*TRAINING DAY......*
Copy paste dari teman.......
Waktu itu, dalam perjalanan arah balik dari RS Muwardi Jebres ke Kerten, di tengah jalan ternyata hujan turun deras sekali.
Posisi saya di sekitar daerah jln Ahmad Yani
Saya terpaksa meneduh di bawah jalan sepur Gilingan, krn saking derasnya hujan dan ada puluhan motor melakukan hal yang sama.
Di samping saya, ada seorang ayah yang juga memarkirkan motor bebeknya.
Ia kemudian berdiri di samping saya.
Dia seorang ayah dengan anaknya berusia 10-12 tahun kira-kira.
Sang anak badan-nya sudah kuyup berdiri merapat badannya ke ayah-nya, kedinginan.
Posisi kami yang di sisi jalanan dan meletakan motor di pinggir jalan (raya) membuat jalanan menjadi menyempit dan menjadi agak macet bg pengendara mobil.
Karena deras, air menggenang naik cepat sehingga sejajar trotoar tempat kami berdiri.
Tiba-tiba, ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi di dekat kami.
Hal itu membuat siraman air kotor muncrat membasahi hingga tubuh kami.
Semua orang menghujat seketika.
Termasuk saya dan sang anak kecil di samping ayahnya tadi !
Nampak sang ayah berusaha menenang-kan anaknya.
Saya yang berdiri di sampingnya tak kuasa untuk tidak mendengarkan percakapan ayah & anak ini
'Sudah nak, jangan marah-marah memaki begitu, nggak baik itu, hayo sabar dan memaafkan' kata ayah-nya santun walaupun separuh kakinya juga terkena muncratan air.
'Tapi dia kurang ajar, Pa !' dia kotori orang2, si anak berargumen.
Sombong bener pakai mobil tanpa menghargai orang !
'Ya sudah, selesaikan marahnya ya.
Marah dan memaki itu tidak pernah menyelesai-kan masalah,' sang ayah berkata tetap dgn nada santun.
'Begini nak, kita marah itu *energy negative* yg keluar dari diri kita.
Ingat, dunia ini bulat... dan ingat satu lagi *energy itu kekal*.
Sekali energy itu tercipta, mereka akan terus ada dan karena kehidupan itu berputar, energy itu akan *kembali ke diri kita sendiri.'*
Apa yang kamu *berikan* pasti akan *kembali* lagi ke kamu.
Jadi kalau kamu memberikan *kebaikan* kepada semesta, kepada orang lain, sesungguhnya kamu memberikan *kebaikan kepada diri kamu sendiri*.
Kl kamu memberikan energy *negative* kepada orang lain, sesungguhnya kamu sedang memberikan *'kesialan'* dalam hidupmu.
Saya terdiam termangu mendengarkan…
Sang ayah melanjut-kan.
'Mulai sekarang kamu harus bisa mengeluarkan *energy hanya yang positif.*
Misalnya, *doakan* orang tadi agar selamat sampai di rumah.
Ingat selalu *Ikhlas* dalam berdoa, *ikhlas itu energynya positif.*
*Doakan* semua orang yang berteduh di sekeliling sini juga agar selamat sampai dirumah dan tidak terkena penyakit.
*Doakan* pengemis dipinggir jalan.
*Doakan* apa yang kamu lihat.
*Doakan* anak sekolah yang baru pulang.
*Doakan* tukang sapu jalanan.
*Semua yang kamu lihat doakan.*
Percayalah hidupmu akan *lurus, mudah, dan selamat dunia akhirat.*
Papa selalu mencari uang *halal* untuk keluarga, siang malam semua papa *doa* kan.
Mama mu juga demikian, bahkan selagi menanak nasi dia *berdoa*, dia ucapkan doa baik buat *petani yang menanam, doakan pedagang yang berjualan, doakan pengendara yang membawa beras ini, doakan petani yang menggiling padi menjadi beras.*
Bahkan Ikan yang dimasakpun mama selalu mendoakan, sehingga *apa yg kita makan sudah disyukuri sudah diikhlaskan*, sudah diseimbangkan.
Kamu ngerti kan ?
Sang ayah mencoba menekankan perkata-annya agar si anak faham.
Anak tadi termangu.
Tak lama kemudian ayahnya menerima telpon yg kurang saya dengar dgn jelas isi percakapanya, hanya bbrp kata terdengar oleh saya, iya, saya dekat terowongan sepur Gilingan, iya, iya, iya..itu yang saya dengar.
Berapa ?..5 menit, iya kami tunggu.
Hujan tidak reda juga dan semenit kemudian, sebuah *Alphard* warna hitam tepat berhenti di depan mereka dan pintu terbuka.
Mamaaa !..kata sang anak sambil naik ke mobil tersebut.
Kemudian supir mobil tersebut keluar, bertukar posisi dengan sang ayah.
Sang supir membawa motor dan sang ayah mengemudikan mobil tersebut.
Saya termangu lama menyaksikan fenomena ini, ada beberapa orang juga yang memperhatikan seperti saya.
Sang ayah santun sekali, karena kami semua *disapa* dengan kalimat, permisi, mohon maaf ya, kami duluan, permisi.
Hampir ke semua orang yang ada di sekitar dia dan ada beberapa yang dia salami.
Melihat itu pikiran saya melayang, eehhhmmm rupanya ..ini *TRAINING DAY* sang ayah ke anaknya untuk melihat sisi lain dari kehidupan, entah mengapa saya merasa malu, saya tutup wajah saya dengan helm, saya senang sekali pelajaran *parenting* yang diajarkan olehnya ke anaknya.
Saya berkata dalam hati, terima kasih yaa Allaah...Alhamdulillaah, hari yang luar biasa utk pelajaran yang didapat.
*Jujur...sy ingin kenalan lebih jauh dan mencari, siapa dia itu ??*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar