujub  adalah penyakit hati yang paling tersembunyi.

Perasaan Ujub bisa datang pada setiap saat .

•  Orang yang rajin ibadah merasa kagum dengan ibadahnya.

•  Orang yang berilmu, kagum dengan ilmunya.

• Orang yang cantik, kagum dengan kecantikannya.

•  Orang yang dermawan, kagum dengan kebaikannya.

•  Orang yang berdakwah, kagum dengan dakwahnya.

_Sufyan at-Tsauri mengatakan:_

_"Ujub adalah perasaaan kagum pada dirimu sendiri sehingga kamu merasa bahwa kamu lebih mulia dan lebih tinggi derajat"_

_Muthrif rahimahullah telah berkata:_

_“Kalau aku tidur tanpa tahajjud dan bangun dalam keadaan menyesal, adalah lebih baik dari aku bertahajjud tetapi merasa kagum dengan amalan tahajjudku tadi.”_

_Seorang Sahabat Nabi Abu Ubaidah al-Jarrah yang menjadi Imam. Setelah selesai salam beliau berkata:_

_“Syaitan selalu menghasut aku supaya merasa aku ini lebih hebat dari orang di belakangku. Aku tidak mau jadi Imam sampai kapanpun.”_

Ingatlah, semua kelebihan adalah anugerah dari Allah, oleh karena itu kagumlah hanya kepada _Allah_ , _bukan diri sendiri_ .

_*Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:*_
 
_"Apabila seorang lelaki  sedang berjalan dengan memakai baju yang bagus dan rambut yang disisir rapi  menyebabkan dia merasa kagum dengan pakaian dan dandanan rambutnya (merasa gagah). Lalu Allah tenggelamkan dia ke dalam  bumi dan dia terus ditenggelamkan sampai hari kiamat.”_ 
*(HR Bukhari dan Muslim)*

_"Ada 3 hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu Kikir yang ditaati, hawa Nafsu yang diikuti dan Ujub (rasa kagum dengan diri sendiri).”_ 
(HR Al-Bazzar dan Al-Baihaqi)

_Imam Nawawi rahimahullah berkata:_

_"Ketahuilah bahwa keikhlasan niat terkadang dihalangi oleh penyakit  Ujub. Barang siapa ujub dengan amalnya sendiri maka akan terhapus amalnya."_ 
(Syarh Arba’in)

Hanya tanpa sifat Ujub,  barulah ikhlas 100%. 

_Sifat ujub bisa dikurangkan dengan cara :_

1. Banyak-banyak istighfar memohon ampun kepada Allah, setiap kali terbetik kehebatan diri,

2. Mengganggap semuanya daripada Allah saja,  dan

3. Berdoa mohon bantuan Allah.

Mari kita sama-sama muhasabah diri, dan coba yang terbaik. 

Semoga Allah bantu kita mengikis penyakit Ujub...Karena yang berhak.hebat,ujub hanya Allah SWT semata.

Bismillaah & Insyaa Allah.🙏🙏

KODE DARI ALLAH

*اَلسَّــلاَمُ عَـلَـيْـكُمْ وَرَحْـمَـةُ اللَّهِ   وَبَـرَكَاتُـهُ*

KODE DARI ALLAH 

Udah dikasih kode, kok engga peka......

Kode apa sih?

Jadi gini, pernah gak temen-temen Lagi enak-enaknya tidur, eh Tiba - tiba banyak nyamuk yang menggigit kita, akhirnya terbangun dari tidur. Lihat jam ternyata jam 02.00
Lalu ambil obat nyamuk, terus tidur lagi

😴😴😴

Setengah jam kemudian terbangun lagi karena kebelet buang air kecil. Setelah buang air, lihat jam ternyata masih jam 02.30 Ya udah deh, tidur lagi.

💤💤💤

Lalu Udara dingin banget, bangun terus ambil selimut. Ternyata masih jam 03.00, Pasang selimut terus tidur lagi, dengan kehangatan selimut.

😴😴😴

💤💤💤
"AAAAHHHH..!!!! TIDAAAKK..!!!"

Terbangun...
Huft.. Ternyata tadi mimpi buruk. Lihat jam masih jam 03.30
"Tidur lagi ah, lumayan shubuh masih lama nih"

😴😴😴 💤💤💤

Sering kali kita tidak peka terhadap hal seperti itu, tidakkah kita merasa itu adalah kode dari Allah bahwa Allah sedang kangen sama kita?

❓❓❓

Allah ingin kita sholat malam, ingin mendengar doa - doa kita dan curhat kita. Allah lagi rindu kita

#PekaDong 😇😇😇

Di sepertiga malam Allah turun dari 'Arsy menuju langit bumi.
Allah datang, eh kita malah tidur..

😴😴😴

☝ ☝ ☝

Katanya pengen hidup berubah, sukses, pengen meng-hajikan orang tua, pengen punya rumah, pengen punya mobil dan motor, Terus katanya pengen dapat jodoh *ehh...

😅😅😅

Ketika manusia memberi kode kepada orang lain, terus orang tersebut nggak peka, pasti sakit hatikan ??
Terus bilang deh, "Kenapa sih kamu enggak peka sama aku?

❓❓❓

Coba bayangkan sudah berapa kali kita abaikan kode - kode dari Allah??

❓❓❓
☝ ☝ ☝

Nanti malam kalau dapat kode dari Allah, peka yaaa 😊...

Terus curhat deh pengen apa aja 😍

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa 😁

Rasulallah SAW bersabda : 
_"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja_
_dan ada orang yang mengamalkannya,_
_maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia),_ 
_dia akan tetap memperoleh pahala."_ 
(HR. Al-Bukhari)

REZIKI ITU URUSAN ALLAH

*MERINDING DAN SEDIH*

Ini.. serius anak SD?
Kok bisa.. 😢😢

Sesudah jumatan aku masih duduk di teras mesjid di salah satu kompleks sekolah. 

Jamaah mesjid sudah sepi, bubar masing-masing dengan kesibukannya.

Seorang nenek tua menawarkan dagangannya, kue traditional. 

Satu plastik harganya lima ribu rupiah. Aku sebetulnya tidak berminat, tetapi karena kasihan aku beli satu plastik.

Si nenek penjual kue terlihat letih dan duduk di teras mesjid tak jauh dariku. Kulihat masih banyak dagangannya. 

Tak lama kulihat seorang anak lelaki dari komplek sekolah itu mendatangi si nenek. Aku perkirakan bocah itu baru murid kelas satu atau dua.

Dialognya dengan si nenek jelas terdengar dari tempat aku duduk.

http://tedi.sukses.family

“Berapa harganya Nek?”
“Satu plastik kue Lima ribu, nak”, jawab si nenek.

Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :

“Saya beli 10 plastik, ini uangnya, tapi buat Nenek aja kuenya kan bisa dijual lagi.”

Si nenek jelas sekali terlihat berbinar2 matanya :

“Ya Allah terima ksh bnyk Nak. Alhamdulillah ya Allah kabulkan doa saya utk beli obat cucu yg lagi sakit.” Si nenek langsung jalan.

Refleks aku panggil anak lelaki itu.

“Siapa namamu ? Kelas berapa?”
“Nama saya Radit, kelas 2, pak”, jawabnya sopan.
“Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu?'”

” Oh .. tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa sepuluh ribu sehari. Tapi saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah.”

“Jadi yang kamu kasih ke nenek tadi tabungan uang jajan kamu sejak hari senin?”, tanyaku semakin tertarik.

“Betul Pak, jadi setiap jumat saya bisa sedekah Lima puluh ribu rupiah. 

Dan sesudah itu saya selalu berdoa agar Allah berikan pahalanya untuk ibu saya yang sudah meninggal. Saya pernah mendengar ceramah ada seorang ibu yang Allah ampuni dan selamatkan dari api neraka karena anaknya bersedekah sepotong roti, Pak”, anak SD itu berbicara dengan fasihnya.

Aku pegang bahu anak itu :

” Sejak kapan ibumu meninggal, Radit?”
“Ketika saya masih TK, pak”

Tak terasa air mataku menetes :

“Hatimu jauh lebih mulia dari aku Radit, ini aku ganti uang kamu yg Lima puluh ribu tadi ya…”, kataku sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan ke tangannya.

http://tedi.sukses.family

Tapi dengan sopan Radit menolaknya dan berkata :

“Terima kasih banyak, Pak… Tapi untuk keperluan bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan… Tapi bapa punya keluarga…. Saya pamit pulang dulu Pak”.

Radit menyalami tanganku dan menciumnya.

“Allah menjagamu, nak ..”, jawabku lirih.

Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si nenek penjual kue ada di sebuah apotik. Bergegas aku kesana, kulihat si nenek akan membayar obat yang dibelinya.

Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya. Kasir menjawab : ” Empat puluh ribu rupiah..”

Aku serahkan uang yang ditolak anak tadi ke kasir : ” Ini saya yang bayar… Kembaliannya berikan kepada si nenek ini..”

“Ya Allah.. Pak…”

Belum sempat si nenek berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan apotik… Aku bergegas pergi untuk melanjutkan perjalananku lagi.

Dalam hati aku berdoa semoga Allah terima sedekahku dan ampuni kedua orang tuaku yg sudah meninggal serta anak2ku yg sedang berjuang menuntut ilmu.

Saudara & Sahabatku ada kalanya seorang anak lebih jujur dri pada orang dewasa, ajarkan lah anak2 kita dri dini tindakan nyata yg bukan teori semata.

Kisah ini dari hamba Alloh.

Silahkan di share sahabat

*SHARE AJA….*

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa.

Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)

Ya ALLAH...
▶ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
▶ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
▶ Lapangkanlah hatinya
▶ Bahagiakanlah keluarganya
▶ Luaskan rezekinya seluas lautan
▶ Mudahkan segala urusannya
▶ Kabulkan cita-citanya
▶ Jauhkan dari segala Musibah
▶ Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar dan Mungkar.
▶ Dan dekatkanlah jodohnya untuk yg blm punya jodoh & orang yang
membaca serta membagikan status ini.
Aamiin yaa Rabbal'alamin

NB: JIKA ANDA MENDUKUNG PERJUANGAN DAKWAH INI, KAMI MINTA DO'ANYA & BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…!!!

http://tedi.sukses.family
‏​‏ 
Silahkan kalau mau dikirimkan keseluruh sahabat, tetangga dan kluarga Anda, mudah²an menjadi *Amal Jariah*. Aamiin.

Rabu, 04 Desember 2019

KETIKA REZEKI KITA HABIS

*_Bismillaah..._* 
*_Renungan hari ini_*
_Kamis, 4 Desember 2019/8 Rabi'ul Akhir 1441 H_

*[KETIKA REZEKI KITA HABIS, MAKA AJALPUN TIBA]*


Jangan perdulikan jasad kita yang akan busuk & hancur!! ... 
Kaum muslimin akan melaksanakan kewajiban mereka:

1. Memandikan kita 
2. Mengkafani kita 
3. Menyolati kita 
4. MENGUBURKAN KITA

*Yakinlah...!*
bahwa:
Dunia tidak sedih karena KEMATIAN kita 

~Alam semesta tidak berduka atas kepergian kita.!
~Segala sesuatu akan berjalan seperti biasa dan tidak berubah dengan perpisahan kita .!!
~Perekonomian akan terus berputar.!
~Pekerjaan kita , akan digantikan orang lain!
Harta kita akan pindah tangan secara halal kepada ahli waris.!
Sementara ​kita yang akan di HISAB atas segala sesuatu hingga perkara yang besar sampai dengan hal yang paling kecil.!!

Yang pertama lepas dari kita adalah nama kita ..
Saat kita meninggal dunia: Orang2 bertanya : ​​Dimana MAYATnya ?​​ Mereka tidak lagi memanggil kita dengan nama kita.. Nama kita tinggal kenangan belaka.

Ketika mereka akan mensholati, mereka bilang : ​​Bawa sini JENAZAHnya.!!!​​ Mereka tidak lagi menyebutkan nama kita.. Betapa cepat namamu hilang berlalu....​

Ketika mereka akan menguburkan kita , mereka berkata: ​Dekatkan MAYITnya.!!​ tanpa menyebutkan nama kita..

*Karena itu...*
Janganlah tertipu oleh kehormatan, status sosial dan kelebihan kelompok kita..!!
Jangan terperdaya oleh kedudukan, jabatan dan nasab keturunan kita...!!

​Alangkah sepelenya dunia ini... dan betapa besar apa yang akan kita hadapi...​

*Kesedihan orang atas kepergian kita ada 3 :*

1.Orang yang mengenal kita sepintas akan mengatakan: ​​Kasihan...!!​​

2.Teman dan sahabat kita akan bersedih beberapa saat atau beberapa hari, kemudian mereka kembali pada rutinitas dan canda tawa mereka..

3.Kesedihan mendalam di rumah...Keluarga kita akan bersedih sepekan... satu-dua bulan atau hingga satu tahun... Kemudian mereka akan meletakkan kita dalam album kenangan...

Demikianlah...
Kisah kita di antara manusia telah berakhir...

Kita hanya tinggal ​ALBUM KENANGAN​.

Kisah kita yang sebenarnya baru dimulai... bersama sesuatu yang nyata, yaitu: ​Alam Akhirat​

Telah lepas dari kita :
1.Ketampanan/Kecantikan
2.Harta, Rumah
3.Kedudukan/Jabatan
4.Anak
5.Istri/Suami

​Kehidupan kita yang sesungguhnya baru dimulai​

*Pertanyaannya sekarang adalah...?*

​Apa yang telah kita siapkan untuk kubur dan akhirat kita..? 
Ini adalah KENYATAAN yang akan terjadi dan perlu direnungkan...!​

​Check ibadah kita ... yang wajib dan yang sunnah​..
​Check Amal sholeh dan Sedekah​ kita ..
​Check perilaku dan tingkah laku kita ..

​Semoga kita semua menyiapkan bekal utk kehidupan yg kekal.. Dan Selamat di Akhirat..

Allah berfirman :

(وذكّر فإن الذكرى تنفعُ المؤمنين) 

"Dan berilah peringatan! karena peringatan itu bermanfaat bagi orang2 beriman"

Kenapa Mayit memilih: 
​"Sedekah"​ jika kembali ke dunia..? Sebagaimana firman Allah:

 رب لولا أخرتني إلى أجل قريب: فأصدق

​"Ya Allah! jika Engkau tunda ajalku sebentar saja, niscaya kita akan bersedekah"​
Mereka tidak mengatakan:
👉Niscaya kita akan Haji/Umroh..
👉Niscaya kita akan Shalat..
👉Niscaya kita akan Puasa..

*Para Ulama menjelaskan :* "Mayit hanya mengatakan Sedekah, karena dia melihat dampak sedekah yang sangat besar setelah kematian"

semoga Alloh senantiasa memberikan kemudahan kita untuk senantiasa bersedekah dan menerima amal jariyah kita bersama.. 
Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin.
_________________________
*Repost By :*
Wa.me/62877-3865-4523 
_Arief Hrd_ _*(BaitulMal FKAM).*_
_Forum Komunikasi Aktivis Masjid_

sutra untuk ibu

*Selembar Bahan Sutra untuk Ibu, Allah Ganti*
Islampos / Saad Saefullah 

IBU Yeni, seorang anggota DPR mengisahkan pengalamannya mengenai sedekah yang membawa keberkahan baginya. Kejadian ini dialaminya sekitar bulan Agustus tahun 2001 yang lalu. Saat itu ia mendapat undangan seminar di Sumatra Selatan.

Karena masih masa nifas dan membawa anak bungsunya yang kala itu masih berusia 35 hari, ia memutuskan membawa ibunya.

Bukan main senangnya sang ibu dibawa pelesiran naik pesawat. Maklum saja, tahun 1972 waktu naik haji, ia cuma naik kapal laut. Di pesawat tak henti ibunda tercintanya menyatakan kesenangannya naik pesawat.

“Alhamdulillah… kesampaian juga Ibu naik pesawat,” syukurnya. Yeni yang duduk di sebelahnya tersenyum.

“Coba Buya (ayah) masih hidup ya… dia pasti senang naik pesawat kayak gini,” tuturnya lagi dengan mata berkaca-kaca. Yeni menoleh dan mengusap pundak ibunda tercintanya.

“Sudahlah Bu, Buya pasti sudah bahagia sekarang. Selama hidup Buya kan sangat baik, maka Allah pasti melimpahkan kebahagiaan padanya…”

“Yah…” Ibu menganguk-angguk, “Buya emang baik….” lanjutnya sendu.

Tidak lama kemudian mereka tiba di bandara dan diantar oleh panitia ke sebuah penginapan yang sederhana. Ibunya nampak sangat bahagia. Untuk menyenangkan hatinya, Yeni memesankan makanan kesukaannya.

“Dimakan, Bu…” kata Yeni. Ibunya mengangguk dan mulai makan dengan lahap.

Keesokan harinya saat Yeni ikut seminar, Ibu menjaga cucunya yang masih merah di penginapan. Seminar itu untunglah tidak begitu lama. Jeda makan siang, mereka diajak makan di sebuah restoran khas Sumatra Selatan. Konon restoran ini biasa ditongkrongi oleh para pejabat dari pusat.

Memang suasananya sangat asri, bertingkat dua, dan Subhanallah makanan yang tersaji juga terasa sangat nikmat.
“Pepes ikan dengan duriannya enak sekali, Yen…” Ibu memberikan penilaian seraya makan dengan lahap.

“Kalau di Tangerang, daerah kita durian cuma untuk Kinca teman makan ketan ya, ternyata buat pepes juga enak,” imbuhnya kemudian.

“Alhamdulillah… kita di sini jadi nambah ilmu kan, Bu?” balas Yeni tersenyum.

Selesai makan, mereka menuju penginapan lagi untuk berkemas. Ya, mereka harus kembali ke Jakarta hari itu juga. Sebelum berangkat, Yeni memeriksa sebuah bungkusan yang diberikan panitia saat seminar tadi.

“Subhanallah… bagus amat nih kain sutra?” desisnya takjub sambil menyidik bahan itu dengan teliti. Yeni bertekad akan menjahitnya setiba di Jakarta nanti.

Saking indahnya kain tersebut, di pesawatpun Yeni tak kuasa membayangkannya. Menjahitnya menjadi baju muslimah yang indah yang akan dikenakannya pada event-event tertentu. Tapi sejenak kemudian hati kecilnya berkata, “Berikan saja pada ibumu….”

“Bagaimana, ya…. bagus banget sih?” sekilas bathinnya tak rela. Rupanya syetan sedang merasuki niat baiknya.
“Sudah… kasih Ibu saja, supaya dia senang, kamu kan bisa beli nanti lagi…” hati kecilnya kembali berkata.

