Kamis, 24 Oktober 2019

Menjadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan

Menjadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan

Berbagai sarana yang ada bisa bersinergi dengan Masjid, yang selama ini menjadi pusat pemberdayaan, yang dilengkapi dengan PAUD, pusat kegiatan remaja Masjid, serta pusat pelatihan wirausaha.

14 Desember 2017 23:11 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Pada waktu Yayasan Damandiri sedang melakukan gencar-gencarnya membantu pemberdayaan keluarga melalui upaya pengembangan Posdaya di desa, Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan restu Rektornya pada waktu itu, Prof Dr H Imam Suprayogo MAg dan kemudian Prof Dr H Mudjia Rahardjo MSi yang menggantikannya, menggerakkan upaya pemberdayaan keluarga berbasis Masjid. Melalui dukungan Yayasan Damandiri dan dukungan penuh Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg dengan bersama atau bersama Yayasan dan jajarannya mengunjungi dan melakukan pembekalan kepada beberapa UIN, pemberdayaan ummat di desanya.

Kegiatan itu menghasilkan terbentuknya jaringan UIN, IAIN dan STAIN dengan gelaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posdaya berbasis Masjid di Seluruh Indonesia yang menjadikan Masjid sebagai pusat pemberdayaan di setiap desanya. Pada waktu ini Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg tidak lagi menjadi Ketua LPPM dan Rektor yang baru, Prof Dr H Abdul Haris MAg menunjuk penggantinya yang baru. Dari pertemuan yang didapat kesan Rektor baru dengan dinamika yang sama sama dengan kegiatan yang dirintis sebelumnya dengan menerjunkan mahasiswa ke desa-desa membantu pemberdayaan keluarga desa, agar lepas dari jeratan kemiskinan dan menjadi keluarga yang sejahtera.

Kemitraan PDTT yang dipimpin oleh Menteri Eko Putro Sandjojo, yang dengan gigih membantu keluarga desa secara besar-besaran agar agar dalam waktu yang singkat menjadi masyarakat sejahtera melalui empat prioritas pembangunan di desa . Prioritas pertama antar desa ditumbuhkan Prukades pusat pertumbuhan yang mampu menerapkan hasil pertanian, pertambangan atau apapun yang mampu menghasilkan produk yang sangat tinggi dan mampu menghasilkan produk laku jual dan menguntungkan. Kegiatan ini diharapkan menjadi kegiatan dengan skala besar agar bisa menjadi pusat produksi produk yang dipasarkan secara luas.

Pusat kegiatan kedua adalah Prudes yang merupakan pusat usaha tingkat desa, agar usaha ekonomi desa membantu keluarga desa melakukan kegiatan ekonomi dan menjadikan setiap keluarga memiliki kegiatan yang dapat menopang hidup mandiri dan segera bangkit menjadi produsen yang melayani kehidupannya yang lebih mandiri dan sejahtera. Untuk itu, di setiap desa diusahakan ada Embung Desa, agar udara yang biasa sekali di musim hujan dapat disimpan dan dihemat untuk kegiatan pertanian di musim kering.

Embung Desa sekaligus bisa menjadi pusat untuk merawat ikan dan menjadi pusat turisme desa karena sekitarnyanya bisa menjadi tempat rekreasi desa dengan segala kegiatannya yang menarik karena bisa dihias dengan taman dan kegiatan turisme lokal dengan segala tontonan yang menarik lainnya. Di samping itu, di setiap desa dikembangkan Sarana Olah Raga dimana lagi bisa bermain olah raga, seni pertunjukan dan di kenal bisa menjadi tempat untuk jualan makanan atau apa saja yang laku jual di desa dalam keadaan masyarakat banyak.

Kelengkapan baru itu menambah kemampuan desa yang telah dimiliki sebelumnya seperti Sekolah dan PAUDnya dengan lebih lengkap lagi. Ibu-ibu PKK yang mengalami setiap bulan bisa menambah kegiatannya dengan mengajak generasi muda dengan berbagai kegiatan yang marak. Pelatihan ketrampilan bisa lanjutan karena sarana untuk menjual hasil produknya meningkat luas dan masyarakat desa makin majunya pasar dan tempat penjualan hasil produk yang berasal dari industri perumahan.

Berbagai sarana itu bisa bersinergi dengan Masjid yang selama ini menjadi pusat pemberdayaan yang dilengkapi dengan PAUD, pusat kegiatan remaja Masjid dan pusat pelatihan wirausaha. Prasarana desa makin lengkap guna mewujudkan masyarakat desa yang beragama Islam menjadi generasi baru yang tingkat agamanya tinggi serta memiliki ketrampilan dan kesempatan membangun sosial ekonomi keluarga dengan baik dan berkelanjutan.

Masjid menjadi pusat pemberdayaan ummat yang semakin lengkap dan dilengkapi dengan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes dengan kegiatan yang lebih besar jangkauannya Sementara, sarana untuk mendukung bidang pertanian makin lengkap dengan alat air yang ditampung dalam Embung Desa yang bisa menampung udara di musim kering. Apalagi kalau di internet dilengkapi dengan lubang-lubang resapan udara yang sekaligus menampung sampah untuk pupuk dalam ukuran lubang-lubang kecil dan banyak sehingga resapan airnya semakin luas.

Gerakan terpadu di desa itu semakin meluas karena dewasa ini Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila yang dipimpin oleh Dr Sulastomo MPH dan telah membangun 999 Masjid di seluruh Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Dana Karya Abadi (DAKAB), yang dipimpin oleh Dr Rusmono SKM mulai mengembangkan Masjidnya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi ummat. Kedua Yayasan itu memberikan dukungan kepada pengurus Masjid untuk bersama Jamaah anggotanya membangun Masjid sebagai pusat pemberdayaan ummat agar membuat wirausahawan.

Kedua Yayasan juga menyediakan modal usaha dengan dasar Masjid atau di rumah masing-masing, masyarakat desa menjadi wirausahawan dan bekerja sama membangun usaha. Kegiatan itu di banyak Masjid dengan dipelopori oleh Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Pusat, yang dipimpin oleh Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, di daerah-daerah juga memberikan kesempatan bagi setiap Masjid untuk dikukuhkan menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan diberi wewenang sewa dana zakat langsung dari masyarakat. Dana yang terkumpul sekitar 70 persen, dengan koordinasi Baznas Daerah, bisa langsung diberikan sebagai bantuan kepada kaum dhuafa untuk pemberdayaan dan mengentaskan kemiksinan. Suatu usaha gotong royong yang intinya mengangkat kaum dhuafa menjadi keluarga yang makin sejahtera.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin RI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar