Sabtu, 30 Desember 2017

MENUNGGU PAGI

*SAAT MENUNGGU PAGI*

Ada orang yang menunggu pagi, hanya untuk dicuci ginjalnya.... dan di ruang ICU

Ada orang yang menunggu pagi, hanya untuk mengambil dan menebus obatnya.

Ada juga orang pagi hari menggigil karena semalaman hujan dan tdk punya tempat berteduh . . .

Dan ada juga orang yang pagi harinya tidak mendapatkan apapun untuk dimakan...

Ada juga orang yang pagi harinya dilanda musibah kebakaran, longsor, kematian dan kekurangan .....

Ketika kamu merasakan penderitaan penderitaan ini, maka kamu akan paham makna dari hadits :

*_"Barangsiapa yang melewati pagi harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia dan seisinya .”_*

Subhanallaah ....

Namun kenyataannya Allah berfirman dalam surat Saba' (34) ayat 13.

*_"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur...(kepada Allah )."_*.

Hari-hari diisi dng keluh kesah, sumpah serapah, hujatan dan cacian.

Begitu seringnya kita bangun dalam kenyamanan sehingga menganggap segala nikmatNya seolah hal biasa... dan baru terasa berharga disaat Alloh mengambilnya dari kita.

Ya Alloh masukkan kami kedalam golongan yang *"sedikit"* itu

Semoga bermanfaat
Baarakallahu fiikum (22)

KEMATIAN......

TANDA-TANDA KEMATIAN
.
ALLAH Subhanahu Wata'ala telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian..
.
Tanda 100 hari menjelang ajal : Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya,
.
Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa..
.
Tanda 40 hari menjelang kematian : Selepas Ashar, jantung berdenyut - denyut.. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur..
.
Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari..
.
Tanda 7 hari menjlang ajal : Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan..
.
Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu..
.
Tanda 3 hari menjelang ajal : Terasa denyutan ditengah dahi, Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang
memandikan kita nanti..
.
Tanda 1 hari sebelum kematian : Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun,
menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya..
.
Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat..
.
Sahabatku yang budiman, subhanALLAH, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya..
Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng- kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup..
.
Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya..
SubhanALLAH..
l.
Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang- orang yang terpilih.. Dan semoga
kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada..
.
Dan semoga akhir hidup kita semua Husnul Khatimah,
Aamiin..
.
Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:
.
1. Biarkan info ini tetap dalam page/grup ini.
2. Share info ini ke sejumlah orang yang Anda kenal dan Insya Allah ridha
Allah akan anugerahkan kepada setiap orang yang Anda kirim.

Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.
.
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin

Ya Allah, ampunilah  dosaku, dosa ibu bapa ku, keluarga ku,saudaraku dan setiap orang yang meng-klik Suka, share & berkomentar "aamiin"  dan jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di SurgaMu. Aamiin...

Boleh di share/bagikan sebanyak mungkin!

Kamis, 28 Desember 2017

Surau dan merantau

SURAU DAN MERANTAU

Masa lalu sering menghadirkan kearifan lokal yang terlupakan, karena kita larut terpukau dengan modernitas. Masa lalu memang bukan untuk disembah, namun ia adalah warisan titipan Allah untuk menjadi hikmah. Bagi kaum romantik, masa lalu adalah candu yang harus dijaga orisinalitasnya, karena musuh dari nostalgia adalah improvisasi. Bagi kaum futuristik, masa lalu adalah gerobak tua yang harus ditinggal, karena memberatkan perjalanan ke masa depan. Sedangkan bagi kaum pemberadab, masa lalu adalah kearifan cerdas untuk bekal ke kegemilangan masa depan.

Maka, Minangkabau punya surau. Jangan keliru, surau bukan pesantren. Surau adalah tempat pembekalan bagi setiap lelaki “nan alah bujang” (yang sudah bujangan) alias telah aqil-baligh, yang kelak akan menuntut ilmu diperantauan. Ya, surau adalah sebuah finishing-starting point bagi pasca anak-anak yang telah selesai tarbiyahnya di rumah, oleh ayahbundanya. Jadi, surau bukan untuk anak-anak (belum aqil-baligh). Surau adalah rumah para bujangan.

Di surau, para lelaki belajar agama, beladiri dan kehidupan. Mentor mereka adalah seorang inyiak-badaik (marbot) : generalis serba bisa yang sangat menyenangkan. Kisah-kisah menjelang tidurnya sangat memukau, agamanya begitu humanis dan aplikatif, beladirinya memadai untuk membangun kepercayaan diri, sedangkan ilmu kehidupannya mumpuni untuk memijak bumi dan menjunjung langit : Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung….

Sesekali para bujang surau kedatangan tutor : para bujang perantau yang rindu kampung. Para perantau itu pasti tidur di surau pula. Maklumlah, bujangan memang tak punya rumah di Minangkabau. Lalu, sambil dipijit kaki dan badannya, sang tutor akan ikhlas berbagi ilmu dan pengalaman dari tanah rantau. Tentunya setelah dirayu berkali-kali oleh para bujang surau, karena bicara dan merayu (marketing) adalah ilmu sangat penting lainnya bagi calon perantau.

Lalu, ketika saatnya tiba, maka bujang suraupun akan menjadi bujang perantau : “Karatau madang ka hulu…. babuah babungo balun…. marantau bujang dahulu…. di rumah baguno alun…”

Nah, inilah hakikat menuntut ilmu yang sebenarnya : merantau !!! Berbekal modal seadanya, ia arungi kerasnya hidup, berkhidmat dari guru yang satu ke guru yang lain. Mungkin waktunya lebih banyak di pengembaraan daripada di majelis-majelis ilmu. Tapi itulah menuntut ilmu, karena di pengembaraanpun tersedia begitu banyak ilmu Allah. Itulah menuntut ilmu : ilmu yang diperas melalui perjuangan, pengorbanan, keletihan, darah, keringat dan air mata.

Itulah “pondok pesantren”nya Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hambali. Itulah “pondok pesantren”nya Ahmad Khatib AlMinangkabawi, Ahmad Dahlan, Hasyim Asy’ari, Agus Salim, HOS Tjokroaminoto, Buya HAMKA. Jangan heran jika ilmu, pemahaman dan madzhab fiqh mereka begitu beragam, karena guru-guru mereka begitu beraneka. Jangan heran jika mereka saling berbeda, namun saling cinta dan toleran, karena mereka tak pernah berhenti di sebuah fikrah.

Untuk kesekian kalinya, sebuah kearifan lokal telah menginspirasi saya dengan sebuah gagasan : Moving (not boarding) School !!! Sebuah konsep SURAU MERANTAU yang merevitalisasi kembali khasanah menuntut ilmu, bukan sekadar menimba ilmu, secara berpindah : Guru – Kehidupan – Guru. Sudah saatnya kita menghentikan kedangkalan ilmu dan fanatisme guru.

Surau dan Merantau adalah pemikiran brilyan dan futuristik dari ninik-mamak kita dahulu.

Mari bayangkan : Mengapa lelaki Minang merantau, padahal negerinya sangat indah, kaya, subur dan makmur? Bukankah tradisi merantau itu biasanya milik suatu daerah yang gersang, tandus dan minus? Sesungguhnya merantau adalah solusi, karena pemuda negeri makmur biasanya pemalas. Merantau adalah obat atas kemalasan.

Begitu pula dengan surau. Ini adalah ajaran kemandirian, BAHWA PEMUDA AQIL-BALIGH HARUS MENINGGALKAN RUMAH !!! Ke mana? Ya ke surau, sebelum ke rantau. Karena surau adalah rumah persiapan. Kurikulum surau hanya satu, yaitu life-competence : agama, beladiri, kehidupan dan entrepreneurship.

Tetapi lagi-lagi kita membuang kearifan lokal kita sendiri. Bujang tinggal di surau telah dianggap “adaik lamo pusako usang”. Harusnya kita memperlakukan sejarah dalam perspektif peradaban masa depan :

Baju dipakai maka kan usang
Adat dipakai maka kan baru

Mari kita hidupkan tradisi berkelana menuntut ilmu (manuntuik). Ilmu sejati itu kita datangi, bukan guru yang mendatangi kita. Karena alam Minangkabau itu sejauh mata memandang :

Dari Taratak air hitam sampai ke sikilang Air Bangis
Dari riak nan berdebur sampai ke Durian nan ditekuk raja

Antara SURAU dan LAPAU

Mengapa surau selalu saja digambarkan dalam foto-foto indah sebagai berada di tengah-tengah antara tabek (kolam ikan) dengan sawah?

Karena surau adalah sebuah primary life, bahwa di surau Si Bujang harus mampu self-help dan personal survival. Siangnya ia di sawah… Saat panen ikan ia menguras tabek untuk dimakan dan dijual… saat senggang mereka di lapau untuk makan, mengopi dan berdiskusi (maota) tentang isu-isu aktual… Sedangkan sore hingga malam mereka bersilat, belajar, mengaji dan mendengar petuah-petuah dari inyiak-badaik.

Ini adalah fullday-life, bukan fullday school. “Schooling” mereka hanyalah dari sore hingga menjelang tidur. Bagi masyarakat dengan prinsip “Alam Takambang Manjadi Guru”, bertani adalah belajar… bertabek adalah belajar… nongkrong di warung kopi adalah belajar…. maota adalah belajar…

Bukankah belajar tidak harus sekaku di sekolah?

Surau dalam perjalanannya tak pernah berpisah dengan lapau. Ini adalah dua entitas yang menyatu. Surau bukanlah “the sacred place”, dan lapau bukanlah “the profane place”. Surau bukanlah tempatnya malin (orang baik), sedangkan lapau bukanlah tempatnya parewa (preman). Tetapi keduanya adalah “The life space” : ruang kehidupan.

Surau mungkin tempat untuk serius, ilmiah dan faktual. Namun setiap hamba Allah butuh relaksasi, agar orang surau-pun tak kehilangan human touch. Maka di lapau lah orang surau merelaksasi dirinya. Mereka bisa berceloteh, ngobrol ngalor-ngidul membahas topik aktual tanpa harus argumentatif. Jika di surau Si Bujang mendapatkan logika, maka di lapau mereka melatih retorika.

Kaki manusia itu berada diantara surau dan lapau. Surau bukan sisi putih dan lapau bukan sisi hitam. Mungkin akan lebih tepat jika dikatakan bahwa surau adalah sisi imani (yaa ayyuhalladziina aamanuu), sedangkan lapau adalah sisi insani (yaa ayyuhannaas). Jika keduanya dikelola dengan baik, akan berakhir di pintu surga.

Dapat dikatakan kecakapan merantau didapatkan di surau dan lapau sekaligus. Tetapi itu kisah lama. Kini surau dan lapau telah dipisahkan, bahkan dipertentangkan. Yang satu menjadi tempatnya malaikat, yang lainnya menjadi tempatnya setan. Lalu, tak satupun yang menjadi tempatnya manusia… Ketika surau dan lapau dihitam-putihkan, maka yang punya “rumah” hanyalah malaikat dan syaithan. Manusia melayang-layang antara langit dan bumi karena hilang pijakan.

Sabtu, 23 Desember 2017

Dari Desa

Dari Desa Segarkan Kesetiakawanan Sosial

Secara historis Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional memiliki makna yang tinggi dalam perjuangan bangsa.

23 Desember 2017 21:16 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Pada tanggal 20 Desember 2017 kemaren, kita memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) guna mengenang pahlawan pejuang bangsa. Secara historis Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional memiliki makna yang tinggi dalam perjuangan bangsa. HKSN yang selalu diperingati secara nasional berasal dari kejutan serangan agresi brutal oleh Kolonial Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 kepada RI guna mencabut dan melakukan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Terhadap serangan itu rakyat indonesia bukan lari kekasaran, gimana caranya tampil menggalang persatuan dan kesatuan dengan menjalin kerja sama yang sangat erat antara TNI dan rakyat di pedesaan. Solidaritas itu sangat spontan karena hanya satu hari setelah serangan itu, tepatnya pada tanggal 20 Desember 1948, rakyat dengan gigih manunggal bersama TNI melawan agresi yang brutal tersebut.

Di daerah-daerah hampir di seluruh Indonesia tumbuh semangat yang sama gigihnya menggalang persatuan dan kesatuan, rakyat manunggal bersama satuan-satuan TNI di daerahnya. Tanpa perhitungan dan rasa takut rakyat bersatu membantu prajuritnya menyediakan logistik bersatu atau keperluan prajurit sehari-hari yang berpindah markas perjuangan ke desa-desa. Sementara prajutit siasat perang gerilya yang diprediksi akan panjang, rakyat dengan antusias menunjukkan simpati dan dukungannya tanpa ragu-ragu guna merebut kembali Ibu Kota RI dan seluruh daerah yang serempak telah menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus itu.

Pada masa itu, tanpa komando, atau kampanye khusus, atau dana insentif, kesetiakawanan sosial terjadi secara spontan dan nasional biarpun pada masa itu belum ada alat komunikasi seperti ini. Berita dari satu daerah ke daerah lain melalui kurir prajurit dan rakyat yang secara estetis menyampaikan berita ke seluruh jajaran simpatisan RI yang bersembunyi di desa-desa yang dilindungi oleh rakyat yang setia di negara RI. Tanpa komando seluruh Tanah Air bersatu bangun jaringan yang setiap kali kalah tentara Kolonial Belanda yang tidak habis pikir bagaimana komunikasi bisa bersambung dari satu daerah ke daerah lainnya.

Di sekitar Ibu Kota RI Yogyakarta, TNI yang ada di desa-desa sama-sama melakukan pencegatan terhadap pasukan Belanda yang berpatroli. Setelah melakukan gangguan sepanjang tahun 1948, pada tanggal 1 Maret 1949 prajurit TNI dibantu rakyat melakukan serangan yang terorganisir sejak subuh di Ibu Kota Yogyakarta dan berhasil merebut kembali ibu kota itu selama enam jam. Serangan gegap gempita yang terkenal sebagai "Enam Jam di Yogya" itu dipimpin oleh Letkol Soeharto yang didukung penuh rakyat Yogyakarta yang memberikan keperluan agar bisa perang gerilya dan serangan yang berhasil tersebut. Rakyat dari semua golongan turut bertempur, menolong dan merawat para prajurit yang terluka atau terbunuh dalam serangan yang berhasil tersebut.

Keberhasilan "Serangan Umum 1 Maret 1949" yang dipimpin pak Harto itu tidak lain adalah karena tumbuhnya kesetiakawanan sosial yang secara moral dan materialel didukung penuh solidaritas kesetiakawanan sosial secara nasional. "Serangan Umum 1 Maret 1949" kemudian menjadi tonggak sejarah yang memiliki arti yang sangat penting bagi kemerdekaan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia dan secara politis memberi warna internasional terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebangkitan rakyat secara serentak tanpa ada pamrih itu sungguh menakjubkan dan dianggap sakral yang menakutkan pihak kolonial Belanda. Secara histeris tanpa rasa takut rakyat terpanggil membantu dan bahu membahu melakukan gerilya bersama TNI melawan penjajah terdorong rasa kebanggaan dan kesetiakawanan sosial yang sangat tinggi. Rakyat sama sekali tidak merasa takut atau merugi karena membantu TNI dengan segala konsekuensinya.

Rasa kesetiakawanan sosial itu dewasa ingin dan harus dibangkitkan kembali untuk melawan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan yang masih melekat dan menghambat kemajuan bangsa. Pemerintah mulai jaman Bung Karno, Pak Harto dan sekarang di bawah Presiden Jokowi bertekad terkena kemiskinan itu meniru keberhasilan para sesepuh bangsa dari desa.

Program pemberdayaan keluarga atas program IDT dan Pemberdayaan Keluarga pada Saudara Pak Harto dan hasil penghargaan PBB yang diserahkan oleh Sekjen PBB di Pak Harto di tahun 1997 di Jakarta karena bangsa Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari 70 persen di tahun 1970 menjadi sekitar 11 persen pada tahun 1996.

Berbeda dengan keadaan di jaman perjuangan, dewasa ini Presiden Jokowi mencoba memancing solidaritas nasional itu melalui dana yang cukup melimpah disalurkan langsung ke desa. Selama tiga tahun ini setiap tahun selalu dinaikkan jumlah dana yang dialokasikan langsung ke desa. Pada tahun 2017 jumlah dana yang langsung dialokasikan ke desa melalui Kementerian Desa saja mencapai jumlah Rp. 60 triliun.

Pada tahun 2016 misalnya dana desa yang dialokasikan langsung ke desa sudah berhasil membangun berbagai pembangunan yang luas di desa. Beberapa manfaat yang diadakan antara lain dibangun infrastruktur jalan desa sepanjang 66.884 km, sekitar 512 km, pasar desa dengan sebanyak 1.819 pasar, tambahan perahu untuk nelayan sebanyak 1.373 buah, embung desa sebanyak 686 buah dan irigasi desa sebanyak 12.596 unit.

Di samping itu dana desa telah membantu pembangunan sarana yang dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk dan keluarga antara lain untuk penahan tanah sebanyak 38.184 unit, udara bersih sebanyak 16.295 unit, MCK sebanyak 37.368 unit, Polindes 3.153 unit, sumur sebanyak 14.034, drainase sebanyak 65.998, bantuan untuk PAUD sebanyak 11.296 unit dan bantuan untuk Posyandu sebanyak 7.524 unit.

Dana desa juga digunakan untuk membantu penyerapan tenaga desa, misalnya pada tahun 2016 untuk jangka pendek yang telah diserap tenaga kerja sebanyak 1.84 juta orang dan untuk jangka panjang diserap sebanyak 199 ribu orang, sebuah jumlah yang relatif kecil karena hubungan antara tenaga kerja untuk jangka panjang. Namun serapan pada tahun 2016 itu sudah sekitar dua kali lipat dibandingkan yang bisa dilakukan pada tahun anggaran 2015 sebelumnya.

Angka-angka untuk tahun 2017 sedang dalam pengolahan. Masih butuh sedikitpun karena fokusnya belum terbangun kepada keluarga miskin lebih pada gerakkan di tingkat desa pada tingkat awal. Proses memancing dengan model yang berbeda dengan solidaritas spontan pada masa revolusi itu dilakukan oleh Perguruan Tinggi hasil solidaritas sosial yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa dalam situasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya ke desa-desa. Kementerian Desa telah memiliki sekitar 80 Perguruan Tinggi di Indonesia seperti itu.

Bila di kemudian hari para mahasiswa KKN dilibatkan dalam pembangunan desa yang lebih banyak, kemungkinan besar jiwa gotong royong masyarakat desa dapat digugah dan disegarkan kembali sehingga dana pancingan yang disediakan pemerintah dapat memberi manfaat yang lebih besar dan lebih banyak bagi keluarga miskin yang dapat dientaskan.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Dewan Pakar Kementerian Desa dan PDT

Kamis, 21 Desember 2017

Menjadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan

Menjadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan

Berbagai sarana yang ada bisa bersinergi dengan Masjid, yang selama ini menjadi pusat pemberdayaan, yang dilengkapi dengan PAUD, pusat kegiatan remaja Masjid, serta pusat pelatihan wirausaha.

14 Desember 2017 23:11 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Pada waktu Yayasan Damandiri sedang melakukan gencar-gencarnya membantu pemberdayaan keluarga melalui upaya pengembangan Posdaya di desa, Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan restu Rektornya pada waktu itu, Prof Dr H Imam Suprayogo MAg dan kemudian Prof Dr H Mudjia Rahardjo MSi yang menggantikannya, menggerakkan upaya pemberdayaan keluarga berbasis Masjid. Melalui dukungan Yayasan Damandiri dan dukungan penuh Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg dengan bersama atau bersama Yayasan dan jajarannya mengunjungi dan melakukan pembekalan kepada beberapa UIN, pemberdayaan ummat di desanya.

Kegiatan itu menghasilkan terbentuknya jaringan UIN, IAIN dan STAIN dengan gelaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posdaya berbasis Masjid di Seluruh Indonesia yang menjadikan Masjid sebagai pusat pemberdayaan di setiap desanya. Pada waktu ini Ibu Dr Hj Mufidah Ch MAg tidak lagi menjadi Ketua LPPM dan Rektor yang baru, Prof Dr H Abdul Haris MAg menunjuk penggantinya yang baru. Dari pertemuan yang didapat kesan Rektor baru dengan dinamika yang sama sama dengan kegiatan yang dirintis sebelumnya dengan menerjunkan mahasiswa ke desa-desa membantu pemberdayaan keluarga desa, agar lepas dari jeratan kemiskinan dan menjadi keluarga yang sejahtera.

Kemitraan PDTT yang dipimpin oleh Menteri Eko Putro Sandjojo, yang dengan gigih membantu keluarga desa secara besar-besaran agar agar dalam waktu yang singkat menjadi masyarakat sejahtera melalui empat prioritas pembangunan di desa . Prioritas pertama antar desa ditumbuhkan Prukades pusat pertumbuhan yang mampu menerapkan hasil pertanian, pertambangan atau apapun yang mampu menghasilkan produk yang sangat tinggi dan mampu menghasilkan produk laku jual dan menguntungkan. Kegiatan ini diharapkan menjadi kegiatan dengan skala besar agar bisa menjadi pusat produksi produk yang dipasarkan secara luas.

Pusat kegiatan kedua adalah Prudes yang merupakan pusat usaha tingkat desa, agar usaha ekonomi desa membantu keluarga desa melakukan kegiatan ekonomi dan menjadikan setiap keluarga memiliki kegiatan yang dapat menopang hidup mandiri dan segera bangkit menjadi produsen yang melayani kehidupannya yang lebih mandiri dan sejahtera. Untuk itu, di setiap desa diusahakan ada Embung Desa, agar udara yang biasa sekali di musim hujan dapat disimpan dan dihemat untuk kegiatan pertanian di musim kering.