Sejenak Yeni merasa bimbang. Terus-terang saja, ia sangat ingin memiliki bahan itu untuk dirinya. Sudah dibayangkannya begitu manisnya ia dalam balutan baju berbahan sutra itu. Suaminya pasti memuji, anak-anaknya pasti juga bangga. Tapi…

“Ah, sudahlah biar untuk ibuku saja,” hati kecilnya memenangkan pergolakan bathin.
Maka Yeni memberikan kain sutra itu pada ibunya. Mata ibunya bersinar menerima pemberian itu. Paras bahagia yang tak bisa ditutupinya. Yeni tak menyesal memberikannya.

Sesampainya di Jakarta, Yeni kembali mengisi hari-harinya dengan seabreg aktivitas yang menunggunya. Ia sudah tak teringat lagi kain sutra indah pemberian panitia seminar di Sumatra Selatan itu. Sampai dua hari kemudian seorang temannya kembali dari Malaysia dan membawa titipan dari teman Yeni, yang orang asli Malaysia.

“Apaan ini?” Yeni mengerutkan dahinya, menatap bungkusan yang diberikan temannya itu.

“Titipan dari teman Malaysiamu, aku nggak tahu isinya, buka aja gih…”

BACA JUGA: Nenek Buta Huruf Ditipu Tetangga, Rumahnya ‘Dibeli’ Rp300 Ribu

Tanpa menunggu lama, Yeni membuka bungkusan itu dan terbelalak,”Subhanallah bagus banget….” serunya takjub. Temannya pun ternganga.

Selembar bahan sutra yang lebih halus dan lembut warnanya.

“Benar-benar Allah Maha Besar…” Yeni berbisik pelan.

Kain sutranya telah digantikan oleh Allah dengan yang lebih bagus dan manis. Yeni kemudian teringat sebuah hadits Rasulullah Saw, bahwa kebaikan yang cepat mendapatkan balasannya di dunia adalah kebaikan kita kepada orang tua. []

Sumber : www.wisatahati.com

Poligami boleh atau bagaimana ?

