Minggu, 28 April 2019

Hati hati kau Mahfud MD

Mahfud MD, Hati-hatilah Bicara !

Oleh Ibnu Aqil D. Ghani

"Kalau dilihat kemenangannya di provinsi yang agak panas pak jokowi kalah. dan itu diidentifikasi kemenangan pak prabowo dulunya di anggap sebagai provinsi garis keras yah dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumbar, Aceh dan sebagainya, Sulsel juga. Sehingga rekonsiliasi ini penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu. Karena bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini akan maju kalau bersatu," kata Mahfud MD dalam video itu.

Ucapan Mahfud MD di atas sangat tidak layak diucapkan oleh warga negara yang baik, apa lagi sekelas Mahfud MD.  Di samping tidak berdasar dan masuk akal juga berpotensi memecah belah bangsa. Mengapa?

Pertama, tuduhan bahwa masyarakat memilih Prabowo karena paham keagamaan yang dianut yang Tuan sebut sebagai garis keras adalah fitnah yang keji terhadap masyarakat Sumbar. Perhatikanlah perkataan Anda ;....dan itu diidentifikasi kemenangan pak prabowo dulunya di anggap sebagai provinsi garis keras yah dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumbar, Aceh dan sebagainya, Sulsel juga".   

Bagi masyarakat Sumbar tuduhan garis keras adalah tuduhan yang mengada-ada. Apa lagi mendasarkan pilihan  capres berdasarkan paham keagamaan seperti itu, sungguh jauh panggang dari api. Dalam memilih Presiden masyarakat Sumbar sejak reformasi telah mendukung Habibi, SBY kemudian Prabowo. Pilihan tersebut adalah pilihan rasional, cerdas dan masuk akal demi untuk kemajuan bangsa.

Dengan demikian, masyarakat Sumbar menolak dengan keras statemen Anda.

Kedua, penting Anda pahami bahwa masyarakat Sumbar adalah masyarakat yang teguh memegang prinsip, tidak mudah dipengaruhi apa lagi disuguhkan pencitraan. Ketika melakukan pilihan maka pilihan tersebut mesti didasarkan pada penguatan prinsip tersebut yakni kebenaran dan kejujuran.  Dan ini sesuai dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Ketiga, ketika anda tak tahu dengan prinsip hidup dan budaya masyarakat Sumbar atau Minangkabau maka sebaiknya anda diam. Diam itu akan lebih terhormat dari pada anda bikin gaduh.

Keempat, anda kurang arif dan tak menghargai perbedaan pilihan. Di Bali orang memilih 01, dan ini beda dengan pilihan kami orang Minang. Tapi, kami tak merecokinya dan tak berkata apapun tentang pilihan orang Bali karena kami tahu dan pandai menghargai pilihan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar