Sabtu, 04 April 2020

Mendung kan berakhir

#COVID_19 : 
*MENDUNG KAN BERAKHIR*
BBG AL ILMU

🌴🌴🌴
Setiap orang kan mati, bila tidak dengan virus Covid 19, maka dengan hal yang lain. Bila hari ini kau selamat dari sebab kematian, mungkin esok, atau lusa. Bila kau lepas dari kejaran maut siang ini, mungkin nanti sore, malam atau besok pagi.

Hidup ini takkan kekal, bumi tempatmu berpijak tak abadi, hari ini kita melanglang buana menyisiri segala macam jalan diatasnya, entah esok atau lusa, kita kan mendekam di dalamnya.

Virus Corona datang untuk mengajarimu bahwa, kematian itu bisa datang begitu cepat menjemputmu, agar kau bersiap-siap selalu untuk menyambutnya.

🌴🌴🌴
Semua pintu-pintu dunia telah ditutup untukmu, mulai dari pintu masjid, pintu pasar, pintu sekolah, pintu kampus dll, ada satu pintu yang masih terbuka lebar untukmu yaitu pintu taubat.

Titik permasalahan bukanlah kapan dan bagaimana kau mati, inti masalah adalah bagaimana agar kau mati dalam kedaan husnul khotimah, dalam taubat dan amal sholeh, dalam ketaatan pada Tuhanmu.

🌴🌴🌴
Katakan kematian yang Engkau berlari darinya,sesungguhnya ia kan datang menemuimu, kemudian Kalian akan di Kembalikan pada Zat Yang Maha mengetahui segala yang ghoib maupun yang tampak, dan akan memberitahukan kalian tentang apa yang kalian lakukan. Qs: Aljumuah: 8.

Aku tak bermaksud mengajakmu pesimis menatap badai Corona yang sedang melanda ini, bukan pula memerintahkanmu untuk meratap dan bersedih menunggu kematian.

🌴🌴🌴
Tetaplah berusaha maksimal mengambil sebab, berikhtiar, menjaga jarak untuk sementara hubungan sosial, menghindari keramaian, selalu mencuci tangan, banyak berdiam di rumah, mengkonsumsi vitamin E dan C selalu. Bila semua prosedur telah kau lakukan, maka bertawakkallah pada Allah, dan katakan “tidak akan menimpa kita kecuali apa yang Allah tetapkan untuk kita, dan Dialah Tuan penjaga dan pemelihara kita”

Pastikan awan covid 19 yang berarak membawa mendung kematian, kan segera berlalu, pintu-pintu masjid kan segera kembali di buka, ka’bah kan kembali dikunjungi, kajian-kajian kan kembali semarak.

🌴🌴🌴
Duhai Tuhan Yang Pengasih dan Penyayang, ampuni kami dengan segala dosa-dosa kami, jangan haramkan kami untuk kembali bersujud di rumah-rumahMu, menimba ilmu di masjid-masjidmu, berthowaf dan bersa’i di Mekah dan Madinah yang kau Sucikan.

Batam,4 Sya’ban 1441/ 28 Maret 2020

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى

=======🌴🌴🌴🌴🌴=======

Senin, 30 Maret 2020

Negriku Mengemis

Negeriku Mengemis

Oleh : Abd. Latif

Akhirnya terkuak sudah mengapa selama ini pemerintah ngotot tidak mau lockdown. Dengan berbagai alasan mereka kemukakan untuk menghindari lockdown. Ngotot bicara Lockdown sebagai tindakan otoriter, Lockdown tak manusiawi, lockdown tidak efektif, Lockdown ide sesat HTI, ternyata lagi bokek, miskin dan tak punya duit. Gitu saja malu-malu, fitnah sana fitnah sini, ujung-ujungnya mengemis.

Negeriku mengemis hari ini. sungguh sangat ironi sekali ditengah kemewahan para pejabat, ditengah kekayaan negeri yang melimpah ruah, ditengah sumberdaya alam negara yang banyak, namun masih saja mengemis pada rakyatnya. Buat apa bisa menggaji jajaran BPIP Rp. 120.000.000/ bulan, buat apa bisa menggaji jajaran Staf khusus milenial Rp.51.000.000/bulan, namun tak mampu membiayai lockdown untuk rakyatnya.

Bukankah menurut data Indonesia Mining Asosiation, Indonesia meraih peringkat ke-6 di dunia katagori negara yang kaya akan sumber daya tambang. Mulai dari emas, nikel, batu bara, minyak, gas alam dan lain-lain melimpah ruah di negeri ini. tapi mengapa hari ini negeri yang kaya ini mengemis memohon belaskasihan rakyatnya? Jelas ini ada yang salah dalam mengelolanya.

Malu, marah, bercampur berang mendengar negara sebesar indonesia ini mengemis pada rakyatnya. Ini menunjukkan bahwa pengelola pemerintah sangat amat amatir. Bukankah rakyat sudah dipalak dengan berbagai pungutan pajak. Setiap sendi ekonomi rakyat dipajak. Sepeda dipajak, mobil dipajak, bumi dipajak, bangunan dipajak, toko dan kios dipajak, usaha dipajak, pegawai dipajak, rumah dipajak, semua dipajak.

Tidak cukup rezim ini membebani rakyat dengan berbagai pajak, semua subsidi untuk rakyat pun telah dihapus juga hingga harga semua kebutuhan umum rakyat naik. Listrik naik, BBM naik, air naik, semua kebutuhan pokok naik. Ditambah lagi dengan beban BPJS atas nama jaminan kesehatan yang tidak menjamin. Belum cukupkah semua itu untuk mengenyangkan para pejabat? Lalu buat apa punya sumberdaya alam melimpah, buat ada pemilu yang berbiaya mahal kalau semua tidak berarti untuk rakyat?

Seandainya rezim ini bijak tentu hal memalukan ini tidak akan terjadi. Ini negara bukan sekedar organisasi atau perkumpulan kecil. Cobalah dihitung, seandainya lockdown diberlakukan dan rakyat dijamin kebutuhannya. Katakan jumlah penduduk Indonesia 300 juta, 50% diantaranya mampu atau kaya atau daerah aman. Berarti yang harus disubsidi adalah 150 juta jiwa, jika 1 hari dengan jatah kebutuhan Rp.30.000/jiwa dan lama lockdown 10 hari maka dibutuhkan dana 150 juta x 30 ribu x 10 hari sama dengan Rp. 45 triliun.

Dari kalkulasi diatas maka hanya dibutuhkan dana sebesar Rp. 45 triliun, kalau 100% rakyat dijamin berarti Cuma butuh Rp. 90 triliun. Sungguh ini adalah nilai yang sangat kecil dibandingkan dengan dana dikucurkan Bank Indonesia yang mencapai Rp. 300 triliun hanya untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Bahkan lebih kecil dibandingkan dengan anggaran pemindahan Ibukota baru yang mencapai Rp. 460 riliun.

Pertanyaannya mengapa untuk mengucurkan dana 300 triliun hanya untuk rupiah mampu sedang untuk menyelamatkan nyawa rakyatnya tidak mampu. Mengapa untuk sebuah proyek pemindahan ibukota 460 triliun mampu sementara untuk menolong nyawa rakyatnya sendiri tidak mampu. Inilah logika tumpul para penguasa rezim kapitalis. Karena dibalik kucuran dana BI dan proyek pemindahan ibukota terdapat keuntungan pribadi yang berkali-lipat, sementara kalau untuk rakyat hanya menghabiskan tenaga saja.

Semakin nyata bahwa aksi negara mengemis ini tidak lain hanya untuk mencari keuntungan semata. Bukan murni karena negara kurang dana atau pailit. Semua hanya rekayasa untuk bisnis di tengah rakyat yang meregang nyawa. Rezim ini semakin hilang rasa kemanusiaanya. Hari ini sejarah telah mencatat NEGERIKU MENGEMIS. Hari ini sejarah telah mencatat PANCASILA MENGEMIS. Apakah mereka semua sudah tidak punya muka lagi ?

Ust. Abdul Somad: Dalil majelis dzikir

Selasa, 24 Maret 2020

Langit Tahu

*Berpikir positif*🍍🍍

Tahun 1892 Toko Buah Yu mengangkut 50 keranjang nanas dr Laiyang ke Shanghai.

Krn perjalanan yg jauh nanas2 itu jadi lembek & dibuanglah nanas2 itu. 

Di sebrang Toko Buah Yu ada toko kecil dihuni suami istri yg tidak memiliki sesuatu utk dimakan & sgr memungut nanas yg dibuang itu. Nanas dikupas, dipotong kecil2, dibuang bagian yg lembek & dijualnya potongan2 yg masih segar. Bisnis ini berjalan lancar. 

Suami istri ini membeli nanas lembek dr Toko Yu. Krn sudah lembek, Toko Yu dg senang hati menjual murah. Nanas itu diproses mjd dodol nanas & terjual laris. Dlm waktu singkat dodol nanas ini menjadi makanan khas daerah Tiongkok Selatan & sampai ke kerajaan. 

Akhirnya pemilik Toko Yu iri saat mrk tahu dodol nanas itu terbuat dr nanas yg mrk jual murah.

Di malam harinya Yu menulis tiga aksara "Tian Zhi Dao" (Langit Tahu) lalu menempelnya di pintu toko dodol nanas.

Esok harinya suami istri itu melihat tulisan ini & terperanjat krn tahu ada orang yg ingin merusak bisnis mrk. Lalu sang suami tertawa & berucap, "Kita kebetulan sdg mencari nama toko. Hari ini ada orang menuliskan nama toko & mengirimnya ke depan pintu. Bagus sekali. Kaisar juga pernah memakan kue dodol nanas tokoku. Kaisar adalah Putra Langit dimasa ini, jadi sudah seharusnya memakai nama Tian Zhi Dao. Oke, sy pakai tiga aksara ini sbg nama toko!"

Akibatnya bisnis dodol nanas ini menjadi semakin maju.

Yu menjadi berang & dg liciknya melukis di dinding toko itu seekor kura2 yg menyembunyikan kepala di dlm tempurung disertai tulisan: "Tidak tahu malu".

Keesokan harinya, melihat lukisan kura2 ini, sepasang suami istri itu terdiam. Namun lalu berucap bersamaan, "Kita pakai kura2 sbg logo produk. Dodol nanas dpt menyembuhkan batuk & memperpanjang usia. Kura2 adalah hewan yg panjang usianya." Sejak itu, logo kura2 mjd terkenal di Shanghai. 

ORANG BIJAK MENGUBAH SETIAP GANGGUAN MENJADI PELUANG. Nikmati kehidupan ini dg selalu positive thinking.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat

🌹 *_“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”_*

*Ya Tuhan kami, berilah kami ampunan dan juga kepada saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”*

*“Ya Allah, sehatkanlah tubuhku, sehatkanlah pendengaranku, sehatkanlah penglihatanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kekafiran dan kemiskinan. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari siksa kubur, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau.”*

*Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat, dari istri/pasangan yang membuatku beruban sebelum waktunya (membuat kesusahan/bikin banyak pikiran), dari anak yang menjadi tuan bagiku (durhaka), dari harta yang menjadi siksaan/adzab untukku dan dari teman yang jahat ; matanya melihatku hatinya mengawasiku, jika melihat kebaikanku ia menyembunyikannya namun jika melihat keburukanku ia menyebarkannya.*

*“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.”*
https://t.me/joinchat/AAAAAEBaFHlvgAbKPP8V0g
•┈┈┈•❀❁❦🌷✨💜✨🌷❦❁❀•┈┈┈•

Minggu, 22 Maret 2020

Puncak Keinginan

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
Sejenak Pagi:
*Puncak Keinginan*

Keinginan meraih dunia seringkali menjadi yang terbesar dalam hati kita. Karena manusia lebih mengejar sesuatu yang kasat mata. keinginan meraih dunia seringkali mendatangkan kekecewaan dan kegalauan di saat tak dapat meraihnya. 
Ketika berhasil meraihnya, seringkali membuat lupa dan menimbulkan kecongkakan dan keserakahan. 
Bahkan tak pernah puas untuk mengumpulkannya. 
Menjadikan hati miskin dan rakus.
Sedangkan keinginan meraih akherat seringkali dikesampingkan. 

Padahal ketika hati hanya berharap akherat, ia akan menjadi hati yang kokoh. Ia akan selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya dari kehidupan dunia. Karena ia sadar bahwa kenikmatan dunia hanya sementara dan kelak akan dihisab oleh pemiliknya yaitu Alloh Azza Wajalla.

Hati yang menginginkan akherat tak mudah galau dan bersedih hati ketika terluput dari dunia. 
Ia hanya menggantungkan pengharapannya kepada sang pencipta. Ia memandang dunia sebagai sesuatu yang hina. 
Sehingga ketika dunia mendatanginya, ia tak tertipu bahkan ia khawatir akan beratnya hisab pada hari kiamat. 
Sungguh indah hati seperti ini.

Inilah rahasia sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
*“Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, maka Alloh akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan hatinya kaya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Alloh akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia yang berhasil diraih hanyalah apa yang telah ditetapkan baginya."*
(HR. Imam Ahmad).

Nabi shallallahu alaihi wasallam selalu memohon kepada Alloh Ta'ala agar tidak menjadikan dunia sebagai puncak keinginan dan puncak keilmuannya. Beliau berdoa:
*"Dan jangan engkau jadikan musibah itu menimpa agama kami. Dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai puncak keinginan kami dan puncak pengetahuan kami. Dan jangan Engkau jadikan orang yang tidak menyayangi kami sebagai penguasa kami."*
(HR At Tirmidzi)

Semoga Alloh Ta'ala senantiasa membimbing Kita Untuk Selalu dalam kebaikan dan kebahagiaan hidup.

Semoga kita terus istiqomah dalam beribadah, senantiasa mensyukuri nikmat Alloh Ta'ala dan diberi kekuatan oleh Alloh Ta'ala utk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

www.sejenakpagi.info
😊❤👍

Jumat, 13 Maret 2020

Dzikir Al Matsurat Pagi - Bacaan dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Berani dengarkan ayat ruqyah ini rasakan kedahsyatanya

Ayat Ayat Ruqyah Untuk Diri Sendiri || Rasakan Dahsyatnya Untuk Pengusir...

Keajaiban Ayat Qursi Keutamaan 16 Doa Pengusir Setan & Jin dan Ilmu Santet

FULL SURAT AL FATIHAH AL MULK AL WAQIAH AR RAHMAN YASIN AL KAHFI AD DUKH...

Surah Ar Rahman,Surah Yasin,Surah Al Waqi'ah,Surah Al Mulk & Surah Al Kahfi

Berani dengarkan ayat ruqyah ini rasakan kedahsyatanya

Dua DOA Yang Paling Sering Dibaca Nabi, Ternyata Kita Sudah Hafal

10 Doa Pendek Mudah Dihafal Dan Diamalkan, Boleh dibaca Setelah Sholat W...

Kamis, 12 Maret 2020

GOOD JUDGMENT,

*GOOD JUDGMENT, MOTIVATED REASONING & CONFIRMATION BIAS*
 
INI LAYAK MENJADI PAKAIAN TAQWA POLITISI ISLAM.....

https://www.ted.com/talks/julia_galef_why_you_think_you_re_right_even_if_you_re_wrong/up-next#t-650211

*MENGAPA ORANG TETAP MERASA BENAR WALAUPUN SEJATINYA SALAH ?*

Pada tahun 1894, sebuah surat yang telah disobek- sobek ditemukan di keranjang sampah oleh staf dari seorang Jenderal Prancis. Maka dilakukanlah investegasi besar2an untuk mengetahui siapa yang lewat bukti surat itu telah menjual rahasia militer Perancis ke pihak Jerman. Dan kecurigaan kebanyakan orang mengarah pada *Letkol. Alfred Dreyfus*.

Dreyfus tidak punya track record yang tercela, tidak juga punya motif untuk melakukan pengkhianatan. Cuman ada dua hal yang dapat membuat kecurigaan terhadap Dreyfus. Pertama, tulisannya mirip dengan surat yang ditemukan, dan lebih parah lagi, dia satu2nya pejabat militer yang beragama Yahudi. Waktu itu, Militer Perancis dikenal anti Yahudi.

Lalu rumah Dreyfus digeledah, mereka tidak menemukan bukti apa pun. Tapi ini pun malah dianggap sebagai bukti betapa liciknya Dreyfus. Tidak hanya berkhianat, dia juga degan sengaja menghilangkan semua bukti. Lalu mereka memeriksa personal history-nya, bahkan menginterview guru sekolahnya. Ditemukan dia sangat cerdas, menguasai 4 bahasa, dan punya memori yg sangat tajam. Maka ini pun dianggap sebagai "bukti" bahwa Dreyfus punya motif dan skill untuk kerja pada agen intelijen asing. Bukankah memang agen intelijen harus punya 3 skill itu? Benarkan?

Maka Dreyfus diajukan ke pengadilan militer, dan dinyatakan bersalah. Di depan publik, lencananya dilucuti, kancing baju dicabut, pedang militernya dipatahkan. Peristiwa ini dikenang sebagai "Degradation of Dreyfus". Saat diarak oleh massa yang menghujat dia, Dreyfus teriak, "Saya bersumpah saya tidak bersalah, saya masih layak untuk mengabdi pada negara, Hidup Perancis. Hidup Angkatan Darat". Tapi semua orang sudah tidak peduli dengan teriakannya, dan Akhirnya dia divonis penjara seumur hidup di Devil's Island, pada tanggal 5 Januari 1895.

Mengapa serombongan orang pintar dan berkuasa di Perancis waktu itu begitu yakin bahwa Dreyfus bersalah? Dugaan bahwa Dreyfus memang sengaja dijebak, ternyata keliru. Para sejarawan meyakini bahwa Dreyfus tidak dijebak, dia hanya menjadi korban dari sebuah fenomena yang disebut *"MOTIVATED REASONING"*. Yaitu sebuah penalaran yang nampak sangat logis dan rasional, padahal semua itu hanyalah upaya mencari PEMBENARAN atas suatu ide yang telah diyakini sebelumnya. Tujuannya? termotivasi untuk membela atau menyerang ide tertentu, bukan mencari KEBENARAN secara jernih, dari pihak mana pun kebenaran itu berasal.

Maka kalau *orang sudah mengeras sikapnya untuk sangat pro/anti partai politik tertentu*, atau sudah terlanjur gandrung/benci sama seseorang, maka orang akan cenderung mengalami "motivated reasoning" ini. *Apa pun pendapat orang lain yang dianggap musuh akan nampak salah di pikiran "rasional".* Karena memang itulah hebatnya otak, selalu bisa menemukan alasan rasional kenapa mereka salah, dan saya benar. Orang akan bisa mencari 1000 bukti yang membenarkan sikap itu. Bahkan hal2 yang sifatnya netral tiba2 jadi nampak sebagai "bukti" dari kebenaran sikap ini. 

Kalau hati sudah dikuasai oleh cinta atau benci, dan berketetapan, pokoknya saya pro ini, anti itu, kita akan cenderung meyakini kebenaran segala pendapat yang mendukung pendapat kita, dan mengabaiakan segala argumen yang berlawanan dengan keyakinan kita. Kita jadi kehilangan akal sehat yang adil dan proporsional dalam menyikapi segala hal. Para psikolog menyebut kesesatan pikir yang mewabah akhir2 ini: *CONFIRMATION BIAS*. 

Fenomena confirmation bias dan motivated reasoning ini sudah sangat jamak ditemukan di sekitar kita, bahkan kadang kita pun ikut jadi pelaku utamanya. Karena hampir semua dari kita telah mengambil sikap untuk memilih partai tertentu, suka tokoh tertentu, punya agama/madzhab tertentu, bahkan mungkin menjadi anggota fanatik supporter klub sepak bola tertentu. Semua ini telah menjadikan kita secara otomatis mudah sekali terjebak dalam 2 kesesatan pikir di atas.

By the way, bagaimana dengan nasib Dreyfus? Adalah Colonel Georges Picquart, yang walaupun dia juga anti Yahudi, mulai berpikir, bagaimana jika memang Dreyfus tidak bersalah? bagaimana jika karena salah tangkap, penjahat sebenarnya masih berkeliaran dan terus membocorkan rahasia militer Perancis pada Jerman? Kebetulan dia menemukan ada pejabat militer lain yang tulisan tangannya lebih mirip dengan surat yang ditemukan, dibanding tulisan Dreyfus. Singkat cerita, atas perjuangan Colonel Picquard, Dreyfus baru dinyatakan tidak bersalah 11 TAHUN kemudian. 

Yang paling menakutkan dari Motivated Reasoning & Confirmation Bias ini adalah, pelakunya seringkali tidak menyadari dan membela pendapatnya mati2an sambil menghujat pendapat lain yang berbeda, sehingga efeknya terjadi perang mulut, bahkan di beberapa negara, terjadi  genocida, dan perang saudara.

Maka bagaimana caranya agar kita bisa berpikir lebih adil dan jernih?
Bagaimana agar kita selamat dari 2 sesat pikir di atas? agar kita bisa membuat prediksi yang akurat, membuat keputusan yang tepat, atau sekedar membuat good judgement? 

Menariknya, ini tidak berkaitan dengan seberapa pintar atau seberapa tinggi IQ kita atau gelar akademis kita. Kata para ahli tentang "good judgment", ini justru berkaitan erat dengan bagaimana anda "merasa" (how you feel). Berikut beberapa Tips untuk memiliki "penilaian yang jernih" :

1. Jangan Terlalu Emosional. Semakin kita emosional, semakin kita termotivasi untuk menyeleksi kebenaran. Semua argumen yang berlawanan akan cenderung kita abaikan. Sementara hoax-pun, asal cocok dengan selera kita akan buru2 kita yakini kebenarannya.

2. Pertahankan rasa Ingin tahu (Curiosity). Rasa penasaran ingin tahu ini akan membuat kita lebih ingin mengecek argumentasi dari dua kubu. Tidak cepat puas buru2 meyakini segala informasi yang masuk.

3. Milikilah hati dan pikiran yang terbuka (Open-Mind & Open-Heart). dengan begini kita akan cenderung mau mendengarkan dan berempati atas posisi masing2 dari dua kubu yang berseteru. Jangan menutup diri hanya mau menerima informasi dari pihak yang pro sama kita, dan langsung mencurigai, bahkan menolak berita dari semua yang kita anggap pro lawan kita.

4. Jadilah orang yang Independen (grounded). Jangan mudah anut grubyuk ikut2an pendapat seseorang atau satu kelompok. Jangan letakkan harga diri kita berdasarkan omongan orang lain tentang kita. Silahkan pro ini atau anti itu. Tapi jangan overdosis, sampai menganggap segala hal yang dari pihak kita pasti benar dan segala hal yang dari pihak lawan pasti salah.

5. Milikilah kerendahan hati (Humbleness) bahwa memang kita punya keyakinan tertentu tentang segala hal (politik, aliran pemikiran, dll) tapi dengarkan dengan empatik juga pendapat2 yang berlawanan dengan kita. Dan jika bukti2 menunjukkan kita memang salah, jangan sungkan2 untuk mengakui dan minta maaf.

Kesimpulannya, menurut Julia Galef, yg ceramahnya di TEDX mendasari tulisan ini:

*"Untuk memiliki good judgment (penilaian yang jernih), khususnya untuk hal2 yang kontroversial, kita tidak terlalu membutuhkan kepintaran atau analisa yang canggih, tapi kita lebih membutuhkan kedewasaan psikologis dan pengelolaan emosi yang baik"*

Jadi apa yang paling kita inginkan? 
Apakah membela mati2an pendapat subyektif kita?
Ataukah ingin melihat dunia dengan mata hati sejernih mungkin?
Memilih yang benar itu benar dan mengikutinya dalam hidup ?

Minggu, 01 Maret 2020

KU BENCI

Sulung yang Ku Benci

Anissa Qurrota Ayyuni namanya, anak perempuan penyejuk hati kedua orangtua. Buah hati pertamaku dan suamiku. Di penantian tahun ke dua, saat aku nyaris diceraikan suami karna tak kunjung hamil, ia datang mengubah mendung menjadi terang. Dua garis merah membuat seisi rumah bahagia, tangis manja pertamanya menjadi suka cita. Anak pertama, cucu pertama, keponakan pertama, Ia sangat dinanti. Semua perhatian tertuju padanya, akupun nyaris cemburu terhadap putriku sendiri. 

Namun tak berlangsung lama, aku kembali hamil saat Nisa berusia 3 bulan. Genap 1 tahun Nisa sudah mempunyai seorang adik perempuan, Annida namanya. Paras Nida berbanding terbalik dengan Nisa. Jika Nisa berkulit gelap seperti Bapaknya, Nida terlahir bak salju, putih meneduhkan, membuat kagum mata yang melihat.

Di ulang tahun Nida yang pertama aku menyadari bahwa aku tengah hamil anak ketiga. Semua berharap akan ada anak laki-laki sebagai pelengkap kebahagiaan. Namun, kelahiran Annika membuat suamiku justru semakin penasaran, ingin aku segera hamil kembali agar mendapat anak laki-laki.

Nika sama seperti Nida, nyaris mirip seperti anak kembar, sifatnya juga mirip, mereka tak pernah menyusahkanku. Berbeda dengan Nisa yg berani menentangku. Jika keinginannya tidak dituruti dia akan menangis dan teriak hingga seisi rumah keluar menghampirinya. Terlebih saat usianya 5 tahun, saat si kembar Ammar dan Akmal lahir, kelakuannya semakin menjadi, saat aku marah maka dia akan berlindung di balik badan Neneknya. Saat ini aku mulai membencinya, terlebih banyak yg membelanya ketika aku memarahinya.

Ada saja tingkahnya yg memancing emosiku. Dia sangat aktif sampai tiada hari tanpa membuat rumah bak kapal pecah, suaranya sangat nyaring memekakkan telinga, dia suka bermain di luar rumah bersama teman-temannya hingga lupa waktu, baju seragam sekolahnya bisa berubah warna, putih saat berangkat dan menjadi coklat saat pulang sekolah. Semua tingkah lakunya membuatku geram. Sudah berkali-kali dia kucambuk, tapi tetap diulangi. Sudah berkali-kali dia kuusir, tapi dia tetap disini. Seperti tak ada jeranya.

Pernah suatu saat ia membohongiku, pamit untuk mengaji, nyatanya ia malah main dengan teman-temannya mencari kecebong di selokan air. Aku naik pitam, kuseret Nisa sampai ke rumah, ku robek-robek buku mengajinya, aku buang semua bajunya ke jalan, jika tak ada neneknya mungkin Nisa sudah mati ku hajar.

Tapi itulah Nisa, dia akan merayuku, meminta maaf, bersujud di kaki ku, membantu semua pekerjaan rumah, dia tidak akan kemana-mana sampai aku memaafkannya. Tanpa bosan, tanpa kenal lelah membujuk serta merayuku, agar kuberi maafku. Kadang terpaksa aku memaafkannya atas bujukkan dari Nenek dan Bapaknya. Namun, bukan Nisa namanya jika ia tak mengulangi perbuatannya. Suamiku bilang, sikapku terhadap Nisa sudah keterlaluan, tapi tahukan dia bahwa Nisa yang sebenarnya kelewatan? Pembelaan terhadap anak itu justru membuatku makin membencinya.

Aku akan sangat bahagia jika Nida, Nika, Ammar dan Akmal mendapat nilai 80 saat ujian. Tapi, aku merasa biasa saja saat Nisa menunjukkan angka 100 di kertas ujiannya, atau saat namanya diumumkan sebagai peringkat pertama di kelasnya, bahkan saat ia memperoleh juara pertama pada olympiade matematika se jabodetabek.

Aku yang menangis tak karuan saat harus melepas Nida ke Yogyakarta dan Nika ke Bandung untuk melanjutkan kuliah, juga saat kedua jagoanku pergi menempuh pendidikan agar menjadi TNI. Namun, tak ada sama sekali air mata yang menetes saat mengetahui Nisa mendapat beasiswa dan harus pergi ke Sudan, tempat yang sangat jauh dibanding Yogyakarta dan Bandung.

Nisa memang kumasukkan ke pesantren setelah lulus SD, agar aku merasa tentram di rumah. Aku jarang menjemput Nisa dengan alasan supaya Nisa mandiri dan supaya hafalan Al-qurannya tidak terganggu. Untungnya Nisa menurut untuk tidak terlalu sering pulang, hanya Bapak dan Neneknya yang sering mengunjunginya di pesantren. Tapi, kalau Nisa sudah di rumah, rumah akan kembali ramai seperti pasar. Dia akan banyak bercerita, banyak tertawa dan banyak makan, membuatku ingin cepat-cepat mengembalikannya ke pesantren.

Walau Nisa berhasil menjadi Hafidzah di usianya yg ke 15 tahun, tapi itu tetap tak membuatku bangga kepadanya, seperti Bapak dan Neneknya yang sangat bahagia hingga meneteskan air mata. Berbeda saat aku mengetahui Nida dan Nika berhasil diterima menjadi ASN, aku sangat bahagia, tak henti-hentinya aku bercerita hingga seluruh penjuru kampung tau berita ini. Pun saat kembarku berhasil menjadi TNI aku bangga, aku jumawa. Padahal Nisa juga bekerja menjadi seorang guru di sebuah sekolah islam internasional di Jakarta dengan gaji dollar.

Nissa rutin memberiku uang bulanan dengan jumlah yang menurutku lumayan banyak, tapi aku anggap itu sebagai sebuah sikap yang wajar bagi seorang anak. Tapi, uang dua ratus ribu yang diberikan anakku yang lain kepadaku bisa membuatku mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada mereka.

Aku senang Nida menjadi ASN, menetap di Yogyakarta dan bersuamikan seorang ASN pula. Aku bahagia melihat Nika, seorang ASN yang bersuamikan seorang manager sebuah perusahaan swasta. Dan aku bangga dengan kembarku yang dapat mewujudkan impiannya menjadi TNI, membela kedaulatan Negara Republik Indonesia. Nisa, entah bagaimana menghadirkan rasa bangga di hatiku atasnya, padahal dia sudah berjuang menjadi hafidzah dan Insya Allah akan memakaikan jubah dan mahkota kelak padaku di hari akhir.

"Berbaik hatilah pada Nisa Bu, dia anakmu juga. Apa salah Nisa sampai Ibu begitu membencinya? Kasihan Nisa, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik buat Ibu! Jangan karna kenakalannya sewaktu kecil menjadikan benci selamanya, ingat Bu, sekarang dia sudah besar sudah dewasa!" entah kali keberapa suamiku menasehatiku seperti itu. Setali tiga uang dengan Ibuku, bahkan sebelum meninggalpun Ibu berpesan agar aku bisa menyayangi Nisa dengan setulus hati. Mengapa hanya Nisa?

"Apa yang Nisa lakukan sepertinya selalu salah dimatamu Bu, adillah Bu, kita ini orang tua, kita ini panutan, apa salah Nisa sampai kamu seperti ini?"

"Salah Nisa karna dia anak kesayanganmu Pak dan cucu kesayangan Ibuku! Tapi kesalahan terbesarnya saat ini karna dia bodoh Pak, dia bodoh sudah melepas pekerjaannya demi menuruti keinginan suaminya yang hanya seorang guru! Dia bodoh karna sudah membeli rumah di samping rumah kita, sadar Pak, dia bakal jadi benalu buat kita nantinya!" penuh emosi aku menjawab pertanyaan suamiku, saat aku mengetahui bahwa sekarang Nisa tinggal tepat di samping rumahku dan terlebih saat ini dia hanya seorang ibu rumah tangga. Suamiku hanya diam menatapku, seperti tak percaya akan apa yang barusan didengarnya dari mulutku.

"Ibu.. Nisa minta maaf, Nisa tidak ada maksud ingin menjadi benalu bagi Ibu. Nisa hanya ingin..." kalimatnya terhenti saat tiba-tiba "braak.." suamiku jatuh tak sadarkan diri. Ya, itu hari terakhir aku melihat suamiku di dunia. Tak henti aku menangis, tak henti aku menyalahkan Nisa. Karena gara-gara membahas soal dia, penyakit jantung suamiku kambuh hingga menyebabkan ia meninggalkanku selamanya. 

"Percuma kamu capek-capek menghafal Quran Nisa, percuma kamu Ibu masukkan pesantren kalau ujung-ujungnya kamu yang menjadi sebab meninggalnya Bapakmu!" Nisa hanya menunduk sesenggukan, sesekali terdengar lirih dari mulutnya "Ibu maafkan Nisa." Tapi aku tetap bergeming, aku tinggalkan Nisa untuk mengurus jenazah suamiku.

"Bu apa bisa segera kita mandikan Jenazahnya? Hari sudah semakin sore khawatir penguburannya kemalaman, lagian kasihan jenazahnya sudah sejak semalam disini, harus disegerakan". Tanya Pak Junaedi marbot masjid tempat tinggalku. Mataku nanar menatap sekeliling, aku mencari Nida, Nika, dan jagoan kembarku keseluruh penjuru rumah, tapi tak kutemukan, yang kulihat hanya Nisa, suaminya, beserta kedua anaknya yang sedari tadi membacakan ayat suci Al-quran di samping jenazah suamiku. Akhirnya terpaksa jenazah suamiku dikebumikan tanpa kehadiran keempat anakku yang lain, mereka baru datang keesokan harinya. Hanya dua hari mereka menemaniku, setelah itu mereka kembali ke rumah masing-masing dengan kesibukannya masing-masing. Dan aku harus kembali menahan rindu hingga datangnya hari Raya Idul Fitri. Biasanya di hari itu mereka semua akan berkumpul bersamaku.

Sejak hari itu hariku kelabu, tak ada semangatku lagi. Bahkan untuk sekedar mengisi perutku yang keroncongan aku enggan. Nisa setiap hari menemaniku, dia juga memasak untukku. Tapi hatiku tetap membatu, aku masih mendiaminya. Aku akan makan jika Nisa sudah pulang ke rumahnya, jika ia masih disini, walau dibujuk seperti apapun aku tak akan membuka mulut. Aku juga sering memarahinya dengan alasan sepele. Namun, bukan Nisa namanya jika tidak keras kepala. Keesokan harinya dia akan datang lagi, memasak buatku, membujuk aku supaya mau makan, meminta maaf padaku, terus seperti itu setiap hari seperti tidak ada pekerjaan lain.

"Nisa, sudah kamu telepon adik-adikmu? Kabari kalau Ibu dirawat supaya mereka kesini". Perintahku kepada Nisa yang tengah sibuk memencet-mencet ponselnya. Aku memang sudah lama mengidap diabetes, dan kali ini kambuh karena diam-diam aku meminum segelas teh kemasan yang kubeli di warung tanpa sepengetahuan Nisa, setelah minum teh itu kurasakan kepalaku berat, duniaku berputar, tiba-tiba gelap, kemudian saat aku terbangun aku sudah berada di rumah sakit dengan selang di hidung juga di tanganku, tak lupa Nisa di sampingku.

"Bu, besok kalau mau minum teh manis bilang Nisa ya, biar Nisa bikinin pake gula khusus diabet". Ucapnya sambil terus sibuk dengan ponselnya. Aku menjawabnya dengan anggukan yang mungkin tak terlihat olehnya.

"Bu, ga ada yang diangkat, tapi Nisa sudah kirim pesan, semoga segera dibalas ya bu."

"Coba sini ibu yang telepon!" Kurebut ponsel dari tangan Nisa, kutekan nomor keempat anakku satu persatu, tak ada jawaban, hanya suara operator yang kudengar.

Hari berganti hari, pagi berganti siang, sore berganti malam, hingga aku diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter, ke empat anakku tak ada yang datang. 

"Bu ini semalam adik-adik balas pesan Nisa, Nida katanya ga bisa ke Jakarta karna anak-anaknya lagi ujian Bu, Nika juga berhalangan Bu katanya lagi ikut pelatih di Malang, terus aku sms istrinya kembar, katanya mereka lagi ada pendidikan Bu, baru pulang bulan depan, dan ga bisa terima telepon selain hari libur. Jangan sedih ya Bu, mereka doain Ibu ko, semoga ibu segera pulih". Kuseka air mataku, ada emosi yang kuat bergejolak di hati.

"Terus kamu kenapa masih disini Nisa? ga ada kesibukan lain?" hardikku.

"Nisa di sini karna memang kewajiban Nisa ada disini Bu. Nisa meninggalkan kesibukan Nisa yang lain untuk merawat Ibu, Insya Allah Bang Khalif ridho karna dia yang suruh Nisa jaga Ibu, si kembar Wafa sama Wildan dijaga sama mertua Nisa di rumah, dari kemarin mereka nanyain terus kapan Nenek pulang?" ucap Nisa lembut sambil merangkul tubuh rentaku, aku merasa ada kehangatan yang selama ini belum pernah kurasa. "Ibu, maafin Nisa ya!" ucapnya lirih sambil menyeka air matanya.

"Neneeek!" belum sempat kujawab maaf Nisa tiba-tiba cucuku si kembar Wafa dan Wildan beserta ayahnya Khalif datang menjemputku.

Di rumah sikapku terhadap Nisa tak banyak berubah. Sekarang aku mengikuti beberapa pengajian, agar aku tak terus-terusan meratapi kepergian suamiku. Biasanya saat aku pulang dari pengajian, rumahku sudah rapi, makanan sudah tersedia di meja, dan Nisa sudah pulang ke rumahnya. Tapi kali ini, saat aku memasuki pekarangan rumahku, kulihat sandal Nisa ada di depan pintu. Setelah kuucapkan salam, akupun masuk ke dalam dan menemukan Nisa yang berlari ke arahku, mencium tanganku dan mempersilahkan aku untuk segera makan.

"Tumben kamu masih disini Nisa? Apa ada kabar dari adik-adikmu?" tanyaku. Kulihat Nisa menggeleng sambil menundukkan kepalanya.

"Bu maafin Nisa."

"Kamu ini Nisa, dari dulu selalu gigih minta maaf ke Ibu, tapi selalunya kamu ulangi lagi itu perbuatanmu!"

"Nisa dulu nakal banget ya bu? Maafin Nisa ya Bu, oiya Ibu inget foto ini ga?" ucapnya seraya menghampiriku dan membuka album foto keluarga yang hampir aku lupakan keberadaannya. "Ini Ibu sama Bapak waktu muda ya, Ibu cantik ga kaya Nisa, hitam, pendek, gendut hehe" Nisa terus mengoceh hingga sampai pada satu buah foto, foto dirinya sedang mengenakan baju muslim buatanku. 

"Ini bajunya masih Nisa simpen lo bu, buat Wafa kalau sudah besar, Nisa suka banget sama baju ini, hijau warna favorit Nisa" aku tersenyum mendengarnya, setelah itu wajahnya berubah menjadi murung, lama ia terdiam sebelum kembali melanjutkan kata-katanya.

"Nisa inget, ini hari pertama Nisa mengaji di masjid, tapi malah bikin ibu marah karena Nisa main di selokan air, maafin Nisa ya bu" kemudian ia mengambil sesuatu dari kantung gamisnya. Dan aku kaget bukan kepalang, itu cincin pernikahanku dengan suamiku yang telah lama hilang. "Nisa sebenarnya bukannya cari kecebong Bu awalnya, Nisa cari ini, kata Bapak cincin Ibu masuk keselokan, karena cincinnya udah ketemu, jadi Nisa sekalian cari kecebong, dan jadi bikin Ibu marah". Lidahku kelu, tak ada sepatah katapun keluar dari bibirku.

"Ibu inget ga waktu Ibu mau pergi arisan, Nisa nangis teriak-teriak bikin Ibu marah, itu karna Nisa pengen Ibu di rumah sama Nisa, mumpung adik-adik semuanya lagi pergi ngaji. Nisa juga si yang salah Bu, Nisa ga tau cara bilang ke Ibu bagaimana, jadinya malah bikin Ibu marah terus, Nisa sadar bu, Nisa kecil itu menyebalkan, selalu bikin ibu marah. Tapi Nisa sangat berterima kasih sama Ibu karna masukin Nisa ke pesantren, Nisa belajar banyak disana, terutama tentang cara menghormati dan menyayangi Ibu, Insya Allah Nisa akan berusaha menjadi anak yang baik, Nisa akan merawat Ibu sampai kapanpun, Nisa akan selalu sayang sama Ibu walaupun Ibu membenci Nisa". Tiba-tiba dada ini sakit, melihat air matanya mengalir, bahunya berguncang, wajahnya tertunduk.

Merah pipiku, seperti ada tamparan keras yang tengah mendarat di sana. Lemas tubuhku seolah ada batu besar yang baru lepas dan merontokkan semua tulangku. Aku turun dari kursi, merangkak menghampiri Nisa, memegang kakinya dan bersujud di sana "Nisa maafkan Ibu" Nisa terkejut, lalu dengan sigap memegang tanganku, menjauhkan kakinya dari aku. Aku tak peduli, aku tetap bersimpuh disana walau ia terus melarangku, air mataku tumpah ruah. "Nisa maafkan Ibu, selama ini Ibu salah, selama ini Ibu dzalim sama kamu, selama ini Ibu yang bodoh, kamu hanya ingin bersama Ibu tapi Ibu ga pernah sadar, kamu hanya anak kecil yang Ibu paksa menjadi dewasa, Ibu terlalu sibuk dengan adik-adikmu, Ibu.. Ibu.. Ibu hanya cemburu kepadamu sayang, karena bapakmu juga nenekmu sangat menyayangimu dibanding Ibu." 

"Iya Ibu, sudah.. sudah.. Nisa sama sekali tidak menganggap Ibu salah, Nisa hanya berusaha agar Ibu sayang sama Nisa, Ibu.. Nisa sangat sayang sama Ibu" Nisa memelukku, menangis sesenggukan dipelukanku, begitu juga dengan aku.

"Nisa.. Terima kasih sudah memberi banyak pelajaran buat Ibu, terima kasih sudah menjadi Hafidzah, itu hadiah terindah buat Ibu, mulai saat ini, di sisa usia Ibu, Ibu akan menyayangi Nisa dengan setulus hati Ibu, seperti pesan nenek dan bapakmu, Ibu janji."

Saat itu hubunganku dan Nisa terus membaik, Nisa sangat telaten merawatku dan juga Ibu mertuanya. Nisa mengajakku mengunjungi adik-adiknya, dia bilang "Silaturahmi tidak selalu Ibu yang harus dikunjungi, mungkin adik-adik sibuk, sesekali boleh kan Ibu yang mengunjungi mereka?" dan aku sangat senang berkeliling mengunjungi anak-anakku. Bahkan Nisa dan suaminya memberangkatkanku dan Ibu mertuanya ke tanah suci.

Sulungku yang kubenci, kini malah sangat berbakti kepadaku, aku sangat bersyukur di hari tuaku masih ada anak yang membersamaiku. Aku sadar sebenarnya tidak ada anak yang nakal, sulungku hanya ingin perhatianku, namun ia sulit untuk mengungkapkannya, dan aku yang lambat menyadarinya. Di usianya yang masih sangat kecil dia harus berbagi kasih sayang dengan keempat adiknya. Sulungku yang dulu sangat kunanti, sulungku yang kupinta kehadirannya pada setiap doaku, dan ia yang menjadi guru pertama bagiku, mengajarkanku bagaimana menjadi Ibu. Terima kasih anak sulungku, maafkan Ibu yang tak sempurna.

Repost mbak Popie Susanty🥰

Rabu, 19 Februari 2020

*DIBAWAH LINDUNGAN PARA TAIPAN*

Parpol : Di Bawah Lindungan Para Taipan
Oleh Hersubeno Arief

Ketua MPR Bambang Soesatyo buka rahasia sangat besar!  Tapi  sebenarnya kalau mau jujur, sudah bukan rahasia. Kita sudah sama-sama tahu.  

Untuk menguasai partai politik, kata Bamsoet, seorang pemodal cukup merogoh kantong tak lebih dari Rp 1 Triliun! 

Artinya dengan jumlah parpol yang lolos ambang batas parlemen hanya berjumlah 9, maka untuk menguasai parlemen secara penuh hanya butuh modal Rp 9 Triliun. 

Jumlahnya jauh lebih sedikit,  karena untuk menguasai parlemen tak perlu semua partai harus dibeli. Cukup dua pertiga suara saja. Pilih 3-4 parpol dengan suara tertinggi. 

Jadi modalnya kira-kira hanya Rp 5-6 Triliun mereka sudah bisa menguasai Indonesia. 

Murah bukan?

Dengan menguasai parpol, menguasai parlemen,  maka para pemodal bisa menentukan siapa yang menjadi Presiden, Menteri, Panglima TNI, Ketua KPK, Kapolri, Gubernur, Bupati, Walikota dan berbagai jabatan publik lainnya. Tentu saja termasuk pimpinan MPR, DPR dan DPD.

Ongkos tambahan diperlukan ketika berlangsung pilkada, pemilihan jabatan publik melalui DPR, dan puncaknya yang paling besar ketika berlangsung pilpres.  

Sejumlah pengamat pernah menyebut untuk maju pilpres, seorang kandidat setidaknya membutuhkan dana Rp 7 Triliun. Tapi melihat praktik Pilpres 2019 lalu, jumlah yang dibutuhkan jauh lebih besar dari itu.

Bagi pemilik modal, angka tersebut tetap saja murah, mengingat yang akan dia kuasai adalah Indonesia.

“Jika partai politik dikuasai, maka dia akan menguasai parlemen, jika dia kuasai parlemen maka dia akan kuasai pasar-pasar dan sumber daya alam kita, dan dialah yang berhak mengusung siapa pemimpin kita,” ujarnya.

Dalam bahasa yang lebih lugas,  Bamsoet ingin mengatakan parpol dan para pejabat kita sesungguhnya tidak lebih hanya sekedar proxy, boneka dari para pemilik modal.

Mereka adalah orang-orang yang dimodali untuk menjalankan agenda kepentingan para pemilik modal. Urusannya tidak jauh-jauh penguasaan sumber daya alam dan ekonomi melalui politik kekuasaan.

Bamsoet menjamin apa yang dikatakannya sahih. Berdasarkan pengalaman sekian puluh tahun terjun di dunia politik. Dia juga pernah mencoba maju menjadi ketua umum Golkar. Namun melalui lobi-lobi, tarik ulur dan tekanan politik dia harus mengalah ke Airlangga Hartarto.

Tidak gratis. Kompensasinya dia mendapat posisi sebagai Ketua MPR dan Wakil Ketua Umum Golkar.   

Sebelumnya Bamsoet jug pernah menjadi Ketua DPR. Sebuah posisi yang hanya bisa diraih melalui proses lobi-lobi politik yang tidak gratis juga.

Jadi sekali lagi apa yang dikatakan Bamsoet dapat dipastikkan, dijamin sahih. Bukan hoax, apalagi fitnah.

(Siapa para pemilik modal itu?)

Kalau melihat angkanya dalam jumlah triliunan, maka sebenarnya tidak banyak orang Indonesia yang memilikinya.

Mereka adalah sekelompok kecil orang kaya Indonesia. Mereka punya kepentingan politik agar bisnisnya tetap terjaga dan bisa lebih menggurita.

Siapa para orang kaya itu. Datanya terbuka. Setiap tahun majalah Forbes melansir daftar 100 orang terkaya di Indonesia. Dipastikan pemainnya tidak jauh-jauh dari mereka. 

Di posisi 10 besar urutan pertama ditempati mantan pemilik pabrik rokok Djarum  R Budi dan Michael Hartono. Jumlah kekayaan: US$37,3 miliar (Rp526,11 triliun). Berikutnya pemilik PT Sinar Mas Group Widjaja Family (2). Jumlah kekayaan: US$9,6 miliar (Rp135,4 triliun). Pengusaha hutan dan Petrokimia Prajogo Pangestu (3) Jumlah kekayaan: US$7,6 miliar (Rp107,2 triliun). Pemilik pabrik rokok PT Gudang Garam Susilo Wonowidjojo (4). Kekayaan: US$6,6 miliar (Rp93,1 triliun). Pengusaha Petrokimia Sri Prakash Lohia (5) Kekayaan: US$5,6 miliar (Rp78,9 triliun). 

Berikutnya pengusaha Anthoni Salim (6) kekayaan: US$5,5 miliar (Rp77,5 triliun). Pemilik Mayapada Group Tahir (7).Kekayaan: US$4,8 miliar (Rp67,7 triliun). Pengusaha farmasi Boenjamin Setiawan (8) kekayaan: US$4,35 miliar (Rp61,3 triliun). Pengusaha media Chairul Tanjung (9) Kekayaan: US$3,6 miliar (Rp50,7 triliun). Pemilik PT Mayora Jogi Hendra Atmadja (10).Jumlah kekayaan: US$3 miliar (Rp42,3 triliun).

Coba perhatikan jumlah kekayaan mereka. Angka Rp 1 Triliun adalah jumlah kecil. Cuma seupil! 

Kalau bench marknya adalah orang terkaya di Indonesia, keluarga Hartono. Maka jumlahnya hanya 0.0019 persen dari total kekayaannya.

Itu hanya tusuk gigi bagi mereka!

Dari 10 orang terkaya itu,  hanya dua orang yang bukan taipan dari etnis Cina. Sri Prakash Lohia dan Chairul Tanjung.

Jika kita teruskan daftarnya sampai 100 orang terkaya, maka komposisinya juga akan sama. Mereka semua adalah taipan yang menguasai perekonomian Indonesia.

Tidak semua taipan bermain-main dengan politik kekuasaan. Tapi kebanyakan yang bermain adalah mereka. Karena mereka lah yang punya modal dan kekuatan dana.

Kalau yang bermain adalah negara asing, maka kita dengan mudah menyebut Cina lah saat ini yang paling berkepentingan.  Cina banyak menggelontorkan dana untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Dan semua itu pasti tidak gratis.

Apa yang disampaikan Bamsoet seharusnya membuka mata kita. Negara ini  tengah dalam bahaya. 

Sistem politik liberal yang sangat mengandalkan kekuatan uang, membuat sekelompok orang, sekelompok pemodal, kepentingan asing, dengan mudah dan murah,  membajak negeri ini melalui proses demokrasi.

Rakyat pemilih hanya menjadi justifikasi. Siapa yang menjadi presiden, gubernur, bupati, walikota dan semua jabatan publik lainnya sudah mereka ditentukan.

Mereka lah para oligarki yang menjadi penguasa sesungguhnya negeri ini.

Para politisi, pejabat negara mulai pusat sampai daerah, sesungguhnya  hanya proxy yang dibayar murah!

Senin, 17 Februari 2020

ADAT DAN BUDAYA

MENGENAL ADAT DAN BUDAYA MINANGKABAU

PADUSI/WANITA  MINANGKABAU

Sungguh indah sibuah pinang...
Tumbuh ditaman dan   berbuah lebat...
Saya bangga jadi wanita minang...
Hidupnya mulia dan bermartabat...

Itulah gambaran saya tentang wanita minang,karna wanita minang dimuliakan oleh agama dan adat budayanya.

Mari sedikit kita kupas tentang padusi/wanita minang,dengan nasehat yang sangat berguna,yang kini kita rasakan sudah sedikit memudar akibat arus globalisasi dijaman milenial ini.

Padusi di ranah Minangkabau juga disebut perempuan yang berasal dari kalimat Fik ampu jari, yang berarti "ibu" artinya padusi adalah  ibu dari anak2 nya  dalam rumah tangga.

Untaian kata/nasehat untuk padusi Minangkabau.
 