KITA MENIKAH UNTUK IBADAH BUKAN UNTUK MEMUASKAN HAWA NAFSU DAN KEBANYAKAN SAHABAT NABI SAW ISTRINYA HANYA SATU SAJA
"Saya berpoligami.. dan saya menyesal telah berpoligami.. ” begitulah pengakuan Habib Ali Al-Jufri
Ketika berdialog dengan para aktivis wanita Mesir dalam acara ‘Momkeen’ yang ditayangkan secara live di stasiun TV CBC belum lama ini.
“Kenapa saya merasa perlu menceritakan pengamalan pribadi saya ini ? Karena saya rasa ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan ‘hanya’ menyebutkan dalil-dalil dan pendapat para ulama..”
“Saya bukannya menafikan ada sebagian praktek poligami yang bisa berdampak positif, hanya saja ‘nafsu’ ini.
jika ia sudah terlanjur menginginkan sesuatu maka ia akan mencari-cari ribuan dalil dan alasan untuk membenarkan kemauannya.
Ia akan mencari ‘tameng’ sehingga seakan-akan apa yang ia lakukan adalah hal suci nan mulia, padahal tujuan utama ‘nafsu’ ini adalah memuaskan keinginan pribadi. ”
Habib Ali meneruskan penjelasannya, Khairi Ramadhan Sang pembawa acara dan 3 Aktivis wanita Mesir itu tampak serius menyimak..
“Waktu itu umur saya 22 tahun.. Dan saya berpoligami dengan alasan banyak syarifah-syarif
ah yang belum menikah.
Kali saja dengan menikahi sebagian dari mereka saya bisa ‘menjaga’ mereka di rumah saya, dan dengan itu saya akan mendapatkan pahala karena telah membantu mereka.. ”
“Namun kemudian saya berfikir.. Saya mengintropeksi diri dan bertanya pada diri saya : ” apakah niatmu itu benar-benar tulus.. ?
Jika memang begitu mengapa engkau tidak memberikan hartamu itu untuk lelaki lain yang memang layak menikahi wanita-wanita itu ?
Bukankah dengan itu kau juga akan mendapat pahala yang besar ?( Mengapa ‘harus’ dirimu yang menikahi mereka bukan orang lain ?)”
Pernyataan Habib Ali ini mungkin membuat banyak pihak terkejut, tapi tentunya bukan berarti beliau menolak syariat poligami.
Beliau tetap berpendapat bahwa poligami hukumnya ‘mubah’ atau bahkan dianjurkan dalam sebagian contoh kecilnya.
dalam acara Amant Billah, ketika berdialog dengan aktivis liberal Mesir Hala Diyab, beliau berkomentar :
“tidak ada yang salah dengan syariat poligami. hanya saja dari pengalaman pribadi saya, saya bisa menyimpulkan bahwa kebanyakan pria di zaman ini tidak layak untuk berpoligami, termasuk saya sendiri.. ”
Pengakuan beliau ini menurut saya adalah sebuah sindiran akan banyaknya fenomena-fenomena unik poligami di zaman now ini. Sekarang banyak ustadz muda yang baru ‘viral’ dikit aja, dengan wajah lumayan, memiliki banyak jama’ah wanita, langsung saja ia memilih ber-poligami lalu berteriak-teriak :
” Sunnah.. ! Sunnah .. ! ” Ia menampilkan dirinya sebagai pahlawan dan penegak sunnah, toh padahal yang ingin ia bela dan ingin ia tegakkan adalah ‘Nganu’-nya sendiri.
Lebih miris lagi ia yang kesehariannya jauh sekali dari sunnah-sunnah Rasul : gak pernah Tahajjud, jarang sholat Dhuha, males-malesan puasa, tapi ketika ingin kawin lagi dengan berapi-api dia berkata : Sunnah.. ! Sunnah..!
Lagian siapa bilang Poligami itu Sunnah ?? Adakah dalil yang menyatakan bahwa mereka yang beristri banyak lebih tinggi derajat dan lebih melimpah pahalanya dari mereka yang hanya beristri satu ?
Nambah istri itu hukum aslinya adalah Mubah (boleh) sama seperti ketika kita makan di warung lalu kita minta nambah EsTeh atau sepiring bakso ! Syaikh Wahbah Zuhaily menegaskan bahwa menikahi satu wanita itu lebih utama, sedangkan poligami diperbolehkan dalam keadaan mendesak karena sebab-sebab tertentu.
Pada asalnya, Islam sama sekali tidak pernah ‘menganjurkan’ poligami apalagi mewajibkannya.
ﺇﻥ ﻧﻈﺎﻡ ﻭﺣﺪﺓ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﻫﻮ ﺍﻻﻓﻀﻞ ﻭ ﻫﻮ ﺍﻟﻐﺎﻟﺐ ﻭ ﻫﻮ ﺍﻻﺻﻞ ﺷﺮﻋﺎ ﻭ ﺍﻣﺎ ﺗﻌﺪﺩ ﺍﻟﺰﻭﺟﺎﺕ ﻓﻬﻮ ﺃﻣﺮ ﻧﺎﺩﺭ ﺍﺳﺘﺜﻨﺎﺋﻲ ﻭ ﺧﻼﻑ ﺍﻻﺻﻞ ﻻ ﻳﻠﺠﺄ ﺍﻟﻴﻪ ﺍﻻ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﺍﻟﻤﻠﺤﺔ ﻭ ﻟﻢ ﺗﻮﺟﺒﻪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﻭ ﻟﻢ ﺗﺮﻏﺐ ﻓﻴﻪ ﻭ ﺍﻧﻤﺎ ﺍﺑﺎﺣﺘﻪ ﻷﺳﺒﺎﺏ ﻋﺎﻣﺔ ﻭ ﺧﺎﺻﺔ
Senada dengan Syaikh Wahbah, Syaikh Al-Buthy juga berpendapat bahwa tidak seharusnya seorang lelaki menambah istri kecuali dalam keadaan gawat darurat.
Tentu saja saya kaget ketika tempo hari membaca fatwa salah seorang ulama salafi-wahhabi yang menyatakan bahwa : siapa yang meyakini bahwa menikahi satu wanita lebih utama dari poligami maka ia dihukumi KAFIR !!!
Pada intinya poligami itu sama seperti rindu.. Sama-sama berat. Ia yang tidak bijak dan adil dalam berpoligami akan dipermalukan Allah kelak di hari kiamat karena ia akan dibangkitkan dengan tubuh miring sebelah.
ﻣﻦ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ ﺇﻣﺮﺃﺗﺎﻥ ﻓﻤﺎﻝ ﺇﻟﻰ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭ ﺷﻘﻪ ﻣﺎﺋﻞ
” Barang siapa yang memiliki dua istri, lantas prilakunya condong pada salah satunya, maka kelak di hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan tubuh miring sebelah.. ” (HR. Tirmidzi)
Menurut Habib Ali Al-Jufri, seorang yang ingin berpoligami harus memiliki kemampuan yang sempurna untuk menguasai keadaan, mengatasi konflik, dan mengobati ‘luka’. dan tidak sembarang orang memiliki kemampuan seperti itu.
Tak heran, ketika ditanya mengapa anda tidak mempunyai banyak istri layaknya ulama-ulama lainnya ? Syaikh Wahbah Zuhaily, ulama besar asal Suriah itu menjawab :
” Seandainya boleh dan bisa tergambarkan menikahi ‘setengah’ wanita, maka aku akan menganjurkan para pemuda untuk menikahi setengah wanita saja ! Ya setengah ! Bukan satu.. ! ”
Punya satu istri saja tanggung jawabnya sudah sebegitu beratnya, gimana mau mikir nambah dua atau tiga ? Mungkin itu yang ada dalam fikiran Syaikh Wahbah ketika menjawab pertanyaan itu..
Masih menukil kalam Habib Ali :
” meskipun mendengar ribuan dalil, nash-nash dan hikmah-hikmah syariat poligami, seorang perempuan tak akan pernah rela jika suaminya menikah lagi, ini adalah fitrah asli setiap wanita.. Ini adalah tabiat setiap wanita dan sudah sewajarnya mereka seperti itu..
Sayyidah Aisyah saja merasa cemburu kepada Sayyidah Khadijah padahal ia sudah wafat bertahun-tahun lamanya.. ?
Disini Habib Ali seakan memberikan sindiran keras kepada mereka yang udah mbawa-bawa ‘sunnah’ eh malah menuduh istri yang tidak rela dipoligami sebagai istri yang cacat iman dan kurang berkah, mereka mengukur lemah-kuat keimanan istri hanya dari kesediaannya untuk dimadu atau tidak.
Mereka yang mempunyai pandangan seperti itu seakan-akan sedang ingin membunuh tabiat dan ‘fitrah’ asli dari seorang wanita..
” hanya saja.. ” Habib Ali menuturkan.. ” sering kali apa yang ditetapkan syariat itu bertentangan dengan keinginan kita, terasa berat oleh nafsu kita.. ”
Beliau lalu menjelaskan bahwa Islam tidak pernah meminta seorang istri untuk tidak cemburu, atau memerintahkan istri untuk rela begitu saja ketika dimadu suami.
Cemburu, tidak rela, jengkel, marah itu adalah hal yang wajar. Hanya saja jangan sampai hal-hal itu membuat seorang istri mengingkari suatu syariat yang diperbolehkan dalam islam. Akal juga harus bermain disini, bukan hanya nafsu dan perasaan.
# PERSIAPAN MENUJU AKHIRAT #
DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMANYA

DR ZAKIR NAIK Dlm Suatu Ceramah

Ummiku Sayang :
Dari: Dr Zakir Naik.

Mohon baca sampai habis.

Kita selalu meluangkan sedikit waktu utk Allah. Tapi DIA selalu menyayangi dan merahmati kita. Allah sentiasa bersama kita. Mari kita luangkan waktu 30 menit saja untuk mengingat ALLAH. Bukan berdoa, tetapi memuji-NYA.

Hari ini, mari kita sebarkan pesan ini ke seluruh dunia. Maukah anda melakukanya? 
Jgn simpan pesan ini.

Kenapa kita mengantuk apabila SHALAT malam? Tapi bisa terjaga sepanjang malam untuk berwhatsapp.

