Kamis, 26 September 2019

Untik semua

*SERUAN UNTUK PARA PEMUKA AGAMA ISLAM, ULAMA, HABAIB, KYAI, USTADZ, PENGURUS MASJID PENGURUS PESANTREN DI SELURUH INDONESIA*

Yth. Para Ulama, Kyai, Habaib, Ustadz, dan Pemimpin Agama lainnya.

Saat ini saudara2 kita sedang berjuang mencegah kemungkaran agar tidak semakin merajalela. Mereka datang dari berbagai daerah memperkuat barisan di Jakarta.
Tentu kita sepakat bahwa tidak cukup bagi kita hanya menonton menunggu hasil mereka. Tidak cukup bagi kita hanya mengucap kata prihatin tanpa melakukan apapun. Kita harus berperan serta membantu saudara2 kita.
Kita juga sering mengumandangkan
*DO'A ADALAH SENJATA ORANG BERIMAN*
Sekaranglah saatnya orang2 beriman yang tidak ikut maju ke barisan depan untuk menggunakan senjata itu.

*SILAKAN :*
- Gerakkan ummat untuk bersama-sama memanjatkan do'a.
- Penuhi masjid2, surau2, untuk mengetuk pintu langit mohon pertolongan Allah.
- Jangan menunggu komando, karena Andalah pemimpin ummat. Lakukan sekarang, dan jangan ditunda lagi.

*SEMOGA ALLAH MENOLONG KITA*
*AAMIIN YAA ALLAH*
Slamet Arifin
Alfakir

*Mohon dishare ke grup2 WA agar makin banyak yang tergerak berdoa di tempat masing2.*

Dalang dibalik jokowi

SEBENARNYA SIAPA DALANGNYA DIBALIK JOKOWI?

2019 sesungguhnya adalah "TAHUN PERTEMPURAN" antara MUSLIM dan KAFIR, diwakili oleh PRABOWO yang PRO-MUSLIM dan LUHUT B. PANJAITAN (LBP) PRO-KAFIR

Maka demi kemenangannya, LBP merangkul kaum ABANGAN, KOMUNIS-ATHEIS (PKI) sekaligus KAPITALIS, LIBERALIS dan KOLONIALIS, yakni PKC (Partai Komunis China), juga menggali dana dari Para PENGUSAHA (Taipan) Peranakan Tionghoa.

Dan untuk merangkul kalangan ISLAM dan RAKYAT kebanyakan, LBP kemudian merekrut RYAMIZARD RYACUDU, WIRANTO, TRY SOETRISNO ; yang setidaknya masuk dalam gerbong kolaborasi PDIP-Megawati-Taipan-PKC-Jokowi ; dengan Topeng Revolusi Mental, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Keberagaman dengan merangkul LGBT. Strateginya "Terus Bikin Kegaduhan" agar lawan lelah dan frustasi.

👉🏻 2019 disebut juga TAHUN POLITIK hanyalah terminologi, sesungguhnya ini adalah GERAKAN SISTEMATIS dan MASIV untuk memperdaya RAKYAT INDONESIA, agar merasa kerdil, terjajah dan tak berdaya, sehingga NEGARA dengan segala KEKAYAANNYA bisa dikuasai, digadai atau bahkan DIJUAL.

👉🏻 Lalu, siapa JOKOWI ?
Dia hanya 'boneka'.

👉🏻 Siapakah MEGAWATI ?
Dia hanya ibu rumahtangga yang dijadikan "Kambing Hitam".

👉🏻 PDIP ?
hanya lembaga atau partai yang dijadikan "Sarang Penyamun".

👉🏻 Lalu siapa PARA JENDERAL itu ? Mereka cuma diperalat untuk membangun citra semu.

👉🏻 Siapa pula KH MA'RUF AMIN ?
Kasihan, dia orang tua yang dijebak untuk dikorbankan dan dihantamkan ke "Saudaranya" sendiri (ummat Islam).

👉🏻 Dan, siapa Para TAIPAN itu ?
Mereka cuma bandar yang ditipu uangnya.

👉🏻 Lhooo .. PKC (Partai Komunis China) ?
Itu ibarat PASUKAN MONGOL yang diperalat untuk menggempur ISLAM di Indonesia, agar LUHUT bisa jadi "Raja" (Penguasa).

👉🏻 So, siapa LUHUT ?
Dialah sesungguhnya PLAY MAKER nya,
Dia yang atur strategi dan uangnya Demi Meneruskan Visi kebencian Terhadap Islam yang dibangun awal oleh pendahulunya, LB MOERDANI.

👉🏻 Nah, siapa LB. MOERDANI ?

Silahkan dicari kisahnya.

Islam Mustahil Hilang Dari Muka Bumi
Tapi...Tidak Mustahil Islam Hilang Dari Bumi Indonesia

Siapa Yang Bertanggungjawab ❓

COBA DICERNA, INI BETUL APA SALAH, TAPI TERBUKTI SAAT INI KOK

👇
Ketika itu Jusuf Kalla pernah bilang "Hancur negara ini kalau dipimpin Jokowi". Kemudian Jokowi langsung merangkul JK jadi Wakilnya di Pilpres 2014, dalam rangka Memukul lembut JK dan tak berkutik.
JK akhirnya hanya menjadi kerbau ompong dalam kandang Jokowi.

👉
Ketika Ali Mukhtar Ngabalin bilang "Jokowi Kurang Gizi, antek Asing dan lain-lain", Jokowi langsung menampar mulut Ngabalin dengan memberi jabatan, dan sekarang jadi herder Jokowi. Ngabalin dijadikan sebagai jubir istana... Ngabalin langsung menggonggong "Jokowi sebagai wakil Tuhan".
Ibarat kata, "bila tulang ditaruh di mulut anjing, maka kebenaran hanya yang keluar dari mulut majikannya".

👉
Lalu selanjutnya K.H. Makruf Amin berfatwa, "jangan taati dan ikuti pemimpin yang ingkar janji". Maka Jokowi dengan "santun" langsung menjadikan K.H. Makruf Amin sebagai Calon Wakilnya dalam rangka membantai otoritasnya sebagai Ulama, ketua MUI dan Rais Aam PBNU.
Terkini, ayat dalam Al Quran pun "diamandemen" kalimat Kafirun diminta disebut non muslim. Sedangkan kata Domba tersesat tetap jadi sebutan non kristen.
Ini fakta nyata..

👉
Selanjutnya lagi saat didalam acara ILC beberapa bulan lalu Prof. Yusril Ichza Mahendra (YIM) bilang, Presiden tidak punya wibawa, dan orang luar negeri tahunya Presidennya Goblok.
Lalu kemudian YIM langsung diangkat untuk dijadikan Loyer nya.

👉
Tetapi tak semua bisa ditaklukkan Jokowi. Ketika Jokowi menawari "dunia dan seisinya" (uang 1Trilyun dan posisi jabatan) kepada Habib Rizieq Shihab (HRS) agar tidak melanjutkan aksi 212 dan tidak lagi mempermasalahkan kasus AHOK si penista agama, HRS dengan tegas menolaknya...

Akibatnya HRS difitnah dengan berbagai kasus keji (chat mesum dll), dan juga diintimidasi dan ber-kali2 percobaan pembunuhan (di tembak, peledakan mobil dengan bensin).
Lalu HRS untuk sementara hijrah ke Arab Saudi.

Buat orang-orang yang berakal sehat, berpendidikan, dan tidak buta mata hatinya, silahkan Anda memilih, "Dengan siapa dan kemanakah seharusnya kita mengikuti ...?"

"Ditipu pemimpin, itu adalah penyesalan, tapi mempertahankan pemimpin penipu, itu adalah kebodohan".

#Share sebanyak-banyaknya.
Semoga teks singkat ini dapat dibaca oleh jutaan orang pengguna WA, BB, FB internet...

Selamat berdakwah amar ma'ruf nahi munkar.. (fim)

Wallohu'alam

STM VS JOKOWI

STM vs JOKOWI

Oleh :Zulfikri.

Mulai kemarin jagat maya dikejutkan dengan hadirnya pemain baru dalam politik indonesia yaitu pelajar STM.Jokowi dan konco2nya jauh hari sudah mempersiapkan segala hal dalm menghadapi perlawanan pergerakan politik di dalam negeri.ketika aksi 412 dan 212 ulama dan rakyat dihanjar dan dibantai tampa perlawanan yang berarti ,begitu juga halnya dengan mahasiswa di bungkam oleh pihak universitas,jika  demo tetap dilakukan maka akan berhadapan dengan aparat yang beringas dan tampa ampun memukulnya,

Tapi ini tidak akan berlaku dengan anak STM.Mereka sudah pasti melawan dengan bringas dan ektrim serta tidak ada rasa takut sedikitpun  drop out dari sekolah.apalagi aksi mereka didukung dan di cap sebagai pahlawan pembela rakyat,alamat bisa MODAR JOKOWI.

Hadirnya pemain baru tentu tidak diprediksi oleh kubu jokowi sehingga mereka harus berpikir seribu kali menghadapi anak STM,karena mereka sangat solid,kompak,setia sesama kawan dan kaum bawah,solidaritas yang tinggi,saling menjaga,tidak takut mati dan HAPPY.

Anak STM juga sakit hati namanya dipake buat pencitraan selama lima tahun dalam bentuk esemka.sakit hati ini akan terlampiaskan jika jokowi turun.

Kehadiran anak STM juga memancing siswa STM lainya,karena  diantara anak STM ada rasa persaudaraan yang tinggi sesama siswa STM walaupun lain sekolah/daerah .juga dapat memancing siswa SMU yang tidak ingin kalah dalam  menoreh moment sejarah yang akan dikenang untuk selamanya.

Kalau masalah tawuran anak STM sudah ahli dan spesialis di bidang nya,tidak usah diragukan lagi kemampuannya.karena sejak hari pertama masuk sekolah STM ilmu KANURAGAN TAWURAN ini sudah diturunkan dari abang kelas 2 dan kelas 3,malah yang sudah tamat pun sering bertandang kesekolah .Ilmu TAWURAN ini sudah ada dari generasi 70 an,dan terus mengalami modifikasi yang lebih ektrim.

Saya selaku mantan anak STM mencoba sedikit menulis asam garam selama menjadi siswa STM.

1. Anak stm memang hobby tawuran, kalau ada satu siswa STM dipukul ,dalam hitungan jam satu sekolah bakal turun gunung.jumlahnya ribuan.kalau ada yang meningal bisa

bisa seluruh STM seindonesia turun dan itulah kebanggan anak STM.

2. Musuh abadi anak STM adalah polisi.Dengan demo turunkan jokowi selamatkan bangsa ini mereka akan semakin bringas melepaskan libido fighter nya.

3. Tidak ada rasa takut akan prediksi atau insiden yang tidak baik,karena kawan selalu ada di samping.

4. Anak STM sangat rajin bawa tas,tapi isinya bisa macam2,termasuk obeng yang sudah ditajamkan,rantai,pisau,gear sepeda motor yang sudah dimodifikasi dan berbagai peralatan tempur lainnya,karena mereka disekolah punya peralatan praktek sekolah.juga ada baju sekolah sma,jika ada tawuran lalu dikejar polisi,tingal ganti baju,aman!.buku dibawa cuma satu doang.satu buku muat semua pelajaran.smart.

5. Mempunyai banyak akal dan trik serta teknik yang mempuni sehingga sangat susah ditaklukkan.

6. Mempunyai mental baja dan nyali sebesar gunung merapi serta selalu optimis.

7. Tamatan STM pada umumnya banyak yang masuk TNI.sehingga antara TNI dan anak STM ada hubungan persaudaraan alumni yang sangat mengikat hati dan memori serta jiwa.

Dengan masukya anak STM dalam demo dan unjuk rasa 2019 ini dapat menoreh sejarah baru anak STM dalam melawan kedholiman dan ketidakadilan pemerintah,mudah2an dengan kemampuan tawuran mereka dapat mengimbangi kebringasan polisi dalam melakukan kekerasan  kepada mahasiswa yang berunjuk rasa.amin.

Untuk Polisi

*TANGISKU UNTUK POLISI*

Oleh : *DR. Masri Sitanggang*

_*Seperti tikus got di Papua. Berlagak singa di luarnya. Menjadi Kucing di hadapat anak-anak STM dan SMA. Kembalilah jadi pengayom, negeri ini milik anak-anak kita._*

Terenyuh betul hati ini. Polisi seperti tikus got, diburu untuk dihabisi.  Tunggang-langgang, terjatuh, tersungkur , bangkit dan terseok-seok menyelamatkan diri dari amukan massa. Banyak yang terluka, ringan atau pun berat. Tubuh-tubuh mereka bersimbah darah dan muka mereka pucat lemah tak berdaya.

Hati terguncang, iba pun datang. Sebuah foto  menampakkan seorang polisi dengan leher  tertancap anak panah.  Raut wajahnya menyimpan rasa sakit yang teramat, namun tetap berusaha tenang dan tampil sebagai satria. Ia duduk bersama sejumlah polisi yang terluka. Anak panah itu masih menancap di sisi kanan lehernya.

Emosiku memuncak saat aku menyaksikan sebuah video yang menunjukkan sejumlah polisi kucar-kacir dan tunggang-langgang di kejar massa yang membawa alat pemukul. Seorang di antara polisi itu terjatuh di tepi jalan dan tak sempat bangkit untuk berlari. Dalam keadaan telungkup, Ia dihabisi di tempat. Sejumlah orang memukul dengan pentungan di bagian tubuh, kepala. kaki dan tangganya. Bahklan yang menurutku teramat sadis, yang membuat hati ini memberontak, seorang mengangkat batu sebesar kelapa lalu menghantamkannya ke kepala sang polisi yang sudah tak berdaya.

Marah, jengkel, sedih, pilu dan entah apa lagi,  berbaur jadi satu membentuk perasaan tak karuan. Polisi Indonesia yang selalu tampil gagah dan hebat dalam publish perang melawan terorisme, ternyata tidak ada apa-apanya di Papua. Tidak ada harganya, seperti tikus got. Itu yang membuat aku marah dan jengkel. Apalagi kalau aku ingat arogansi polisi di 411 tahun 216 dan kejamnya pada 21-22 Mei di depan kantor KPU.

Tetapi marah dan jengkel itu pelan-pelan reda –berganti sedih, pilu dan duka. Rasa kemanusianku tak dapat kututupi. Para anggota polisi yang jadi korban di Papua itu hanya pekerja. Mereka bertindak sesuai atasan perintah apa, termasuk perlengkapannya :  tangan kosong, pentungan atau senjata. Maka, yang harus dimiliki menghadapi kemungkinan terburuk –bila tidak dilengkapi persenjataan, adalah keahlian memainkan langkah seribu : lari. Itu pun kalau masih bisa. Mereka tewas dalam tugas.

Video-video itu beredar luas. Aku tak dapat membayangkan bagaimana perasaan anak dan isteri para anggota polisi itu menyaksikan vido ayah mereka dikejar-kejar, diburu, tersungjur dan dipukuli massa. Lebih lagi, aku tak dapat membayangkan betapa terluka hati anak-anak dan istri sang polisi menyaksikan video ayahnya di habisi secara sadis, adegan demi adegan. Sunggguh ini duka yang amat sangat dalam. Aku dapat merasakan dan ikut merasakannya hingga air mata hangat bergulir di pipiku. Cairan bening keluar dari dua lubang hidung. Aku menangis tanpa suara, sepi larut dalam emosi sedih dan pilu. Dalam hati aku berdoa, _“Ya Allah, terimalah amal ibadah almarhum dan ampuni kesalahannya. Ya, Rabbus samawati wal ardhi, tabahkanlah anak-anak dan istri almarhum menyaksikan kenyataan ini. Kuatkanlah hati mereka”._  Itulah tangisku untuk Polisi.

Tidak lama berselang dari peristiwa Papua. Video-video “pembantaian” yang membuat aku menangis tanpa suara beredar lagi. Kali ini korbannya adalah mahasiswa dan pelakunya adalah polisi. Mahasiswa berunjuk rasa mempersoalkan ribuan hektar lahan-hutan yang terbakar dan asapnya menyesakkan dada, merusak saluran pernafasan memerihkan mata. Soal RUU KUHP dan kekerasan seksual. Tak hanya di satu daerah, unjuk rasa ini merata di hampir seluruh kota besar di Indonesia

Mahasiwa tidak membawa alat pemukul. Mereka membawa argumentasi ke kantor Dewan. Tapi mereka mendapati kekerasan : di siram tembakan air yang tekanannya mungkin sebanding dengan pukulan tinju orang dewasa. Mereka ditembaki gas yang memerihkan mata; dilibas pakai kayu, ditendang dan entah apa lagi. Yang jelas, sejumlah mahsiswa berdarah-darah dan harus dilarikan ke rumahg sakit. Ada yang tulangnya patah, ada yang tubuhnya tekoyak dan tak sedikit yang kepalanya bocor; dan, ini, kabarnya ada juga yang akhirnya meregang nyawa.

Hati siapa yang tak teriris menyaksikan video seorang mahasiwa dikeroyok sejumlah anggota polisi. Mereka seperti melepaskan pukulan dendam kepada mahasiswa yang tidak melawan. Entah dendam apa, mungkin psikiaterlah yang dapat menemukan jawabnya.  Itu terjadi di banyak tempat : Medan, Bogor dan jangan di tanya di Jakrta.  Yang pasti, tidak ada di Papua.

Yang amat menyayat hati, di pelataran sebuah gedung di Jakarta, sorang mahasiswa berjaket hijau di jadikan “bola” oleh sejumlah anggota polisi. Adikku, mahasiswa itu, mencoba menghindari pukulan dari sorang angota polisi tapi segera disambut oleh polisi yang lain. Adikku itu bangkit, lalu ditendang lagi oleh anggota p[olisi lainnya. Begitulah hingga adikku itu terjungkal-jungkal dan terjatuh lemas dan dibawa ke dalam gedung itu. Tak jelas apa kejadian selanjutnya, namun esok harinya terbetik berita seorang mahasiswa dirawat di gawat darurat sebua rumah sakit karena batok kepalanya retak dan otaknya pendarahan. _It is totally brutal._ Aku pun tak dapat membayangkan betapa hancur hati ibu dari adikku, mahasiswa itu, menyaksikan adegan brutal itu. Anak yang dengan sudah payah diasuh dan dicarikan biaya kuliah, diperlakukan seperti anak tikus oleh mereka yang mengaku pengayom. Air mataku bergulir hangat di pipi. Ingusku pun keluar tak dapat kutahan. Kali ini aku lebih sedih dari pada ketika menyaksikan video Papua. Mungkin dua kali lipat.

Lipat pertama, sedihku akan nasib adik-adik mahasiswa yang diperlakukan secara kejam itu; membayangkan hancurnya hati orang-orang tua yang anaknya diperlakukan seperti binatang padahal mereka membanggakan anak-anaknya yang kelak akan jadi orang yang berbakti. Mungkin sebagai orang tua, mereka pun tak pernah menendang anaknya sekejam itu. Duh, di mana hingnya nurani Polisi.

Lipat kedua, sedihku akan moralitas Polisi. Betapa rendahnya moralitas Polisi, tak mampu menahan diri dan menyellesaikan persoalan dengan adik-adik mahasiswa secara senyum. Tidak tampak beda antara Polisi dan preman dalam hal ini. Di negara Pancasila, Polisi sepertiya adalah preman legal, yang digaji dengan “rampasan” uang rakyat. Aku bertanya dalam hati, apa yang diajarkan di Akademi Kepolisian, sehingga moralitas polisi serendah ini. Kenapa para mahasiswa lebih hapal selogan Pak Polisi “tugasmu mengayomi” ? Inilah tangisku yang lain untuk Polisi.

Kesedihanku membayangkan hancurnya hati para orang tua yang menyaksikan –lewat video sosmed, anaknya dianiya beramai-ramai oleh polisi terobati ketika menyaksikan anak-anak STM ikut turun ke jalan. Jujur sejujur-jujurnya harus kukatakan : “aku bersorak gembira dengan ikutnya anak-anak STM berunjuk rasa. Mereka punya kelebihan dibanding abang-abang mahasiswa dalam hal menghadapi kebrutalan. Nyali anak-anak STM sudah tertempa dan skilnya dalam hal tawuran sudah pula terbina.

Hasilnya, polisi kewalahan. Anak-anak yang masih remaja ini nekad mengejar-ngejar polisi. Polisi yang tadinganya seperti singa, berubah jadi kucing; belum sampai jadi tikus got seperti di Papua memang. Tapi lumayanlah, ada perimbangan. Sejumlah polisi jadi korban. Keberutalan, tampaknya harus dihadapi dengan keberutalan.

Anak-anak STM telah memberi pelajaran penting dan berharga buat Polisi : keberutalanmu tidak ada apa-apanya buat anak-anak; taktik mengendalikan massa yang kau miliki, tidak punya arti di depan anak-anak; keberanianmu  ternyat hanya ada karena ada senjata di tanganmu.  Anak-anak tidak hanya berani, tapi nekad !

Sekali lagi, keberuatalan tampaknya harus dihadapi dengan keberutalan : tak bisa dengan argumentasi akademik. Maka, ke depan, mahasiswa memang harus belajar dari anak-anak STM agar nanti bila akan demo sudah punya bekal. Mata kuliah “tauwuran” nampaknya perlu diajarkan di perguruan tinggi agar tidak dianiayai ketika berunjuk rasa dan berorasi. Setidaknya, menjadi kewgatan ekstra kurikuler.

Tetapi, negeri macam apa nanti Indonesia ini ? Entahlah, sulit meramalkannya. Mungkin negeri _cow boy._ Ngeri membayangkannya.

Entah berapa lama lagi suasana rusuh ini berlangsung. Entah berapa banyak lagi korban akan berjatuhan. Yang pasti, kuncinya ada di tangan Polisi. Kalau Polisi  dapat menyadari bahwa mereka adalah bagian dari rakyat, kisah kerusuhan segera tamat. Kalau Polisi menyadari bahwa mereka sedang diperhadapkan dengan “perang” melawan anak-anaknya sendiri, cerita huru-hara akan berhenti. Tetapi kalau tidak, cerita rusuh mungkin saja  akan berubah jadi certa Mahabharata.

Karena itulah tangisku ini untuk Polisi. Aku tak mau Polisi negeriku seperti tikus got yang diburu tak berdaya seperti di Papua. Aku tak ingin Polisi negeri Khatulistiwa ini rendah moralitasnya, tak mampu menangani unjuk rasa kecuali dengan senjata. Aku pun tak ingin Polisi negeri Pancasila dihinakan karena dipertandingkan dengan anak-anak sendiri yang remaja --pelajar STM, SMA bahkan lebih rendah dari itu : SMP. Ini penghinaan; ibarat pertandingan tinju, petinju kelas berat dikalahkan petinju kelas bulu.

Karena itu, nasehat dalam tangisku ini kepada Polisi : “kembalilah kau menjadi pengayom masyarakat”. Jadilah engkau tempat orang-orang lemah berlindung, tempat masyarakat berkeluh kesah, tempat orang mendapatkan keamanan dan ketenteraman. Tengok dan dengarkan keluhan masyarakat. Menjiplak selogan WALHI “Bumi ini bukanlah warisan nenek moyang kita, tetapi titipan dari anak cucu kita”, maka Indonesia ini adalah milik anak-anak kita,  para mahasiswa dan pelajar., bukan milik kita. Bantu mereka mendapatkan apa yang mereka mau tentang negeri ini. Mereka tahu apa yang mereka mau. Karena mereka sudah dididik di perguruan tinggi dengan  Pancasila. Berhentilah menjadi alat penguasa yang memusuhi rakyatnya. _Until now, I still love you_

_Wallahu a’lam bisshawab_
Penulis adalah Ketua Gerakan Islam Pengawal NKRI (GIP-NKRI); Wakil Ketua Bidang Ideologi Majelis Permusyawaratan Pribumi Indonesia (MPPII)

Rabu, 25 September 2019

Pelantikan Jokowi

12 ALASAN MAHASISWA & RAKYAT INDONESIA MENOLAK PELANTIKAN JOKOWI DAN
MENJADI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Kepada yang terhormat,
Saudara-Saudaraku Sebangsa dan Setanah Air.

Di
       I N D O N E S I A.

Oleh,
Muhammad Hisyam Asyiqin.

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

         Ada beberapa alasan, mengapa seluruh Mahasiswa dan Rakyat Indonesia menolak Jokowi Menjadi President Republik Indonesia.

Di alam demokrasi, Rakyat memiliki hak untuk menolak Presiden yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum dan diduga telah melakukan kecurangan secara Terstruktur, Sistimatis dan Massive (TSM) dalam Pemilu.

        Inilah  di antara alasan-alasan, mengapa Para Mahasiswa &  Rakyat Indonesia menolak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia :

          1. Jokowi dan kroni-kroninya telah melakukan Kecurangan dalam Pemilu Pilpres secara Terstruktur, Sistimatis dan Massive (besar-besaran). Ingat seorang Presiden Republik Indonesia harus Jujur, bukan Pendusta.
          Presiden dari hasil Pemilu Curang dapat dipastikan tidak akan membawa keberkahan, kebaikan dan tidak akan mendatangkan manfaat sedikitpun bagi rakyat dan Negaranya. Sebaliknya, Presiden dari hasil Pemilu Curang dan bohong akan membawa sial, mendatangkan azab Allah, Rakyat Indonesia akan hidup semakin sengsara dan NKRI akan hancur lebur dan berantakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya, : "Kalau sekiranya penduduk suatu Negeri beriman dan bertaqwa (kepada Allah swt), niscaya akan kami buka pintu-pintu keberkahan dari langit dan Bumi. Akan tetapi, mereka (para peminpin dan pejabatnya) berdusta terhadap ajaran-ajaran Allah, maka kami akan siksa mereka disebabkan karena perbuatan mereka." (Al-'Araaf 7 : 96).

         2. Jokowi dan kroni-kroninya harus bertanggung jawab terhadap kematian 600 - 700 orang Para Petugas Pemilu (KPPS) yang meninggal dunia. Sebab, menurut Para Dokter, Petugas Medis dan Pengamat Politik dan Pemilu yang jujur, kematian para Petugas Pemilu (KPPS) telah dianggap Mati secara Misterius dan tidak wajar.
      Apabila saat ini ada pengakuan dari para Ahli Medis dan Dokter bahwa kematian 600 - 700 suatu  yang wajar, bukan karena racun, maka pengakuan tersebut perlu dipertanyakan. Anggaplah itu pengakuan dokter dan ahli medis bayaran. Ngga bisa dipercaya dan tidak usah diladeni.
       Yang patut dipertanyakan, mengapa  Pemerintah rezim Jokowi melarang dan mencegah para Dokter dan para Ahli Medis untuk melakukan autopsi dan visum sebelum mereka dikebumikan ?
        Berkaitan dengan kejadian di atas, maka seluruh Mahasiswa dan Anggota Masyarakat (rakyat) Indonesia dari Sabang hingga Merauke bertanya-tanya, ada apa dibalik kematian mereka secara misterius dan tidak wajar ? Pantaskah seorang Presiden melakukan hal ini kepada rakyatnya sendiri. Seharusnya, Presiden melindungi mereka.

       3. Jokowi dan kroni-kroninya harus mempertanggung jawabkan Kematian 9 Warga Negara Indonesia yang meninggal dunia saat ada Demo Damai Anti Kecurangan di depan Kantor KPU Tanggal 22 Mei 2019. Meninggalnya, 9 peserta aksi demo damai dan 600 - 700 Petugas KPPS merupakan pelanggaran HAM secara serius. Oleh karena itu, Badan Internasional Hak Azasi Manusia harus turun tangan untuk mengadili Jokowi dan Kroni-kroninya. Sungguh sangat ironi, seorang Calon telah membunuh rakyatnya sendiri dengan berbagai macam cara.

       4. Jokowi tidak memiliki kemampuan
memimpin, mengurus dan merawat  Indonesia. Hal ini bisa dilihat dan dibuktikan dengan prilaku Jokowi dan Kebijakan Pemerintah beberapa tahun terakhir ini. Kita telah melihat dan memantau bagaimana ribuan Tenaga Kerja asal Negeri Komunis Cina berdatangan pada malam hari di Bandara Internasional setelah satu dua hari Pasca Pengumuman Penolakan Hakim MK terhadap Gugatan BPN Prabowo Sandi. Bahkan berita terahir PT Krakatau Steel Cilegon Banten telah mempehaka Tenaga Kerja Indonesia, di saat yang sama tenaga kerja asal Cina masuk menjadi TKA. Konon, prakbrik baja Cilegon telah diambil perusahaan Cina.

       5. Jokowi sudah terlalu banyak melakukan kebohongan publik, baik saat mencalonan diri sebagai Presiden 2014 dan kebohongan pada acara Depat Capres Maupun di luar Acara Tersebut. Misalnya, pembuatan Mobil Esempa, Gaji Bupati/Wali Kota Solo untuk membantu Rakyat Miskin, pembebasan tanah untuk infrastruktur masih simpang siur (banyak tanah yang belum dibayar/bukan ganti untung, tapi ganti rugi). Dan masalah kebakaran hutan dll. Bahkan belum lama ini, Jokowi telah  memperkenalkan Mobil Esemka yang baru di Boyolali. Saat ditanya, dari mana mesin dan spare part mobil Esemka ? Directurnya kebingungan untuk menjawabnya. Masayarat sekitar pabrik mengetahui bahwa setiap hari berdatangan Mobil Container.

        6.  Jokowi telah menghianati amanat Rakyat Indonesia, khususnya dalam pengelolaan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Negara. SDA diserahkan kepada Negara Komunis Cina, sementara Pengusaha Pribumi gigit jari. Demikian juga dengan BUMN, Jokowi telah jorjoran dengan menjual aset BUMN kepada fihak asing terutama Negara Komunis Cina. Seharusnya Jokowi dan kroni-kroninya harus belajar dari Negara Asing seperti, Tibet, Zimbabwe, Anggola dll yang saat ini Negara2 tersebut menjadi Negara jajahan Negeri Komunis Cina.

         7. Jokowi betul-betul telah menjadi Boneka Asing, khususnya Negara Komunis Cina dalam melakukan berbagai kebijakan Pemerintah. Misalnya, mendatangkan tenaga kerja asing asal negara Komunis Cina secara berlebihan. Bahkan saat  belum dilantik menjadi Presiden telah  berdatangan ribuan tenaga kerja asing melalui berbagai Bandara. Padahal pribumi Indonesia masih banyak yang menganggur. Selain mengimpor tenaga kerja asing asal Cina, rezim Jokowi mengadakan kerja sama dengan menjual beberapa proyek dengan Negara Komunis Cina yang sangat merugikan masyarakat Indonesia dan NKRI. Dalam hal ini, Jokowi dinilai mengabaikan dan tidak mengayomi rakyatnya sendiri. Sungguh ini suatu penghianatan.

          8. Para Sultan, Raja dan Rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke Sudah Tidak Percaya lagi Terhadap Kepemimpinan  Jokowi. Jokowi telah dianggap oleh para Raja/Sultan telah menghianati NKRI.

        9. Jokowi bukan seorang Nasionalis Sejati. Untuk menilai, apakah Jokowi seorang Nasionalis Sejati atau bukan perlu dilihat dari segi kinerja, prilaku dan Kebijakanya dalam mengelola kekayaan Sumber Daya Alam  Negara.
       Seorang Nasionalis sejati akan selalu membela kepentingan warga, rakyat dan memprioritaskannya dalam berbagai hal, terutama dalam ketenagakerjaan. Namun kenyataannya dalam berbagai hal, Jokowi tidak membela warga dan rakyatnya sendiri. Tapi, justru membela warga negara asing, khususnya warga asal Negara Komunus Cina dengan mengimpor tenaga kerja dan memberikan pekerjaan kepada mereka. Padahal  pekerjaan-pekerjaan itu bisa dikerjaan oleh pekerja pribumi.
         Sementara itu, warga pribumi dari Sabang hingga Merauke banyak yang menganggur karena job-job mereka diberikan kepada tenaga kerja asing, khususnya Cina.
       Selain import tenaga Asing asal Negeri Komunis Cina, Indonesia juga memberikan puluhan Proyek Baru kepada para Pengusaha Cina. Tentu, hal ini sangat bertentangan dengan nilai dan isi Pancasila dan UUD 1945.
       10. Terlalu Mengobral Hutang Hingga Ribuan Trilyun Rupiah Demi Proyek Ambisius yang bernama infrastruktur. Instruktur di Papua hanya untuk kepentingan segelintir orang, rakyat Papua tidak menikmatinya.
       Sebenarnya, masalah hutang piutang  dalam kehidupan adalah hal biasa. Akan tetapi, hutang kepada Negeri Komunis Cina bukan masalah biasa. Sebab, Negeri Komunis Cina ini, sepertinya, punya maksud-maksud lain.
       Semestinya, Indonesia harus belajar dari berbagai negara Afrika dan Asia. Negara-negara ini mempunyai hutang dan pada akhirnya proyek-proyek tersebut menjadi milik Negeri Komunis Cina, karena terlilit hutang.

     11. Berdasarkan penilaian para ahli IT, Para Pengamat Politik dan Pemilu serta sebagaian besar Rakyat Indonesia tentang Proses Pengadilan Sidang Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi dinilai tidak adil, berfihak sebelah,  tidak jujur dan mengenyampingkan kepentingan nasib 250 rakyat Indonesia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, hasil sidang Mahkamah Konstitusi yang menolak seluruh gugatan BPN Prabowo Sandi dianggap cacat demi hukum.

     12. Kebijakan Rezim Jokowi mengenai Ketenagakerjaan dan Status Dwi Kewarganegaraan  Penduduk Cina Tiongkok telah mengancam Penduduk Pribumi, Anak Cucu Kami dan keluarga besar kami di masa yang akan, termasuk keluarga besar Prajurit TNI AD, AL,AD, Keluarga Besar Polisi Tingkat Bawah,  Seluruh Suku dari Sabang hingga Merauke dan Keluarga Besar Pondok Pesantren se Indonesia dan Mahasiswa se Indonesia.

       Atas dasar berbagai macam pertimbangan di atas, maka segenap Mahasiswa dan Rakyat Indonesia menolak Pelantikan Jokowi  menjadi Presiden Republik Indonesia.
 
      Demikianlah catatan kami, semoga bermanfaat bagi seluruh Mahasiswa dan Rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Aamiin.

Jakarta, 24 September 2019

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Muhammad Hisyam Asyiqin, Pimred
Buletin Madinatul Ilmi.
Mantan ketua BEM UNIAT Jakarta 1990.
LAPINGGO 82

Silahkan diviralkan. Semoga Allah swt melindungi seluruh Mahasiswa dan Rakyat Pendemo Penuntut Keadilan.

Senin, 23 September 2019

Muslim sejati

*Ceritanya bagus banget*

Suatu hari, *Umar* sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatan
gan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

_*”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...”*_ jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab : _*Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.*_

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
_*”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.*_

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar ... 😭😭😭

Beginilah layaknya contoh umat islam yg sebenarnya, bukan malah saling menghujat satu sama lainnya...

SILAKAN DI BAGIKAN, JANGAN SAMPAI KISAH MULIA INI TERPUTUS DI TANGAN ANDA ... !!
Agar Umat Islam INDONESIA tidak mudah di pecah belah..

Minggu, 22 September 2019

Membunuh Kebenaran

*BERAMAI RAMAI MEMBUNUH KEBENARAN, AGAR BERSAMA -SAMA HIDUP DALAM AIB !*

*Oleh:*
Letjen TNI (Purn)
Kiki Syahnakri
(tokoh militer Indonesia).

TENTARA musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yang selamat dari penodaan. Dia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala tentara yang akan menodainya.

Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dengan busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.

Dia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dengan tangan kirinya.

Para wanita bertanya: “Bagaimana engkau bisa melakukan hal itu dan selamat dari bencana ini.?”

Ia menjawab: “Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan.”

Para wanita mengaguminya, namun kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara tahu ada contoh wanita pemberani ini.

Mereka kawatir sang suami akan bertanya, “Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu, bukankah lebih baik mati dari pada ternoda..?”

Kekaguman pun berubah menjadi ketakutan yang memuncak. Bawah sadar ketakutan para wanita itu seperti mendapat komando.

Mereka beramai-ramai menyerang wanita pemberani itu dan akhirnya membunuhnya. Ya, membunuh kebenaran agar mereka dapat bertahan hidup dalam aib, dalam kelemahan, dalam fatamorgana bersama.

Beginilah keadaan kita saat ini, orang-orang yang terlanjur rusak. Mereka mencela, mengucilkan, menyerang dan bahkan membunuh eksistensi orang-orang yang masih konsisten menegakkan kebenaran, agar kehidupan mereka tetap terlihat berjalan baik.

Walau sesungguhnya penuh aib, dosa, kepalsuan, pengkhianatan, ketidakberdayaan, dan menuju pada kehancuran yang nyata.

Sebelum terlambat, pastikan berani berpihak kepada KEBENARAN.***

https://suaramerdeka.id/6457/beramai-ramai-membunuh-kebenaran/

Senin, 09 September 2019

Mobil esemka

JEBAKAN ESEMKA

...

Awalnya Esemka hanyalah sebuah alat politik untuk menaikkan nama. Karena terlalu sombong bicara, membuat publik meminta bukti keberadaannya.

Padahal, permintaan publik hanyalah ejekan semata. Karena sebelum pabrik Boyolali di dirikan, publik sudah meramaikan bahwa Esemka adalah sebuah kebohongan.

Berita Esemka adalah produk China yang ganti merk, sudah menyebar walaupun media masih malu mengulasnya. Internet membantu publik mencari tau sendiri, dan mengulasnya di media yang mereka punya.

Jadi terlalu lucu jika nama ESEMKA masih di pakai pada merk mobil saat ini. Sudah ketahuan bohongnya, lalu masih tetap ngotot melekatkan namanya.

Pengakuan Dirut PT. SMK (Solo Manufaktur Kreasi) pada acara Peresmian pabrik beroperasi, menandakan bahwa ada sisi 'malu' yang mereka perlihatkan. Dengan berkata Esemka bukan mobil nasional, seolah mereka ingin memberi kesan bahwa product yang akan di hasilkan bukan lah Esemka yang di gadang kan sebagai mobil nasional seperti cerita  'naiknya raja ke kahyangan'.

Kalau penjelasan Dirut PT. SMK ingin di anggap Jujur atas perkataannya bahwa Esemka bukan mobnas, bukan nama Esemka yang mereka pilih menjadi brand saat ini. Ada alasan kenapa harus nama Esemka pada merk produk dan nama PT. SMK (* baca Esemka) pada nama perusahaan.

Apapun pembelaan Dirut SMK saat peresmian, tetap saja gak menghapus stigma publik yang sudah terbentuk di awal. Ada tujuan atas penggunaan nama Esemka masih di pertahankan, dan ada maksud yang tersembunyi kala Jokowi ikut hadir di sana meresmikan.

Logikanya begini...

"Jika hanya perusahan biasa, mengapa harus ada Jokowi di sana?"

"Jika bukan mobil nasional, apa pentingnya Jokowi ikut memberi kata sambutan di sana?"

Banyak pabrik di negara ini, apakah dalam peresmiannya selalu di hadiri presiden? Peresmian beroperasinya pabrik bukanlah agenda rutin presiden menghadirinya. Jadi rada aneh saat melihat presiden hadir di pabrik Esemka Boyolali, padahal pabrik itu sama dengan pabrikan yang sudah ada sebelumnya, dan kepemilikannya murni 100% swasta punya.

Kehadiran presiden karena sebuah nama Esemka yang membuat dirinya terjebak harus selalu tampil sampai drama ini menuntaskan episode terakhirnya.

APA EPISODE TERAKHIR DARI DRAMA ESEMKA?

Adanya produksi mobil Esemka di tengah masyarakat. Itulah episode terakhir Esemka di mana telah di mulai kala Jokowi hadir meresmikannya kemarin.

Masyarakat indonesia ini unik. Dari segi pembedahan informasi, masyarakat indonesia terbagi menjadi 2 golongan.

1. Golongan yang melek informasi dan mencari informasi dengan kemauan sendiri. Umumnya mereka aktif di sosial media. Interaksi yang mereka lakukan berdasarkan apa yang jadi kehebohan.

2. Golongan yang pasif terhadap informasi. Umumnya terjadi di masyarakat pedesaan dan juga masyarakat yang abai dengan perkembangan saat ini. Mereka dapatkan informasi hanya melalui TV, Koran.

Berdirinya pabrik Esemka mempunyai sasaran yang jelas. Apa yang di beritakan media atas beroperasinya pabrik esemka, bukanlah menyasar pada golongan 1. Melainkan pada golongan 2. Persentase keberadaan golongan 1 dan 2, memang lebih banyak di golongan 2.

Walaupun sudah terbongkar dusta, tetap saja nama Esemka di pakai agar bisnis tetap berjalan dan opini yang selama ini terbentuk bisa di jaga bahwa Esemka adalah mobil nasional.

Bukannya Dirut SMK sendiri sudah mengatakan bahwa Esemka bukan mobil nasional?

Itu gak jadi persoalan bagi golongan 2, pasifnya mereka menerima informasi membuat mereka hanya tau nama ESEMKA sebagai mobil nasional. Silahkan tes masyarakat golongan ini, ketika di sodorkan nama Esemka, apa yang pertama mereka ingat?

Pastinya, mobil nasional dengan nama Jokowi sebagai leadernya.

Walau sudah ada keterangan bukan mobnas, tetap saja itu gak akan menggeser imajinasi yang sudah lama terbentuk di kepala mereka.

Kata kuncinya di nama ESEMKA.

Maka itu rada heran kita, kala pabrikan di Boyolali yang berkata bukan mobil nasional tetapi tetap mempertahankan nama Esemka sebagai produknya dan nama PT. SMK sebagai nama perusahaannya.

Jika bukan mobnas, mengapa gunakan nama Esemka?

Jika bukan mobnas, mengapa Jokowi hadir meresmikan operasinya seolah pabrik ini adalah BUMN yang akan merubah bangsa.

Sudah jelas, tujuan peresmian dengan kehadiran Jokowi untuk tetap menggiring opini publik bahwa ada janji yang telah di tunaikan Jokowi.

Dan perusahaan PT. SMK sangat yakin bisnis ini sangat sukses ke depannya. Walau sudah terbongkar kebohongan itu, tetap saja ada pasar khusus yang mereka tuju. Pasar yang gak berpengaruh atas fakta Esemka yang terbongkar.

Bukti masih ada yang memilih Jokowi di pilpres 2019, adalah alasan mereka bahwa Esemka akan meraih kesuksesan. Dengan hasil pemerintahan yang minus, ternyata gak membuat dukungan pada Jokowi menurun. Padahal, semua sudah membongkar bagaimana Trac record pemerintahan Jokowi kala memerintah.

Namun track record itu gak membuat masyarakat mengalihkan dukungannya dari Jokowi. Apalagi hanya berita tentang fakta Esemka adalah mobil China yang di ganti merk, pastinya masyarakat gak akan permasalahkan itu. Yang penting adalah nama ESEMKA tetap ada dan di pakai.