Jati diri padusi, bak bungo dalam jambangan, limpapeh rumah nan gadang, sumarak kampuang jo halaman, pauni anjuang nan tinggi, kakunci nan arek, kapuwo nan taguah, kaganti mande isuak. Auih tampek mintak aia, litak tampek mamintak nasi.
 
Parampuan atau rang padusi di ranah Minang harus tau jo nan ampek. 

Partamo, padusi rancak dilabuah, 

Kaduo, padusi kutu dapua, 

Katigo padusi bungo cirik ayam, 

Kaampek padusi bungo mawar.
 
Sifaik nan ka dipakai padusi di ranah Minang adolah padusi bungo mawar.
Bak bungo dalam jambangan, muluik manih kucindan murah, awak elok baso katuju. Tau jo hukum tigo parakaro yaitu, 

Hukum tata Negara, Hukum agamo sarato Hukum adaik, bak tungku tigo sajarangan.
 
Latak caro bapakaian, bagaua jo laki-laki, hiduik sapantun pisang masak.
Walau ka jadi dokter, guru, jadi kabanggaan urang tuo. 
Dijalehkan Bundo Kanduang ko, padusi adolah pauni anjuang nan tinggi sasuai hukum adat matriakat atau garih katurunan diambaik dari ibu atau rang padusi.
 
Didiri rang padusi nan musti dikunci arek puro taguah, ado nan patuik dirahasiokan sarato ado pulo nan indak patuik. 

Jalan duo nan kaditampuah, partamo sihaik, kaduo sakik. 

Sudaro kanduang adolah ciek ayah ciek ibu, kaduo sudaro kanduang ameh dipinggang.“rang padusi wajib mamaliharo sudaronyo nan laki-laki atau mamaknyo.

Kalau diliek jo mato batin, suntiang di kapalo gadih Minang, tasirek makna nan dalam, bak bidaran adat alam Minangkabau ,
Rami nagari rang Tilatang...
raminyo dihari kamih..
rami dek anak tigo kampuang... 
Dari putiak bungo ka kambang...
Kambang manjadi anak gadih...
Gadih ka jadi Bundo kanduang...
 
Jadi, sabalun mamasuki rumah tanggo pakawinan, samaso hiduik manjadi anak gadih. Anak gadih di ranah Minang musti, hiduik sapantun bungo mawar. 
Awak rancak batang baduri, harumnyo sakuliliang kampuang Muluik manih kucindan murah..
Awak elok baso katuju, tahu jo malu dengan sopan, tahu jo adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah....
 
“Saumpamo anak gadih dipuji dek anak laki-laki, sakali kali jan bakato kasa. Saumpamo si laki laki batanyo “ondeh rancaknyo adiak ko lai,”. Suko tak suko ka laki laki tu, jawablah jo lamah lambuik,” Alhamdulillah pambarian Allah,”

Kalau dikasari akan timbua berang jo bangih di hatinyo,” Tak kayu janjang den kapiang, tak ameh bungka den asah, tak lalu dandang dek aia, digurun den tanjakan, Disiko talatak lauik sati rantau batuah, urang didunia banyak nan kiramaik.

Salain tu, rang padusi sapantun pisang masak, kalau diliek di tampek tampek rang baralek, urang suko makan pisang kuliknyo nan utuh.

Kasimpulanyo, gadih Minang pakailah jilbab atau karuduang, ijan amuah dijamah dek laki laki. Pisang cukuik talinyo sajo dijinjiang, jan dipacik pisangnyo.

Baitu juo rang padusi hiduik bak mantimun, aratinyo rang padusi ijan talalu dakek jo laki laki. Sabab cando papatah Minang, “masak padi ditangah ladang, batuai ditangah hari, baranti wakatu luhua.

Bapacaran tak kan dilarang, kalau dijamah dek laki laki, katokan kito alun ba ijab qabua. Sicerek rambahlah paku, nak tarang jalan ka parak. Adat budaya urang usah ditiru, beko rusak adaik nan basandi syarak.
 
Di wakatu manjadi anak gadih, baraja manyulam jo manjahik sarato batanun manarawang, barajo sagalo katarampilan rang padusi, masak ka mamasak jo marangkai bungo.

Saandainyo nantik barumah tanggo, bisa digunokan, bak hiduik aua jo tabiang, nan hiduik sanda manyanda. “barajalah mamasak jo manggulai, sabab nan paliang bahagia dek rang padusi, apobilo masakanyo dipuji dek suaminyo.

Sasudah manjadi bundo kanduang, suami itu adolah junjuangan atau pimpinan di rumah tanggo. 

Nak bahagia rumah tanggo, tinggakan tigo parakaro larang pantangan, 

Partamo, bagunjiang. Kalau padusi suko bagunjiang mambukak aib rumah tanggo kapado urang lain, didalam agamo dilarang bana, didalam adat bapantang pulo, ibaraik manapuak aia di dulang nan basah muko kito juo. 

Kaduo, Batandang, maliek urang nan kayo timbualah kandak nan indak indak ingin mamiliki, sahinggo suami manampuah jalan nan indak diredhoi Allah. Di dalam adaik, itu indak maukua bayang bayang sapanjang badan. 

Nan katigo, Maupek, apo nan dibari dek suami, saumpamo dapek suami supir angkot, hari kini dapek rasaki limo puluh ribu. Bisuaknyo dek oto rusak, di agiah rasaki sapuluh ribu. Jawablah jo Alhamdulillah. Kalau diupek, ba arati kito maupek katantuan Allah.
 
Dalam barumah tanggo, kunci arek puro nan taguah atau bahemat. 
Jalan nan duo nan ka ditampuah, 
Partamo sehat kaduo sakik. Simpanan bisa dipagunokan, jan iduik bak aia di pincuran, sado nan tibo habih juo.
 
Sasudah mandapek katurunan, indak buliah mamuji anak dapek talua nan sabuah, sasudah anak gadang jadi pancilok, parampok atau manampuah jalan nan tak diredhoi Allah.

Tangan suok mamacik ubek, nan kida mamacik racun. Saumpamo ado urang nan mangadukan nasibnyo, jawablah jo kasabaran, Hiduik nangko bak cando roda, sakali diateh, sakali dibawah. Ijan sakali kali mamfitnah, maadu domba, mahasuik jo sabagainyo supayo rumah tanggo kito salamaik....

Semoga padusi Minangkabau selalu jadi panutan dan tauladan bagi urang banyak.

Sumber : Satu Pena

ditulis kembali oleh Herlina Hasan Basri

*Aku Bangga Menjadi Anak Minangkabau"

Minggu, 16 Februari 2020

*POSTINGAN YANG RIYA*

POSTINGAN YANG RIYA ATAU KITA YANG TERLAMPAU SUUDZON🖊️

Andai orang lain tak memposting kegiatan sedekah nasi bungkus di hari jumat, kita mungkin nggak kepikiran untuk melakukan hal yang sama.

Andai orang lain nggak pernah memposting foto foto keindahan bumi Allah tempat dia travelling, kita mungkin nggak akan tau kalo ciptaan Allah itu bener bener Maha Indah.

Andai orang lain nggak memposting resep resep keren beserta foto masakan jadinya, mungkin menu kita hanya Telor dadar, Telor ceplok saja, nggak kepikiran buat menvariasikan menjadi beragam rasa.

Andai orang lain nggak memposting sedekah seragam sekolah bersih ke sekolah sekolah yang mayoritas muridnya adalah kaum dhuafa, andai dia nggak memposting kegembiraan ananda dhuafa menerima seragam baru, setelah bertahun tahun hanya memiliki 1 seragam yg udah koyak, udah kekecilan, udah tak lengkap kancingnya...mungkin kita nggak akan kepikiran melakukan sedekah yang sama.

Andai orang lain tak memposting kegiatan mereka membagikan alquran ke mushola mushola kampung, ke TPA TPA, ke majlis ta'lim, ke pesantren pesantren, dan kemudian alquran itu sampai pada tangan yg tepat, selalu dibaca, sehingga insyaallah menjadi amalan sedekah jariyah, mungkin kita gak akan kepikiran bersedekah dengan cara yang sama.

Kalau orang lain nggak pernah memposting foto foto Mesjid Nabawi, foto foto Mesjidil Haram, nggak menceritakan ketentraman bathin yang mereka rasakan selama ibadah disana, mungkin kita nggak akan pernah disentuh oleh rindu yang dahsyat untuk juga ingin melakukan ibadah yg sama disana.

Postingan postingan orang lain, acapkali membuka cakrawala pikiran kita, bahwa sedekah itu banyak jenisnya, nggak sekedar sedekah ala konvensional memberi sekian ribu pada pengemis yg mengetuk pintu.

Andai kita bisa menerima setiap postingan orang lain sebagai wahana meningkatkan kualitas diri kita menjadi hamba Allah yg lebih baik dari hari ke hari.

Tapi... kalau segalanya kita tuduh riya, kalau semua tulisan kita sangka pamer, lalu postingan postingan itu tak ada lagi, lalu dari mana kita bisa tau pengalaman pengalaman hebat orang lain?

Kalau seluruh goresan kegiatan baik, tak ada lagi yang memposting, lalu bagaimana kita bisa belajar kalau segala hal hebat hanya untuk dipendam?

Urusan niat, biarlah menjadi urusan mereka dengan Allah saja,  tak perlu kita mengintervensi urusan hati seorang hamba dengan Tuhannya.

Kita nggak perlu repot repot memastikan orang lain mampu memanage niat postingannya, cukuplah kita memanage hati kita saja untuk nggak gampang menuduh orang lain riya, cukuplah kita memanage hati kita saja agar selalu positif dan terbuka menerima hal hal baik yang disampaikan orang lain.

Bagus kalau kita mengingatkan orang lain untuk tulus, tapi sebelumnya, lebih bagus lagi kalau kita juga selalu mengingatkan hati sendiri untuk tak gampang menuduh.

Aku sendiri, juga nggak selalu setuju dgn postingan orang lain, yg menurutku memang nggak pantas di publikasikan ke umum, misal foto foto terlalu intim antara suami dan istri, foto foto mesra yang menurutku udah masuk kategori 'aurat rumah tangga'. Dan dilihat dari banyak sisi, memang nggak ada manfaatnya diketahui umum. 

Apa manfaatnya memposting foto pelukan erat dengan bibir nyaris saling menyentuh, mata saling menatap, tak ada latar pemandangan alam, karena hanya berisi keintiman yang di close up? atau menscreenshoot chat dengan suami yang didalamnya ada kalimat kalimat  urusan ranjang, duh...dari sisi manapun, ini adalah aurat bilik rumah tangga, terlalu privacy untuk di konsumsi publik. Bolehlah, yang kaya kaya gini kita lewati atau blokir sekalian

Tapi....kalau postingannya mengandung senyawa kebaikan, memotivasi untuk berbuat hal positif, terima sajalah.... 

Andai dia riya, lalu pahala sedekahnya menguap bak embun di jemur cahaya, mungkin dia mendapat ganti pahala karena dia telah menginspirasi orang lain untuk melakukan kegiatan baik seperti postingannya.

Andai dia pamer, lalu kehilangan pahala atas pamernya, tapi postingannya bisa jadi menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pembacanya. Lalu dia taubat sama Alloh atas sikap pamer yang pernah dia lakukan, dan Allah mengampuninya, lalu postingan yang telah di share kemana mana itu Allah hitung sebagai amalan jariyah sebagai ilmu yg bermanfaat bagi khalayak, bisa saja kan?

Sahabat yang telah memposting banyak kegiatan baik yang kalian lakukan, aku haturkan terimakasih atas postingan postingan kalian

Kalian menginsipirasi..

Semoga di sisa umur kita, sampai ujung usia, sampai akhirnya nyawa tak lagi bersatu di raga, kita semua menjadi bagian penghuni bumi yang selalu membawa kebaikan dan kebermanfaatan. Aamiin.

Semangat....
Dan jangan lupa bahagia.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Moga Alloh menyayangi kita di sisa usia..

#JANGANPERNAHBOSANJADIORANGBAIK

Kamis, 13 Februari 2020

*MENGHIDUPKAN KEHIDUPAN*

*Menghidupkan Kehidupan*

Saudaraku, hidup itu pendek, sedang kehidupan panjang. Demi keberlangsungan kehidupan, tiap-tiap saluran pendek sang hidup harus mengalir menuju sungai panjang kehidupan.  Daerah aliran sungai lantas menghanyutkan air hingga  samudera impian terjauh. Maka, janganlah sekali-kali keserakahan hidup mengorbankan kehidupan. 

Agar hidup menghidupkan kehidupan, fitrah manusia dibekali lentera kehanifan yang memandu nurani mengutamakan kebenaran dan keadilan lintas ruang dan waktu. 

Namun, cinta dunia dan ketergesaan membuat penglihatan manusia rabun jauh; mudah terperangkap dalam zona nyaman jangka pendek. Dalam kungkungan kepentingan sesaat, pancaran nurani redup tak mampu memandu jalan hidup. Sang hidup tak lagi merasa bersalah khianati kehidupan.

Masa kini tega membunuh masa depan. Anak-anak harapan dicekoki asupan berbahaya dan mental menerabas. Agama dibudayakan dalam semangat membenci dan berkoak hoax. Pendidikan sarat indoktrinasi dan komersialisasi, kerdilkan potensi dan kreasi insani. Kedalaman ilmu dan kegairahan intelektual dilumpuhkan pemujaan kedangkalan. Olah karakter terpinggirkan pragmatisme.

Kekayaan alam dikuras boros, abaikan kesinambungan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi digenjot ekstraktif tanpa mengindahkan nilai tambah. Akumulasi kapital dipacu dengan mengubur peluang yang kecil. Keuangan negara bocor dikorup dan dikemplang, tipiskan modal kemajuan jangka panjang. Gairah berhutang tak kenal henti, wariskan beban bagi generasi mendatang.

Politik berjalan tanpa prinsip, suburkan politisi, miskinkan negarawan. Jagad politik menjadi ajang mencari penghidupan, bukan melayani kehidupan. Jabatan menjadi ajang transaksi, dengan mental pengemis;  yang tak henti meminta, bukan melayani.

Kebebasan dirayakan sebatas "kebebasan natural" (natural liberty), yang mengandalkan kekuatan perseorangan untuk mengejar kepentingan. Belum tampak "kebebasan sipil" (civil liberty), yang memuliakan kebajikan kewargaan dengan pengendalian kebebasan perseorangan oleh "kehendak umum" (general will).

Demi ambisi hidup, penduduk negeri tega mengorbankan prinsip-prinsip kehidupan. Padahal, tak ada kemuliaan bagi kaum yang tak mengindahkan kaidah kehidupan. 

Tak ada kemajuan tanpa kesanggupan menunda kesenangan. Barangsiapa tak bisa menanam benih harapan, tak bisa memanen kejayaan masa depan.
 
Tujuan bernegara adalah mewujudkan kebahagiaan hidup bersama. Dalam impian Bung Hatta "Aku ingin membangun dunia dimana semua orang merasa bahagia di dalamnya". Untuk itu, negara dan warganya harus punya jiwa pelayanan. Rakyat dan pemimpinnya ibarat harimau dan hutannya. Kehidupan harimau tergantung kelestarian hutannya, sedang keselamatan hutan tergantung penjagaan harimaunya.
Warga negara bertanggung jawab mentukan karakter pelayanan pemimpinnya.  Bung Hatta mengatakan, "Bukan karena kokok ayam matahari terbit. Tapi karena matahari terbitlah, ayam berkokok." Artinya, “Pergerakan rakyat tumbuh bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan atau karena ada perasaan dalam hati rakyat yang tidak dapat oleh rakyat mengeluarkannya... Pemimpin mengemudikan apa yang sudah dikehendaki oleh rakyat.”

Negara bertanggung jawab melayani dan mendidik rakyatnya.  Tugas kepemimpinan negara bukanlah mengobral khayal dengan memanipulasi kesan yang dapat mengecoh rakyat. Sebaliknya, tugas pemimpin adalah menuntut rakyat menyadari kenyataan dan merasakan kehadiran krisis. Dalam istilah Bung Karno, pemimpin harus dapat ”mengaktivir kepada perbuatan”: mengaktivir bangsa yang ia pimpin kepada perbuatan. Kalau cuma menyerukan perbuatan, tetapi dalam kenyataan tak mampu mengaktivir rakyat kepada perbuatan, buat apa bermimpi jadi pemimpin?"

Dengan tanggung jawab bersama, negara dan warganya, perjuangan hidup didedikasikan untuk menghidupkan kehidupan yang memuliakan dan membahagiakan hidup.
(Selamat Beraktifitas)

Senin, 13 Januari 2020

INGKAR JANJI

Ingkar janji sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Beragam jenis ingkar janji pernah kita alami; mulai dari ingkar janji bertemu di suatu tempat, janji mengembalikan barang pinjaman, janji membayar hutang sampai janji politik ketika kampanye. Ingkar janji sudah seperti peristiwa rutin, tanpa greget dan tak perlu lagi dipikirkan. Sudah biasa dilakukan orang.

Saya tidak akan meninjau soal ingkar janji dari sudut agama. Semua mungkin sudah tahu bahwa ingkar janji itu perbuatan dosa. Bagian saya adalah mengupas dari sudut ilmu sosial.

Ingkar janji, tidak amanah atau menghancurkan komitmen adalah perbuatan yang merusak kepercayaan. Orang yang mengingkari janjinya pada level puncak dapat dikategorikan sebagai pengkhianat. Para pengkhianat adalah orang yang mengingkari janji setianya kepada seseorang, organisasi atau negara. Bagi mereka kepercayaan yang diberikan kepadanya tidak lebih dari seonggok sampah.

Ingkar janji merupakan penanda dari sikap individu terhadap orang atau lembaga tempatnya menaruh janji. Janji mudah dimungkiri karena tipisnya rasa respek dan rasa takut bersalah di samping tidak adanya kejujuran dalam diri seseorang. Dengan demikian orang yang mudah memungkiri janji kemungkinan besar adalah orang yang tidak mempunyai kejujuran dan gampang menipu.

Sulitnya menggalang kekuatan masyarakat sipil antara lain karena populasi orang-orang yang suka ingkar janji melewati batas yang wajar. Harusnya tipe manusia seperti itu minoritas, bahkan kalau boleh sama sekali tidak ada. Namun kenyataannya sangat banyak.

Mengapa jenis manusia seperti itu berkembang biak? Suatu yang pasti, mereka adalah produk dari masyarakat sendiri. Masyarakat tidak punya sistem yang mencegah pertumbuhan orang yang gemar merusak janjinya sendiri.

Kebiasaan ingkar janji dimulai dari janji-janji sepele seperti janji akan bertemu di suatu tempat. Sudah dibuat janji bertemu pukul delapan pagi, tapi sang pengingkar janji datang pukul sembilan atau tidak datang sama sekali. Peristiwa seperti ini sangat sering terjadi, dan biasanya dimaafkan saja.

Memaafkan perbuatan ingkar janji yang “sepele” itu sebenarnya sebuah kekeliruan karena membangun tradisi yang salah. Tanpa teguran keras atas perbuatan ingkar janji tidak terjadi proses pembelajaran. Perbuatan yang sama akan diulangi lagi di lain kesempatan, tanpa sedikit pun rasa bersalah.

Keseringan ingkar janji membuat orang tidak lagi ragu mengingkari janji-janji yang lebih besar, yang menyangkut kehidupan orang banyak. Bahkan akhirnya sampai mengingkari sumpah yang hakekatnya juga janji. 

Ketika ingkar janji sudah jadi kebiasaan di tengah masyarakat maka modal sosial sudah raib entah kemana. Modal sosial memerlukan kesetiaan kepada komitmen, sekecil apapun juga. Dengan demikian hilangnya modal sosial sejalan dengan bertumbuhnya populasi orang yang tidak memegang janji.

Mengingkari janji artinya menghancurkan kepercayaan. Padahal kepercayaan itu sangat penting dalam dunia bisnis. Jangan heran kalau anda suka ingkar janji akhirnya bisnis anda makin lama makin merosot. Akhirnya hancur lebur. 

Hendaknya jangan ada toleransi yang berlebihan kepada orang yang suka ingkar janji. Kegemaran itu menunjukan pribadi yang tidak dapat dipercaya, berpotensi khianat dan tidak akan pernah merasa bersalah.

bacaan doa

Bacaan Doa Setelah Sholat 5 Waktu Lengkap dan Artinya

Abdul Jalil - detikNews
Jumat, 16 Agu 2019 17:53 WIB
Bacaan Doa Setelah Sholat 5 Waktu Lengkap dan Artinya/Foto: Rifkianto Nugroho
Bacaan Doa Setelah Sholat 5 Waktu Lengkap dan Artinya/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Berdzikir dan berdoa setelah sholatfardhu adalah anjuran Rasulullah SAW kepada umatnya. Bagaimana bacaan dzikir dan doa setelah sholat fardhu?