Kenapa kita bosan bila lihat & baca AL-QURAN? Tapi bisa berjam2 lamanya baca whatapps

Kenapa kita sering mengabaikan dan menghapus pesan2 yang berhubungan dengan agama? Tapi selalu menyimpan dan mengirimkan pesan2 yang bercanda.

Kenapa Masjid makin sepi? Tapi mall2 semakin ramai, sedangkan mall adalah tempat yang paling dibenci Allah.

Kenapa kita selalu me nyebut2 nama artis2? Tapi kita susah sekali untuk mengngat ALLAH.

Ingatlah; Allah (SWT) Berfirman : *_Jika kamu berpaling dari aku di depan kawan kamu, Aku akan berpaling dari kamu pada Hari Kiamat kelak._*

Jika seseorang menutup satu pintu, Allah akan membukakan dua pintu; Jika Allah membuka pintu untuk kamu, kirimkanlah pesan ini termasuk kepada saya.

Dikatakan bahwa apabila Malaikat Maut mencabut nyawa dari jasad kita. Itu satu pengalaman yang sangat menyakitkan.

Dikatakan juga bila manusia dibangkitkan pada Hari Kiamat, rasa sakit saat roh dicabut dari jasad masih terasa.

*Maka, ALLAH menyuruh kita utk membaca AYAT KURSI setiap habis Shalat fardhu.*

*Dikatakan barang siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai Shalat fardhu, roh nya akan dicabut seperti mengambil sehelai rambut dalam tepung.*

Bayangkan betapa ringannya rasa ITU,
Masya-Allah!  Semoga Allah menyelamatkan kita dari rasa sakit itu dan semoga DIA mencabut nyawa kita dgn iman di hati dan selamatkan kita dari Azab. Aamiin ya rabbal 'alamiin...

Ini yang biasa kita lakukan....
Banyak diantara kita yang masih berbicara disaat  Azan dikumandangkan...

Nabi Muhammad(SAW) bersabda :
*Berhenti melakukan apapun juga disaat Azan dikumandangkan termasuk saat kita sedamg membaca Al-Quran.*

*Barang siapa yang berbicara di saat Azan dikumandangkan orang itu tak akan dapat mengucap Kalimah Shahadat sewaktu dia dalam kondisi sakratul maut.*

BACA DOA INI.....

 *Allahumma- inni-ala- zhikrika-wa Shukrika-wa-husni-ibaadatika.* 

Doa yg  bagus sudah dikirim kan kepada anda. Apa yg akan anda lakukan dgn Doa ini. Bayangkan kalau 1000 org membaca doa ini karena anda.

Masya Allah!!

Bangunlah apabila anda mendengar AZAN, sama seperti anda bangun apabila mendengar lagu di nada dering anda.
 
Bacalah AL-QURAN dengan tartil seperti anda membaca pesan di WA anda.

Takutlah kepada ALLAH, seperti anda takut akan menghadapi kematian.

Ingatlah akan kematian seperti anda mengingat NAMA anda sendiri.


⚠ 80% orang tidak akan mengirimkan pesan ini.
Sekarang terserah anda.

_SEMOGA ANDA TDK TERMASUK KEDALAM ORANG 80 % TSB.

Rabu, 27 November 2019

LELAKI ES

*LELAKI ES*

4


Han mengantarku pulang ke rumahnya. Di perjalanan ia membisu saat kubertanya kapan ia mencuri cium dariku? Ia diam dan serius sekali mengendarai motornya, seperti sedang mengejar waktu. Setelah sampai, ia langsung pergi lagi. ‘Huf, dia bersikap dingin lagi, dasar! Kalau besok-besok aku minta cium dan nggak dikasih lagi? Awas aja, aku yang akan nyosor duluan. Huh! Kibas poni.’ Ririn tak tahu malu ... agh! Aku mengacak rambut sendiri.
Tak lama kemudian mama tiba. Ia mengenakan kebaya dan jilbab yang rapi. Tampaknya baru saja dari hajatan. Papa memarkirkan motor di teras samping rumah.
“Halo, Sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya mama. “Di hajatan tadi ramai yang cerita tentang perampokan di pasar. Mama langsung ingat kamu.”
“Alhamdulilah nggak apa-apa, Ma.” Lalu sambil berjalan ke dalam rumah, kuceritakan semua yang kami alami di pasar tadi. Mama menatapku dengan serius dan terkadang menggeleng-gelengkan kepalanya. Wanita ayu itu menarik kursi untukku sambil tetap mendengarkan dengan antusias. Tentu saja bagian minta cium tidak kuceritakan. Terakhir, ia mengusap kepalaku dengan lembut.
“Ya, udah, nggak apa-apa. Yang penting, semua yang kamu dan Han lakukan harus dengan perhitungan yang matang.”
Syukurlah mama tidak menyalahkanku. Aku tersenyum menatapnya. Sepasang manik mata memancarkan kelembutan yang sudah lama tidak kudapatkan.
“Kamu istirahat saja dulu, mama mau ganti baju ... atau mau minta mama melakukan sesuatu?”
Hmm, mungkin ini saatnya aku melakukan misi. Pertama-tama mencari tahu tentang masa lalu suamiku yang super dingin itu.
“Pengen liat album foto ‘jadul’-nya Han, dong, Ma!” pintaku.
“Oh ... boleh.” Mama sedikit tertawa. “Sini!” ajaknya. Aku mengekor mama menuju sebuah bufet. Ia membuka salah satu loker dan memberikan beberapa album foto.
“Mama salin bentar, nanti ke sini lagi,” ucapnya.
Aku mengangguk.
Sambil memijat tangan kanan yang masih sakit, aku membalik tiap lembar album kenangan itu. Foto bayi-bayi mungil sampai balita tertera. Sayang aku tidak bisa membedakan antara Han dan adik-adiknya, mereka sangat mirip. Nah, kalau foto yang sudah bersekolah, aku bisa mengenali Han.
Aku terkikik saat membandingkan semua fotonya. Suamiku itu jarang sekali tersenyum. Mungkin tegang kali ya di depan kamera?
Mama tiba dan mengajakku ke halaman samping yang asri, hawanya sejuk karena pohon yang rindang. Kami membawa album-album foto itu bersama.
Perlahan mama menceritakan tiap foto yang membawanya ke masa lalu itu dengan runut dan suara yang lembut.
“Han tumbuh dengan didikan militer ayahnya. Ditambah lagi kedua adiknya cowok semua. Jadilah mereka kompak main bertiga aja. Sampai gede, ngumpulnya ya itu-itu aja. Punya temen juga cowok semua. Paling temen cewek tetangga sini yang suka main ke rumah.”
“Han nggak pernah punya pacar, Ma?” Aku penasaran.
“Waktu SMA, sih, kayaknya pernah, ya? Tapi cinta-cinta monyet gitu.”
Aku manggut-manggut. Jadi, Han normal, dong. Dia begitu karena lingkungan keluarga yang didominasi pria.
“Han berhenti dekat dengan perempuan saat pacar Martin meninggal tertembak,” ujar mama menyebutkan nama adik laki-laki Han.
“Tertembak?”
“Waktu itu mereka lagi jalan-jalan ke pantai, sama Han dan teman mereka yang lain. Beberapa orang menyebut nama Han dengan bawa senjata, mungkin ada penjahat yang dendam sama dia. Terjadi tembak-menembak sampai cewek itu kena. Setelah kejadian kami baru tau kalau penjahat itu mengira pacar Martin adalah pacar Han.”
Mama menarik napas dalam. “Melihat kesedihan adiknya, Han pun ikut terluka. Sejak itu ia nggak pernah dekat sama cewek mana pun. Bahkan saat adik-adiknya sudah bisa melupakan kejadian itu dan punya pacar lagi, Han masih juga sendiri.”
‘Nggak diragukan lagi suamiku benar-benar lelaki, kalau begitu. Ceritanya sedih tapi aku mendengarnya dengan perasaan senang karena lega. Ah, nggak empati sekali aku ini?’
“Sampai umurnya 30, kami menjodohkan Han dengan banyak gadis, tapi semua ditolaknya.”
“Benarkah?” Wah, ternyata trauma itu sangat mendalam di hati Han.
“Ya, mama dan papa sempat khawatir jangan-jangan Han nggak mau menikah selamanya. Mungkin dia masih merasa bersalah pada cewek yang meninggal itu. Padahal keluarga mereka sudah memaafkan dan hubungan kami cukup akrab.”
‘Terus, kok dia mau nikah sama aku? Jeng jeng! Jangan-jangan cuma karena kewajiban menuruti perintah orang tua, lagi? Mande ... kasihan sekali putrimu ini. Padahal aku sudah sangat terpesona padanya.
“Dia langsung mau saat kami menyebutkan nama Ririn,” ujar mama seraya terseyum.
‘Tuh, kan? Dia hanya menjalankan kewajiban biar nggak jadi bujang tua? Aih, sedihnya.
Mama terlihat membolak-balik halaman album. Lalu, ia berhenti di satu foto dan menunjuknya.
“Kamu tau siapa anak ini?”
Aku mendekat dan mengamati. Itu foto balita cewek. Aku menggeleng cepat dan memandang mama minta penjelasan.
“Ini Ririn ...,” ucap mama sedikit terkekeh.
“Masa? Ririn nggak inget pernah foto bareng Han?” selain Han ada juga kedua adiknya dalam foto itu.
“Kami pernah datang waktu Mande-mu meninggal, Sayang,” Mama mengusap kepalaku. “Saat itu usiamu empat tahun, kamu nggak inget, ya?”
Aku menggeleng lagi. Kemudian mengamati foto itu lebih lama.
“Jadi waktu Ririn umur empat tahun, Han sudah setinggi ini?” tanyaku takjub. Beda umur kami jauh atau badannya yang bongsor, ya?
“Ah ... iya, Han waktu itu sudah kelas lima SD.” Mama sedikit tergelak.
Jadi begitu? Berarti Han pasti ingat momen ini, dong, ya? Berarti dia udah lama kenal aku? Pastinya dia punya kenangan tentang kami, sementara nggak ada yang kuingat sama sekali. Huh, curang.
Kabarnya, sih, papaku dan papa Han bersahabat. Tapi tempat tugas memisahkan. Mungkin sesekali masih bertemu dan saat itu aku masih kecil. Karena sejak yang bisa kuingat, keluarga kami tidak pernah bertemu kecuali saat melamar waktu itu.
Aku dan papa hidup berdua sampai papa menikah lagi, lalu aku memilih hidup sendiri.
Sekarang ... aku seperti punya mama lagi.
“Lama banget Ririn nunggu buat bisa ngerasain punya mama lagi,” ucapku dengan mata ditutupi kaca-kaca.
“Benar, Nak. Mama sekarang adalah mamamu juga,” ucap mama sambil menggenggam tanganku, lalu aku tak bisa menahan untuk tidak memeluknya.