That's all..

China memang terkenal dengan produksi tiruannya. Apa saja bisa di tiru oleh negara China, ini bukan tanpa alasan. Peraturan pemerintah China atas investasi yang masuk harus ada transfer teknologi pada negaranya, membuat China menjadi satu-satunya negara yang tidak malu memproduksi barang tiruan menyerupai aslinya.

Apple bisa di tiru dengan lahirnya Xiaomi dan merk hp lainnya. Bukan Xiaomi yang di tuntut oleh Apple, melainkan Samsung karena meniru product mereka. Padahal, jika di bedah, justru tiruan Apple sangat mendekati ke product hp Made in China. Tapi Apple tidak bisa menuntut pada perusahaan China yang meniru Product mereka, karena ada perjanjian yang sudah ada bahwa mereka harus transfer teknologi jika investasi di China. Dan resikonya, product mereka akan di tiru.

Dan saya..

Gak bermimpi bahwa Indonesia akan menjadi negara peniru layaknya China meniru Product negara lain. Karena yang ditiru negara kita dengan Esemka, justru sangat buruk etikanya. Tidak ada produksi mesin, tidak ada produksi manufaktur seperti judul perusahannya.

Hanya mengganti merk doank..

Karena Esemka, negara kita akhirnya terjebak harus memasarkan produk mereka. Sampai di sini, sudah paham mengapa nama Esemka masih di pertahankan walau buka lah mobil nasional?

Dan satu lagi, di pabrik itu tidak ada nama Sukiyat. Sukiyat adalah penemu nama Esemka sesungguhnya. Sebagai penemu Esemka, rada janggal apabila Sukiyat malah di tinggalkan kala pabrik mulai berjalan.

Karena apa?

Karena Sukiyat lah yang membongkar bahwa Esemka bukanlah mobil nasional yang di gemborkan. Atas keterangan Sukiyat, dirinya banyak menerima ancaman. Hingga namanya dihapuskan dari keterkaitan pabrik Esemka di Boyolali.

Awal mula keributan negara ini, bermula di Esemka.

Kamis, 05 September 2019

Buka Mata Buka Telinga

SKENARIO INDAH ALLAH DI BALIK VIRALNYA DISERTASI SAMPAH

Ketika disertasi sampah dari salah satu kampus Islam viral, saya terus terang di satu sisi 'bersyukur' akhirnya hal tersebut muncul di permukaan, di hadapan khalayak luas. Dalam bentuk karya ilmiah yang sudah lulus diuji dalam forum ilmiah oleh para begawan ilmu dari kampus Islam, termasuk di dalamnya seorang pimpinan kampus Islam. Dengan nilai SANGAT BAGUS. Sebuah 'skenario' yang SEMPURNA. Karena semua hal ini akan menambah bobot 'keindahan'  blessing in disguise nya.

Apakah Sang kandidat doktor menyampaikan ide atau terobosan pemikiran yang orisinil dan baru layaknya sebuah disertasi yang seharusnya? Siapapun bahkan bisa membaca kalo dia hanya mengcopy paste pemikiran Syahrur. Yang orisinil, mungkin idenya untuk menjadikan ide syahrur tentang "syar'iy nya seks di luar nikah" sebagai SOLUSI TERHADAP KRIMINALISASI SEKS DI LUAR PERNIKAHAN yang dilakukan dengan persetujuan/suka sama suka dan tidak di muka publik, yang dia katakan marak terjadi di Indonesia. Seharusnya justru NEGARA MELINDUNGI PELAKU SEX NON MARITAL tersebut, karena mereka dia katakan BUKAN BERZINA. Itu mungkin bagian ide yang orisinal milik penulis. Meski untuk menyampaikan ide bejat itu ga perlu seseorang menjadi kandidat doktor. Cukup menjadi pelaku sex non marital itu, dikombinasi dengan kepandiran, plus hasrat untuk viral, akan membuat seseorang terdorong menyuarakan aspirasi yang menjadi kebutuhan/kemaslahatan pribadinya itu.

Baiklah. Sampai di sini Anda yang membaca tulisan ini sudah paham apa tujuan penulisan disertasi sampah tersebut. Membuka jalan menjadikan 'hukum kebolehan sex non marital perspektif Syahrur' yang dianggap sudah syar'iy/Islamiy untuk diadopsi dan dilegalisasi menjadi hukum positif di negeri ini.

Bagi mereka yang ada di kampus Islam 'tertentu', pasti tidak kaget dengan disertasi sampah tersebut. Terobosan pemikiran yang dibuat oleh Syahrur tentang syar'iy nya sex nonmarital ini bagi beberapa oknum dosen di kampus Islam adalah angin segar bagi mereka yang memang sudah dan ingin melakukannya. Maka diskusi atau perbincangan tentang ini di kalangan mereka, di kampus-kampus mereka biasa terjadi. Di salah satu grup diskusi online yang mempertemukan sekitar 250 an dosen dari seluruh Indonesia, yang saya inisiasi pembentukannya sekaligus saya admin-i, beberapa dosen anggota mengirimkan postingan ppt materi diskusi dosen di kampusnya membahas hal yang sama. Isi  materinya PERSIS SAMA. PLEK, atau PERSIS SIS. Tidak usahlah saya sebutkan kampus apa saja itu. Yang jelas Anda bisa mengira-ngira kampus apakah yang para dosennya berdiskusi tentang hal ini. 😊

Semangat apa yang membawa mereka mendiskusikan hal ini dalam forum-forum diskusi mereka dengan TS dosen lainnya? Semangat membangun peradaban Islam? Semangat menyelesaikan permasalahan seks bebas dengan beragam implikasinya di masyarakat? Tentu saja TIDAK SAMA SEKALI BAMBAAANG! GA BLASS GAESS!
Bagian ini saya skip, karena orang awam pun tahu para penyeru sex nonmarital ini tidak 'semulia' itu.

Ketika disertasi sampah ini viral, saya memposting sebuah pertanyaan retoris di wall FB saya ini: "Ketika Sex Bebas, Kumpul Kebo, Kawin Kontrak, Muth'ah, Mereka Yakini SYAR'IY.  Kira-kira Apa Yg Mencegah Mereka TIDAK Melakukannya?!"

Ketika orang sudah tidak lagi khawatir melakukan perbuatan dosa/maksiat kepada Allah, sebenarnya tidak ada lagi yang menghalangi mereka melakukannya kecuali ketakutan 'mendapat kriminalisasi dari masyarakat' karena perbuatan mereka belum legal di mata hukum positif. Juga sanksi sosial di mata masyarakat/orang lain yang belum sepemahaman dengan mereka. Maka di sinilah benang merahnya. Di satu sisi mereka rajin mensosialisasikan ide bejat ini ke TS dan civitas akademika kampus mereka, agar memiliki toleransi terhadap 'kehalalan kemaksiatan sex non marital' sebagai salah satu pendapat 'Islamiy'. Sisi yang lain mereka punya kepentingan untuk melegalkannya secara lebih luas, dengan mencoba membuka jalan memasukkannya sebagai hukum positif di negeri ini.