Embung Desa sekaligus bisa menjadi pusat untuk merawat ikan dan menjadi pusat turisme desa karena sekitarnyanya bisa menjadi tempat rekreasi desa dengan segala kegiatannya yang menarik karena bisa dihias dengan taman dan kegiatan turisme lokal dengan segala tontonan yang menarik lainnya. Di samping itu, di setiap desa dikembangkan Sarana Olah Raga dimana lagi bisa bermain olah raga, seni pertunjukan dan di kenal bisa menjadi tempat untuk jualan makanan atau apa saja yang laku jual di desa dalam keadaan masyarakat banyak.

Kelengkapan baru itu menambah kemampuan desa yang telah dimiliki sebelumnya seperti Sekolah dan PAUDnya dengan lebih lengkap lagi. Ibu-ibu PKK yang mengalami setiap bulan bisa menambah kegiatannya dengan mengajak generasi muda dengan berbagai kegiatan yang marak. Pelatihan ketrampilan bisa lanjutan karena sarana untuk menjual hasil produknya meningkat luas dan masyarakat desa makin majunya pasar dan tempat penjualan hasil produk yang berasal dari industri perumahan.

Berbagai sarana itu bisa bersinergi dengan Masjid yang selama ini menjadi pusat pemberdayaan yang dilengkapi dengan PAUD, pusat kegiatan remaja Masjid dan pusat pelatihan wirausaha. Prasarana desa makin lengkap guna mewujudkan masyarakat desa yang beragama Islam menjadi generasi baru yang tingkat agamanya tinggi serta memiliki ketrampilan dan kesempatan membangun sosial ekonomi keluarga dengan baik dan berkelanjutan.

Masjid menjadi pusat pemberdayaan ummat yang semakin lengkap dan dilengkapi dengan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes dengan kegiatan yang lebih besar jangkauannya Sementara, sarana untuk mendukung bidang pertanian makin lengkap dengan alat air yang ditampung dalam Embung Desa yang bisa menampung udara di musim kering. Apalagi kalau di internet dilengkapi dengan lubang-lubang resapan udara yang sekaligus menampung sampah untuk pupuk dalam ukuran lubang-lubang kecil dan banyak sehingga resapan airnya semakin luas.

Gerakan terpadu di desa itu semakin meluas karena dewasa ini Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila yang dipimpin oleh Dr Sulastomo MPH dan telah membangun 999 Masjid di seluruh Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Dana Karya Abadi (DAKAB), yang dipimpin oleh Dr Rusmono SKM mulai mengembangkan Masjidnya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi ummat. Kedua Yayasan itu memberikan dukungan kepada pengurus Masjid untuk bersama Jamaah anggotanya membangun Masjid sebagai pusat pemberdayaan ummat agar membuat wirausahawan.

Kedua Yayasan juga menyediakan modal usaha dengan dasar Masjid atau di rumah masing-masing, masyarakat desa menjadi wirausahawan dan bekerja sama membangun usaha. Kegiatan itu di banyak Masjid dengan dipelopori oleh Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Pusat, yang dipimpin oleh Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, di daerah-daerah juga memberikan kesempatan bagi setiap Masjid untuk dikukuhkan menjadi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan diberi wewenang sewa dana zakat langsung dari masyarakat. Dana yang terkumpul sekitar 70 persen, dengan koordinasi Baznas Daerah, bisa langsung diberikan sebagai bantuan kepada kaum dhuafa untuk pemberdayaan dan mengentaskan kemiksinan. Suatu usaha gotong royong yang intinya mengangkat kaum dhuafa menjadi keluarga yang makin sejahtera.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin RI).

Mengawal Pembangunan di Desa

  

Mengawal Pembangunan di Desa

Dua tahun kerja sama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berbagai perguruan tinggi telah mengadakan pertemuan dan berhasil merumuskan program dan kegiatan yang disalurkan kepada pemerintah melalui berbagai cara dan memberikan saran kepada pemerintah secara langsung atau melalui perguruan tinggi mas

19 December 2017 12:48 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Selama dua tahun terakhir ini sebanyak 11 Perguruan Tinggi yang dipimpin oleh Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsyarh Suryadi DEA, ikut mengawal program dan kegiatan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi mengantar pembangunan secara besar-besaran di seluruh desa di Indonesia. Sebelas perguruan tinggi bertindak sebagai pengurus antara lain ITB, UGM, Untirta, UnPad, UPN Jatim, Universitas Trunojoyo, Universitas Andalas, UnCen dan UnRam beserta sekitar 76 perguruan tinggi lainnya sebagai anggota. Semua perguruan tinggi itu bergabung dalam suatu kumpulan PerguruanTinggi yang dinamakan Pertides (Perguruan Tinggi untuk Desa), yang bekerja sama dengan jajaran Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di Jakarta.

Dua tahun kerja sama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berbagai perguruan tinggi itu telah mengadakan pertemuan dan berhasil merumuskan program dan kegiatan yang disalurkan kepada pemerintah melalui berbagai cara dan memberikan saran kepada pemerintah secara langsung atau melalui perguruan tinggi masing-masing.

Ada yang melakukan kegiatan pelatihan bagi aparat di desa-desa sekitar kampusnya tentang cara menangani masalah perencanaan dan manajemen keuangan. Ada pula yang memberikan pelatihan tentang langkah-langkah operasional penggunaan dana desa yang lebih tepat sasaran. Ada pula perguruan tinggi yang secara mandiri melakukan kegiatan langsung kepada masyarakat desa melalui Kuliah Kerja Nyata  (KKN) menyangkut berbagai kegiatan.  Biarpun belum seluruhnya sinkron dengan program dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, sehingga hasilnya belum seluruhnya cocok dengan program besar yang dilakukan oleh Kementerian dan jajarannya.