***
Malam itu Han belum juga pulang. Aku menunggu di kamar sambil ... biasa lah, ‘chat’ dengan teman di grup. Dengan berapi-api aku mengabarkan pada mereka bahwa Han-ku normal.
[Sekarang tinggal menunggu bukti, dong, ya? Berapa lama kalian nikah? Empat hari? Oke masih bisa dimaafkan, lah ....] ketik Risa.
[Oke!] jawabku dengan ... sedikit ragu sambil menggigit bibir. Mampukah aku menaklukkan dinding es itu? Kadang kalau lagi nyusun rencana kayaknya udah berani ... aja, tapi pas di depan orangnya ... alamak gemeter kaki ini, langsung keringet dingin.
[Harus genit, ya, genit! Ingat!] tulis Tina.
[Jangan kasih cewek lain lebih genit dari kita sebagai istri!] balas Yeoni.
[Hidup, istri sah!]
[Hidup!]
‘Well, semangat sudah menggebu, nih. Tapi apalah daya kalo ‘laki’-nya nggak ada? Emang aku harus genit ke cicak-cicak di dinding kamar ini?’
Pintu diketuk, tapi bukan suara suamiku yang menyapa. Mama muncul dengan seorang wanita paruh baya bertubuh gemuk.
“Ini, Mbok,” ucap mama pada wanita itu “Mama turun dulu, ya,” lanjutnya.
Lho?
“Mbok ini siapa?” tanyaku heran.
“Saya tadi disuruh Nak Han buat mijet istrinya, katanya habis berantem sama penjahat, takut ada yang kecetit, gitu,” jawab mbok itu sambil tersenyum.
Hah? Ah, Han, aku mengulum senyum, sulit melukiskan perasaan ini.
‘Nggak apa-apa, deh, orangnya nggak pulang malam ini, asal dia inget sama aku.’ Aku tersenyum lagi sambil bersiap-siap dipijat Si Mbok ini.
***
Pagi-pagi sekali aku sudah mandi dan rapi. Tapi Han belum juga pulang. Aku turun menyapa mama yang sedang memasak. Detik kemudian membantunya dengan kemampuan yang pas-pasan ini.
Selesai masak, mama menarikku ke kamarnya.
“Mama dari dulu pengen ... banget ngurusin rambut anak cewek. Anak mama kan cowok semua.”
Ia mendudukkanku di depan meja riasnya.
“Rambu Ririn hitam dan lebat, dikepang dua pasti cantik,” ujarnya.
Aku diam saja. Jujur seumur hidup belum pernah ngerasain rambut disisir ibu sendiri. Mataku menghangat, ada yang memaksa keluar lewat celah mata, tapi sebisanya kutahan.
Mama membagi dua rambutku dan meraihnya sedikit demi sedikit dari sekitar kepala bagian kanan.
“Ini namanya kepang seribu.” Mama tertawa senang. Jemarinya lincah sekali. Terbayang berapa tahun ia menahan diri untuk tak melakukan hal ini.
Tangan mama pindah ke kepala bagian kiri, lalu kurasakan di bagian tengah ia menyatukan rambutku. Bagian bawahnya sedikit lebar, sebab dari depan sini tampak terlihat sedikit di antara leher.
Mama mengikat ujungnya, lalu aku merapikan anak rambut. Wanita di belakangku kemudian pindah ke depan dan menyuruhku sedikit berdandan.
“Kalau make up-in, mama nggak bisa, Ririn sendiri aja!” ucapnya seraya tersenyum.
Selesai ....
“Cantik sekali!” ujar mama. “Eh, satu lagi, mama pengen kamu pakai baju ini!” Wanita itu menuju lemari dan mengambil satu baju berwarna putih. “Mama pernah beli tapi nggak tau mau dikasih siapa, suka aja,” katanya sambil tersenyum.
Aku mengenakannya di kamar mandi. Bajunya berenda di bagian kerah, cukup lebar sampai memperlihatkan pundakku. Roknya menutupi sampai ke bawah lutut.
“Cantik sekali ...,” puji mama setelah aku keluar. “Tapi bajunya dipakai di rumah saja, ya ... yuk, turun!” ajak mama kemudian.
Setelah makan bertiga dengan papa, aku menyiram bunga di halaman depan, sementara mama merapikan tanamannya. Saat itu suara motor terdengar, lalu berhenti di depan pagar. Suara Han terdengar bersama kedua adiknya.
Aku berdebar, menantikan reaksi suami dingin itu saat melihatku. ‘Gimana nggak berdebar-debar? Secara penampilanku ini lain dari biasanya, gitu, loh. Rambutku seperti gadis-gadis Eropa zaman dulu. Bajunya juga bagus ... banget. Pasti kali ini Han terkesima dan nggak sabar menyentuhku. Aku terkikik.
“Assalamulaikum!”
“Whao ... cantik banget, Kak! Pasti kerjaan mama nih, ya?” Adik Han yang memujiku. Ia lalu mendekati mama dan mencium pipi wanita itu.
Aku menanti pujian dari Han sambil menunduk dan mengulum senyum. ‘Tapi ... lama banget nggak keluar suara?’
“Cantik, nggak?” Akhirnya kuberanikan diri bertanya dengan mata sedikit berkedip-kedip walaupun sedang tidak kelilipan.
“Lumayan,” jawabnya datar, kemudian berlalu masuk ke rumah.
What? Lumayan itu kalo aku ngasih nilai kesiwa berarti C? Masa sudah abis-abisan gini, lumayan, sih? Pelit amat.
Melalui jendela kaca, kulihat kakak beradik itu menuju meja makan. Beberapa menit setelah menyiram bunga aku mendekati wastafel.
Han masih di meja makan saat aku mencuci piring. Posisiku membelakanginya. Sebentar-sebentar aku menoleh ke arahnya, berharap Han sedang tertangkap basah sedang menatapku. Tapi ... onde mande, tidak sekali pun matanya menatapku. Pengen menyelam ke air cucian piring ini deh, rasanya. Biarlah aku menghilang bersama busa sabun cuci karena harga diriku dicampakkan. Hiks!
Tiba-tiba aku ada ide. Kuraih gawai di saku baju dan memasang kamera depan. Lalu, menggeser sedikit badan dan meletakkan gawai di depanku, semoga Han tidak menyadari benda ini. Setelah itu aku menggeser tubuh dan melanjutkan mencuci piring dengan hati-hati, supaya gawaiku tidak terkena cipratan air.
Sambil mencuci dengan perlahan aku memperhatikan layar gawai yang menyorot tepat ke wajah suamiku di belakang sana. ‘Hohoho ... lihat matamu itu, Sayang ... bibirmu bisa saja bilang lumayan, tapi matamu jelas tak bisa berbohong, kau tak berhenti menatapku sambil makan kacang!’ Aku puas, Esmeralda ... puas ... sekali, sambil tertawa lebar seperti Mak Lampir, tapi di dalam hati.
Lalu ... dua atau mungkin tiga menit kemudian sepertinya Han menyadari gawaiku. Matanya membulat dengan mulut ternganga. Tepat saat itu aku membalikkan badan dan mengedipkan sebelah mata padanya.
‘Ting!’
Han tersedak kacang dan cepat-cepat mencari air minum. Hahaha ... berhasil! Sedikit demi sedikit aku mulai mengenalmu, suamiku. Hmm ... tunggu saja pulang nanti, akan kukeluarkan jurus untuk menggodamu. Jika tak mempan jurus rayuan, akan kukeluarkan jurus karate. Hahaha, aku tertawa jahat.
“Sayang, kita pulang siang ini, ‘kan?” tanyaku sambil mengerling. ‘Ririn ... pede banget sih kamu manggil dia sayang sayang segala? Dia aja nggak pernah? Biar aja, memang aku sayang beneran, kok!’ Dua sisi hatiku saling bersahutan.
Han mengangguk sambil mengelap dagunya yang basah. Sepertinya ia tersedak dua kali, tadi kacang, sekarang air. Mungkin karena aku memanggilnya ‘sayang.’ Aku terkikik.


_Bersambung....._