Satu pengalaman, tidak pernah saya rencanakan dan duga, mempertemukan saya dengan seorang mahasiswi yang saat itu mengaku jadi korban perkosaan seorang dosen laki-laki dari sebuah kampus Islam. Mahasiswi tersebut dipertemukan dengan saya oleh teman saya, seorang dosen perempuan di kampus yang sama. Dipertemukan dengan saya berharap untuk bisa dibantu tindaklanjutnya. Singkat cerita, dari pendalaman terhadap fakta (tahqiiq manath) yang tidak singkat, saya simpulkan bahwa realitas yang terjadi pada mahasiswi tersebut BUKANLAH PERKOSAAN. Tapi seks bebas, mau sama mau. Maka ketika saya desak dan runut, keluarlah dalih persis yang disampaikan oleh Syahrur tentang konsep milkul yamin ini. Mahasiswi tadi katanya sudah 'dinikahi' oleh sang dosen seketika saat mau 'zina' tadi. Bahkan sang dosen memberi nasehat 'menguatkan' agar sang mahasiswi tidak merasa takut atau berdosa, karena yang mereka lakukan itu 'halal'. Tidak sekedar mendengar dari cerita sang mahasiswi, saya bahkan pernah 'memegang' nomer hp sang mahasiswi tersebut dan pernah berbalas chat dengan sang dosen untuk memastikan beberapa hal terkait kejadian yang dialami mahasiswi tersebut, tentu saja tanpa sepengetahuan sang dosen kalo yang membalas chat wa dia adalah saya.

Jadi kalo Anda bertanya kepada saya: beneran ada dosen yang mempraktikkan 'konsep Syahrur' itu di sini? Ya. Ada. Saya mengetahuinya sendiri. Bahkan bisa jadi diantara mereka adalah bukan dosen biasa. Ada yang berposisi pimpinan, pejabat bahkan mungkin dikenal masyarakat sebagai 'ulama'.

Apakah yang lain tidak tahu? Bisa jadi tidak sedikit yang tahu. Laksana kentut, aroma busuk itu nyata, namun tidak kasat mata. Terlebih jika ingin membuktikannya. Tidak ada korban di situ. Kedua pihak adalah pelaku dengan persetujuan. Suka sama suka. Mau sama mau. Kalo sudah begitu, adakah diantara mereka yang mau melaporkan diri sendiri dan bersiap menanggung resikonya?

Apalagi dalam iklim kampus yang terbiasa menjadikan hukum-hukum Islam sebagai obyek diskusi, debat, wacana, bukan untuk diterapkan. Semua wacana dibahas, semua wacana diterima. Tapi bisa jadi dalam aplikasi amalnya ternyata bahkan tidak mengambil salah satu pun dari hukum syara' yang dibahas. Anda mengatakan seks di luar pernikahan itu zina? OK diterima. Tapi siapkan diri juga untuk menerima pendapat bahwa ada seks non marital yang bukan zina.

Maka di dua titik inilah kontrol akan kemaksiatan itu menjadi lemah. Yang bermaksiat PD karena punya dalil. Yang mau meluruskan, bisa jadi merasa percuma. Lah wong pelakunya lho ga keberatan.

Kalo Anda bertanya lagi: Apa semua dosen di kampus-kampus tersebut seperti itu? TENTU SAJA TIDAK. Mungkin jumlah mereka hanya beberapa 'ekor'. Tapi seperti yang saya sampaikan di atas, ada trend keberanian mereka menyebarkan paham dan gaya hidup mereka itu kepada yang lain, terutama di masa rezim anti Islam saat ini. Inilah kesempatan emas bagi mereka. Kalo tidak sekarang digenjot, kapan lagi?! Mumpung mereka lagi jadi 'peliharaan' rezim. Mumpung rezim membutuhkan mulut yang berbusa-busa untuk menebar islamophobia agar meyakinkan masyarakat ada radikalisme Islam di tengah mereka yang membutuhkan program deradikalisasi dari mereka. Lebih spesifik lagi, mumpung rezim dlolim membutuhkan silat lidah mereka untuk menghadapi para pejuang syariah khilafah yang sulit dibungkam rezim. Apalagi aktivitas pejuang syariah khilafah membina masyarakat untuk taat syariah kaaffah tentu saja juga akan membahayakan aksi dan kenikmatan mereka. Yes. This is the right time!

Kembali kepada judul di atas, lalu yang manakah yang saya maksud sebagai skenario indah dari Allah swt? Paling tidak saya melihat beberapa berkah terselubung berikut ini:

1. Dengan viralnya disertasi sampah tersebut, maka masyarakat bisa melihat kerusakan oknum para intelektual 'muslim' dan kampus Islam yang selama ini tidak mereka ketahui. Sebelum ini, sudah ada profesor perempuan dari kampus Islam yang juga mengatakan kalo dalam Islam pasangan seksual ga harus beda jenis. Artinya L68T, homoseksual itu halal. Sebelumnya ada juga produk mereka CLD KHI yang berusaha menjadikan pernikahan sebagai kontrak sosial belaka dan tidak perlu dikaitkan dengan agama. Sehingga hukum tentang wali, iddah, kepala RT dan seterusnya bisa direvisi sesuai sikon dan kesepakatan, tidak perlu merujuk pada agama. Yang terkini adalah penyampaian ide bahwa khilafah adalah ideologi sesat, radikal dan seterusnya dalam narasi-narasi mereka.

2. Akibat viralnya disertasi sampah tersebut secara terbuka, banyak tulisan, artikel, penjelasan sanggahan yang beragam, ditulis berbagai pihak/pakar fiqih/ulama/ahli dengan pendekatan pembahasan yang juga dari berbagai sisinya, yang menjadi asupan bernutrisi bagi umat sekaligus menjadi bekal dan tameng bagi mereka ketika misalnya satu saat berhadapan dengan para dosen pemuja syahwat tersebut. Terutama para mahasiswi mereka yang selama ini ada pada posisi asimetris, lebih lemah, lebih berpotensi mengalami penekanan, lebih mudah diancam dan umumnya lebih tidak memiliki kemampuan maupun keberanian untuk menjawab penyesatan mereka.

3. Dengan viralnya disertasi sampah tersebut, untuk sementara waktu para dosen bejat pemuja syahwat itu pun terpaksa harus 'tiarap' menghentikan aksi mencari mangsa mereka, meski mungkin tidak lama.

4. Track record profil mereka yang 'terlibat' dalam lulusnya disertasi sampah bahkan dengan nilai yang sangat memuaskan ini, menjadi nilai tambah informasi tersendiri. Ternyata orang yang getol mengkriminalisasi khilafah ada pada barisan mereka. Menambah panjang daftar orang/tokoh/pejabat/intelektual yang getol mengkriminalisasi khilafah ternyata adalah orang-orang yang BERMASALAH integritas pribadinya. Ada yang koruptor, terlibat jual beli jabatan, pendukung L68T, pro penjajahan asing aseng,  'pelacur' intelektualitas yang suka mengotak-atik dalil sesuai pesanan, hingga 'pendakwah' seks bebas. KOMPLIT. Berbeda secara diametral dengan profil pengemban dakwah syariah khilafah yang mereka kriminalisasi.

5. Keberanian netizen bereaksi dan melakukan serangan balasan terhadap penyesatan yang dilakukan oleh kaum liberal bejat tersebut, harapan saya menjadi inspirasi dan pemantik keberanian pihak lain yang selama ini diam agar lebih berani bersuara. Menyerukan yang ma'ruf, mencegah yang munkar.

SEMOGA DEMIKIAN.

Faizah Rosyidah
Faizatul Rosyidah