Imam Nawawi mengatakan dalam karyanya, kitab Al-Adzkar. Kitab yang menjadi salah satu kitab rujukan, serta buku induk berkenaan tentang doa, dan dzikir yang populer di dunia Islam. Beliau mengatakan dalam kitab tersebut, bahwa ulama telah bersepakat (ijma') tentang kesunnahan dzikir usai sholat, yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam.

Berikut ini adalah di antara rangkaian dzikir dan bacaan doa setelah sholat 5 waktu, yang dikutip dari berbagai sumber:



1. Membaca Istighfar Dahulu

Sebelum berdoa, dianjurkan untuk membaca istighfar sebanyak tiga kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ 
"ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH"

2. Dilanjutkan dengan membaca :

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ 

"LAA ILAHA ILLALLAH WAKHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL KHAMDU YUKHYIIY WAYUMIITU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'INNQODIIR"

3. Memohon perlindungan dari siksa neraka, dengan membaca berikut 3 kali:

اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
"ALLAHUMMA AJIRNI MINAN-NAAR" 3 x

4. Memuji Allah Dengan Kalimat

للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام. 
"ALLAHUMMA ANGTASSALAM, WAMINGKASSALAM, WA ILAYKA YA'UUDUSSALAM FAKHAYYINA RABBANAA BISSALAAM WA-ADKHILNALJANNATA DAROSSALAAM TABAROKTA RABBANAA WATA'ALAYTA YAA DZALJALAALI WAL IKRAAM"

5. Membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi

Membaca Surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah : 225)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ. 

"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim."

6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil

Membaca kalimat Tasbih 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ 
"SUBHANALLAH" 33x

Membaca kalimat Tahmid 33 kali
الْحَمْدُلِلهِ 
"ALHAMDULILLAH" 33x

Membaca kalimat Takbir 33 kali 
اللهُ اَكْبَرُ 
"ALLAHU AKBAR"

Membaca kalimat Tahlil 33 kali 
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ 
"LAILAHA ILLALLAH"

7. Membaca Doa Berikut

Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah sholat berikut

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

"BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, HAMDAN YUWAAFII NI'AMAHU WAYUKAAFII MAZIIDAHU. YA RABBANAA LAKAL HAMDU KAMAA YAN BAGHHI LIJALAALI WAJHIKA WA'AZHIIMI SULTHAANIKA."

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد 

"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD".

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ


"ALLAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATAANA WASHIYAAMANAA WARUKUU'ANAA WASUJUUDANAA WAQU'UUDANAA WATADLARRU'ANAA, WATAKHASYSYU'ANAA WATA'ABBUDANAA, WATAMMIM TAQSHIIRANAA YAA ALLAH YAA RABBAL'AALAMIIN".

رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْ حَمْنَا لَنَكُوْ نَنَّ مِنَ الْخَا سِرِ يْنَ 

"RABBANA DZHALAMNAA ANFUSANAA WA-INLAMTAGHFIR LANA WATARHAMNAA LANAKUUNANNA MlNAL KHAASIRIIN".

رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِ يْنَ مِنْ قَبْلِنَا 

"RABBANAA WALAA TAHMIL'ALAINAA ISHRAN KAMA HAMALTAHUL'ALAL LADZIINA MIN QABLINAA." 

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَتَا لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَ نَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَا فِرِيْنَ 

"RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAALAA THAAQATA LANAA BIHII WA'FU'ANNAA WAGHFIR LANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA 'ALAL QAUMIL KAAFIRIIN".

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْ بَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُ نْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ 

"RABBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA'DA IDZHADAITANAA W'AHABLANAA MIN LADUNKA RAHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB".

رَبَّنَا غْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْأَ حْيَآءِمِنْهُمْ وَاْلأَ مْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى قُلِّ ثَيْءٍقَدِيْرِ 

"RABBANAGHFIR LANAA WALIWAALIDINAA WALIJAMI'IL MUSLIMIIN WALMUSLIMAATI WAL MU'MINIINA WALMU'MINATI. AL AHYAA-I-MINHUM WAL AMWAATI, INNAKA ALAA KULI SYAI'N QADIIR".

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

"RABBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WAFIL AAKHIRATI HASANATAN WAQINAA ADZAABAN-NAAR".

اللهم اغفر لنا ذنوبناوكفرعنا سيئاتنا وتوفنا مَعَ الْأَ بْرَارِ 

"ALLAHUMMAGHFIRLANAA DZUNUUBANAA WAKAFFIR ANNAA SAYYIAATINAA WATAWAFFANAA MAALABRAARI".

سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 

"SUBHAANA RABBIKA RABBIL I'ZZATI AMMAA YASHIFUUNA WASALAAMUN 'ALAL MURSALHNA WAL-HAMDU LILLAAHI RABBIL'AALAMIINA".


Artinya: ""Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan Keagungan kekuasaanMu. "Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya.

Ya Allah terima sholat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu' kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama sholat ya Allah. Tuhan seru sekalian alam.

Ya Allah, Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan-Mu dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang di luar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu.

Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah yang maha Pemurah.

Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.

Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam."




(nwy/nwy)

Rabu, 01 Januari 2020

Cerita Kita

Saya ingin berbagi dua cerita lama menjelang berakhirnya th 2019 yg tinggal beberapa hari lagi.... Dan bagaimana Anda akan memilih lewat cerita ini....

"Cerita Pertama" 
Sebuah Perusahaan memiliki tradisi mengadakan pesta setiap malam pergantian Tahun (Old & New) dan mengadakan Undian berhadiah ...

Aturan Undian, setiap Karyawan menyetor 10 Dolar sebagai dana, hingga dari 300 Karyawan terkumpulah Tiga Ribu Dolar. Yg beruntung akan mendapat semua uang yg terkumpul ...

Pada hari Undian, kantor dipenuhi suasana yg semarak; semua orang menuliskan namanya dikertas dan memasukkannya ke dalam Kotak Undian ... 

Seorang pemuda ragu² utk menuliskan namanya ; menurutnya, orang yg paling pantas mendapatkan Hadiah Undian tsb adalah seorang ibu pembersih (petugas cleaning servise) di perusahaan tersebut, yg anaknya baru² ini didiagnosa mengalami bocor Jantung,  tapi dia tdk punya uang utk membayar biaya operasinya ... 

Meski mengetahui bahwa hanya ada 1/300 kemungkinan nama yg ditulisnya terpilih, pria itu menulis nama ibu pembersih itu pada  kertasnya ...

Ketika saat yg menegangkan akan tiba, kertas² di Kotak Undian di-aduk² dan kotaknya di-kocok². Pria ini terus berdo'a dalam hatinya : 'Saya berharap nama ibu ini yg terpilih' 
Boss perusahaan dg per-lahan² mengambil sebuah gulungan, membukanya dan dg suara yg lantang mengumumkan nama yg tertulis di kertas itu ... 
Nama si ibu pembersih yg anaknya sedang sakit dan butuh biaya banyak !
Kontan seisi ruangan Kantor itupun meledak dgn sorak sorai, ibu tersebut dg cepat maju utk menerima Hadiah Undian tersebut sambil menangis : " Saya sangat  beruntung ! Saya sangat  beruntung ! Dg uang ini, anakku punya harapan! '' 

Pesta dimulai, pria itu memikirkan *"Keajaiban ini"*, sambil berjalan ke Kotak Undian di depan . Diambil dan dibukanya sebuah gulungan kertas; dia lihat tulisan di atas kertas itu adalah nama si ibu pembersih Kantor! 
Pria ini sangat terkejut, lalu dia ambil dan buka lagi beberapa gulungan, ternyata meskipun tulisan tangannya ber-beda², namun nama yg tertulis semuanya sama , yaitu nama ibu sang pembersih Kantor tsb!  Mata pria inipun berlinang air mata , disadarinya *bahwa di Dunia ini memang benar memiliki KEAJAIBAN, namun keajaiban itu bukan jatuh dari Langit, melainkan KITA JUGALAH  YG HARUS MENCIPTAKANNYA...*

"Cerita kedua"
Suatu Siang, ketika sedang ber-jalan² dg seorang teman di pinggiran Kota, kami melihat seorang pria tua dgn pakaian yg kumal berusaha menawarkan sayuran, namun sayuran² itu tampaknya seperti daun² yg mulai mengering, warnanya ke-kuning²an dan ber-lubang² bekas gigitan serangga. Teman saya,  tanpa mengatakan apapun , membeli tiga ikat sayuran sekaligus . Orang tua itu dg sangat menyesal  menjelaskan : "Sayuran ini adalah tanaman saya sendiri, hujan tdk turun beberapa waktu yg lalu hingga sayurannya mulai menguning, saya sangat menyesal"

Setelah kami berlalu, saya tanya teman saya : ''Apa kamu akan memakan sayuran ini dirumah ? 

Teman saya berkata : Tidak, sayuran ini tdk bisa di makan lagi ... 

Lantas kenapa kamu beli ??? 

Karena sayuran itu tdk akan dibeli oleh siapa pun juga.  Jika saya tdk membelinya,  orang tua itu mungkin tdk akan mendapat penghasilan apapun hari ini. 

Sangat terkesan dg kebaikan hati teman ini, sayapun kembali ketempat orang tua itu dan membeli sisa sayurannya yg masih ada. Orang tua itu berkata dg  gembira,  "Saya menjual semua sayuran saya sampai tak bersisa hari ini ... ' Terima kasih atas pembelian Anda ... "

Walaupun sayur yg dibeli tdk bisa utk dimakan, saya memetik satu pelajaran yg berharga .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 
*Ketika sedang berada di titik terendah dalam hidup ini, kita menginginkan sebuah KARUNIA, sebuah Keajaiban atas diri kita.*
Namun ketika kita *MAMPU,  apakah kita bersedia menjadi siPEMBUAT KARUNIA KEAJAIBAN ITU?*

*ALANGKAH BAHAGIA NYA KITA BISA BERBAGI*

Anda telah selesai membaca artikel ini. Anda memiliki dua pilihan :

1 ) Abaikan sama sekali , anggap Anda tdk pernah membaca artikel ini ... 

2 ) *Teruskan ke Group dan teman Anda, dg demikian kita telah bantu menyalurkan berkat bagi orang yg sedang sangat membutuhkannya* 🙏