Program berbagai Perguruan Tinggi itu bervariasi tetapi semua diarahkan pada upaya pemberdayaan masyarakat di desa. Ada yang sangat maju melakukan pengenalan sasaran melalui pemetaan keluarga sasaran di desa sebagai awal guna mengenal masalah yang dihadapi masyarakat desa yang menjadi obyek pembangunan. Ada pula yang kepada desa menyajikan inovasi sebagai sumbangan kepada masyarakat desa agar bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari oleh masyarakat luas. Tetapi ada juga yang membantu masyarakat desa sesuai aspirasi atau permintaan yang disampaikan oleh masyarakat desa tatkala mahasiswa melakukan kegiatan KKN ke desanya.

Ada perguruan tinggi yang relatif maju telah merumuskan berbagai instrumen perencanaan atau tata kelola keuangan untuk selanjutnya dipergunakan sebagai alat bantu bagi aparat desa sebagai sumbangan untuk peningkatan mutu tenaga pendamping atau tenaga pelaksana kegiatan pembangunan di desa yang telah menerima dana besar langsung di desanya. Namun upaya pengembangan sumber daya manusia itu cakupannya biasanya terbatas pada satu atau dua kabupaten tertentu dan belum meluas ke kabupatan lain dengan cakupan yang lebih tinggi sesuai dana desa yang diluncurkan.

Perlu upaya pengembangan mekanisme yang lebih dinamis agar pelatihan seperti itu bisa mencakup kalangan yang lebih luas, agar mutu pengelolaan dana desa makin mendekati kesempurnaan dan memberi manfaat yang lebih tinggi untuk rakyat banyak. Pertemuan yang mendengarkan pengalaman dan gagasan brilian dari berbagai perguruan tinggi itu mendapat perhatian sangat besar. Gagasan-gagasan yang umumnya berasal dari pengalaman penelitian perlu dikaji dengan cermat,  agar bisa diterapkan dalam empat program prioritas Kementerian seperti Prudes, BUMDes, Embung Desa maupun untuk pemanfaatan Sarana Olah Raga Desa yang sedang digarap oleh Kementerian. Atau menjadi bagian dari garapan Kementerian lain yang memberi dukungan pemberdayaan kepada masyarakat desa dan pembangunan pedesaan dewasa ini.

Pertemuan yang dibuka oleh Sekjen Kementerian Desa, PGT dan Transmigrasi, Dr. Anwar Sanusi itu pada sore harinya mendengarkan pengarahan dari Menteri Eko Putro Sandjojo, yang secara gamblang memberi pencerahan dan harapan atas keberhasilan beberapa program pengembangan desa yang mendapat dukungan pengusaha besar dan ternyata bisa menggali kekayaan alam di Indonesia dalam skala ekonomi besar yang mengangkat kemajuan desa, kabupaten dan provinsi yang sekaligus memiliki nilai tambah yang luar biasa bagi kemakmuran bangsa dalam skala besar.

Program-program semacam ini, dalam skala besar, perlu menjadi pemikiran para ahli dari kalangan perguruan tinggi sehingga pemerintah daerah dan masyarakat desa bisa diajak berpikir besar dan memberi dukungan komitmen yang tinggi terhadap upaya pengembangan ekonomi dengan skala besar tersebut. Melalui pengembangan skala yang besar diharapkan bonus demografi yang menunjukkan ledakan penduduk muda dengan tingkat pendidikan yang masih rendah bisa diserap dalam usaha ekonomi pertanian skala besar dan menjadi tenaga kerja dalam ekonomi modern. Mereka akan memberi nilai tambah tinggi tanpa harus menunggu terlalu lama.

Masyarakat umum di pedesaan bisa dilibatkan sehingga tenaga kerja yang melimpah tidak harus bermigrasi ke kota atau menganggur tanpa kerja serta menambah kemiskinan yang menjadi masalah bangsa tidak pernah maju, makin kumuh dan tidak lagi menarik untuk investasi yang lebih besar. Pada akhir paparannya Menteri mengundang para ahli dari berbagai perguruan tinggi untuk mencari dan menyampaikan kepada Kementerian Desa gagasan, pengalaman penelitian dan pengembangan agar bisa diolah dan secara sinergis dikembangkan untuk masa depan Indonesia yang lebih hebat, maju, mandiri dan jaya. Menanggapi ajakan Menteri yang menantang tetapi optimis tersebut beberapa wakil perguruan tinggi maju ke depan menyampaikan gagasan untuk di masa depan yang makin berani memajukan inovasi brilian sehingga pertemuan yang berlansung sejak pagi itu begitu menarik sehingga hampir tidak ada yang meninggalkan ruang sidang.

Beberapa perguruan tinggi yang belum bergabung berbisik-bisik ingin segera bergabung karena kegiatan pemerintah dianggap makin menarik dan memberi harapan besar terhadap masa depan perekonomian pedesaan yang akan mengangkat penduduk desa dari lembah kemiskinan dan mengantar keluarga dan masyarakat desa menjadi lebih makmur dan sejahtera.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin RI).

Rabu, 20 Desember 2017

T E L U R

Assalamualaikum..

Jika sebuah TELUR dipecahkan oleh kekuatan dari LUAR, maka kehidupan didalam TELUR, telah berakhir.

Tapi....

Jika sebuah TELUR dipecahkan oleh kekuatan dari DALAM, maka kehidupan baru telah LAHIR.

Hal-hal BESAR itu selalu dimulai dari DALAM diri kita sendiri.

BAHAGIA itupun timbulnya dari DALAM diri kita sendiri.
Tuhan tdk pernah menjanjikan bahwa :
Langit itu akan selalu biru.
Mentari itu akan selalu bersinar.
Bunga itu akan selalu mekar.

Tapi ketahuilah, bahwa DIA sering memberi :
Pelangi disetiap badai.
Senyum disetiap air mata.
Berkah disetiap cobaan dan
Jawaban disetiap DOA.

HIDUP bukanlah suatu tujuan, melainkan Perjalanan, maka nikmatilah.

HIDUP adalah Ibadah, tunaikanlah.

HIDUP adalah Tantangan, hadapilah.

HIDUP adalah Anugerah, terimalah.

HIDUP adalah Pertandingan, menangkanlah.

HIDUP adalah Tugas, selesaikanlah.

HIDUP adalah Cita-cita, capailah.

HIDUP adalah Misteri, singkaplah.

HIDUP adalah Kesempatan, ambillah.

HIDUP adalah Janji, penuhilah.

HIDUP adalah Keindahan, Syukurilah.

HIDUP adalah Teka-teki, pecahkanlah.

HIDUP adalah Cobaan, bersabarlah...

Satu hal yang membuat kita Bahagia adalah CINTA.
Satu hal yang membuat kita tambah Dewasa adalah MASALAH.
Satu hal yang membuat kita Maju adalah USAHA.
Satu hal yang membuat kita Hancur, adalah PUTUS ASA.
Satu hal yang membuat kita Kuat, adalah HARAPAN (DOA).

Semoga bermanfaat.

Menyonsong indonesia emas

Menyongsong Indonesia Emas dengan Penduduk Berkualitas

Ahli kependudukan dunia telah meramalkan bahwa Indonesia akan menempati urutan penduduk dunia yang ke empat, dalam tatanan penduduk dunia yang tetap besar jumlahnya.

12 December 2017 15:16 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Pada tahun 2045 mendatang, sebagian dari kita barangkali sudah menikmati keindahan surga bersama keluarga tercinta dan sebagian lagi sedang berjuang dan melaksanakan amal ibadah sebagai persiapan untuk menyusul ke surga nanti atas panggilan Sang Khalik. Namun untuk saat itu ahli demografi dan kependudukan Indonesia dan juga ahli kependudukan dunia telah meramalkan bahwa Indonesia akan menempati urutan penduduk dunia yang ke empat dalam tatanan penduduk dunia yang tetap besar jumlahnya. India diramalkan bakal menjadi negara dengan penduduk terbesar menggantikan China yang kini menduduki tempat tersebut yang digeser menjadi negara nomor dua karena program KB-nya yang berhasil dengan tatanan ekonomi dunia yang maju dan berhasil mengerem laju pertumbuhan penduduknya.

Gambaran pergeseran jumlah penduduk dunia itu adalah sebagian kecil saja dari Pidato Kunci Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof Dr Bambang Brodjonegoro, yang disampaikan Minggu lalu dalam Seminar Nasional Demografi dan Kongres IPADI di Jakarta.

Menteri PPN/Bappenas yang akhir-akhir ini makin menguasai masalah kependudukan dan sering menyampaikan pidato dengan mengutip berbagai phenomena kependudukan melebihi Kepala BKKBN atau ahli kependudukan lain di Indonesia. Sebagai penanggung jawab perencanaan pembangunan nasional, Menteri makin getol melihat struktur, perubahan struktur dan kualitas penduduk untuk jangka pendek maupun jangka panjang sebagai modal mewaspadai kepekaannya untuk perencanaan pembangunan Indonesia serta dampak jangka pendek dan jangka panjangnya dalam memprediksi arah pembangunan Indonesia yang tepat.

Secara menarik diulas oleh Menteri phenomena penduduk Indonesia yang dewasa ini makin menjadi penduduk modern karena sebagian besar telah bergeser menjadi penduduk perkotaan yang prosentase penduduk perkotaannya sudah mencapai jumlah mayoritas yaitu sebesar 52 persen dibanding dengan penduduk pedesaan yang kelihatan menyusut menjadi hanya 48 persen. Phenomena ini bukan karena penduduk desa pindah ke kota saja, tetapi karena banyak desa-desa mendapat “posisi baru” sebagai kota karena daerahnya menjadi daerah urban karena termasuk dalam wilayah Walikota dan tidak lagi dalam wilayah Kabupaten yang memiliki daerah rural dan urban.

Perubahan itu tidak dalam hal posisi penduduk Indonesia menjadi penduduk urban saja tetapi juga karena penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang terjadi secara drastis sampai tahun 2000 lalu, menyebabkan usia harapan hidup bangsa ini telah naik menjadi sekitar 70 tahun lebih sehingga penduduk dengan usia pensiun dewasa ini, sekitar 56 – 60 tahun menjadi nampak “muda” dalam tatanan struktur penduduk di Indonesia, sehingga masih siap ikut dalam pembangunan di Indonesia.

Sayangnya penduduk lansia yang jumlahnya makin banyak itu tidak seluruhnya dari golongan masyarakat kota dengan pendidikan tinggi tetapi juga berasal dari masyarakat desa dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga kalau pensiunnya pegawai negeri, tidak seluruhnya bekas pegawai tinggi, tetapi juga berasal dari pegawai menengah dan pegawai rendah. Petani yang lansia juga bukan seluruhnya petani kaya tetapi banyak petani dengan tingkat pendapatan yang rendah selama masa hidupnya.

Oleh karena itu anak-anak muda yang berada pada posisi angkatan kerja masih harus bekerja ekstra keras untuk mendukung keluarganya, bapak ibunya serta kakek neneknya yang hidupnya lebih lama. Untung saja upaya program KB berhasil dengan baik sehingga rata-rata anak keluarga Indonesia, biarpun tidak tidak turun lagi seperti sebelum tahun 2000, sisa-sisa penurunan fertilitas itu masih menempatkan posisi TFR yang rendah dibandingkan dengan rata-rata jumlah anak keluarga Indonesia di tahun 1970-an yang berkisar antara lima sampai enam anak.

Biarpun lamban, karena tingkat pendidikan dan pelatihan tidak bisa disulap, tetapi upaya meningkatkan pendidikan anak bangsa harus secara konsisten dinaikkan, agar mutu penduduk Indonesia meningkat tajam. Dengan peningkatan kualitas itu dapat dipastikan anak-anak muda Indonesia akan makin sanggup menanggapi lowongan kerja yang terbuka dan bekerja dengan kualitas tinggi. Karena itu,  program pembangunan yang diarahkan ke desa diharapkan akan menahan anak desa tetap bekerja dan mengolah tanah dan ladang yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan tehnik pertanian modern di desanya. Usaha dalam bentuk Prudes yang memberi kesempatan pengolahan lahan dengan skala besar dan modern, serta upaya BUMDes yang memberi modal dan kesempatan pada penduduk untuk bergabung dalam usaha skala menengah dan kecil, bisa mengangkat kehidupan yang lebih baik kepada lebih banyak anak bangsa di desanya.

Dalam pidatonya Menteri juga membandingkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkat penduduk masih relatif muda, masih bisa lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Sementara di negara maju penduduk lanjut usia kembali bekerja karena usianya yang makin panjang. Untuk itulah Menteri juga menggagas agar bonus demografi di Indonesia makin panjang agar kesempatan tenaga muda untuk berkiprah dalam pembangunan makin terbuka lebar. Kesempatan anak muda melakukan eksplorasi sumber daya alam untuk sebesar-besar kesejahteraan bangsa menjadi makin terbuka lebar dengan tekad tetap memeliharanya demi kepentingan generasi mendatang agar kekayaan alam tetap makin melimpah karena dipelihara dengan penuh kasih sayang. Dalam pidato itu

Menteri secara tidak langsung mengajak peserta Kongres IPADI melihat phenomena di daerahnya dalam pembangunan yang maha besar. Tidak langsung minta dipertajam upaya pembangunan dari desa melalui olahan Prudes bidang pertanian dan perkebunan yang berskala ekonomi besar dikaitkan sumber daya manusia di daerah. Perlu disiapkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi modern yang diperlukan untuk memenuhi pasar dunia yang makin luas. Karenanya harus bisa dilihat kesempatan memenuhi kebutuhan pangan dan olahannya dalam skala dunia modern, sehat dan menjamin hidup sejahtera dalam usia harapan hidup yang panjang dan tetap sejahtera.

Pidato Kependudukan dalam Kongres IPADI itu tidak lagi berkutat pada promosi penggunaan kontrasepsi dalam program KB yang telah berhasil, tetapi mengajak semua kalangan membangun keluarga dan bangsa Indonesia yang modern dengan upaya industri maju, modern dan lestari yang sanggup bersaing dalam skala global yang dahsyat.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Dewan Pakar Menteri Desa PDTT RI).

Jumat, 15 Desember 2017

Kisah

Ini ada tulisan bagus banget..😭😭 Gak tahu siapa yg nulis...tp menarik dibaca

*SEBUAH KISAH TENTANG CINTA*

Ayah di dalam kamar, beberapa kali batuk².

Sementara di ruang tamu, ibu sedang ngobrol dgn anak perempuannya.

"Cinta ayahmu kepadamu luar biasa, tetapi lebih banyak disimpan dalam hati karena kau perempuan", kata ibu.
Aku mendengarkan ibu dengan heran.

"Ketika kau melanjutkan kuliah ke Jakarta dan aku bersama ayahmu mengantarmu ke stasiun, kau dan aku saling berpelukan.
Ayahmu hanya memandang. Dia bilang juga ingin memelukmu, tapi sebagai laki² tak lazim memeluk anak perempuan di depan banyak orang, maka dia hanya menjabat tanganmu, lalu berdiri sampai kereta itu menghilang", kata ibu.

"Ibu memang sering menelponmu.
Tahukah kau, itu selalu ayahmu yg menyuruh dan mengingatkan.

Mengapa bukan ayahmu sendiri yg menelpon?
Dia bilang, "Suaraku tak selembut suaramu, anak kita harus menerima yg terbaik".

"Ketika kamu diwisuda, kami duduk di belakang.
Ketika kau ke panggung dan kuncir di togamu dipindahkan rektor, ayahmu mengajak ibu berdiri agar dapat melihatmu lebih jelas.
"Alangkah cantiknya anak kita ya bu," kata ayahmu sambil menyeka air matanya.

Mendengar cerita ibu di ruang tamu, dadaku sesak, mungkin karena haru atau rasa bersalah.

Jujur saja selama ini kepada ibu aku lebih dekat dan perhatianku lebih besar. Sekarang tergambar kembali kasih sayang ayah kepadaku. Aku teringat ketika naik kelas 2 SMP aku minta dibelikan tas. Ibu bilang ayah belum punya uang.

Tetapi sore itu ayah pulang membawa tas yg kuminta.
Ibu heran. "Tidak jadi ke dokter?" tanya ibu. "Kapan² saja.
Nanti minum jahe hangat, batuk akan hilang sendiri"
Kata ayah.

Rupanya biaya ke dokter, uangnya untuk membeli tasku, membeli kegembiraan hatiku, dengan mengorbankan kesehatannya.

"Dulu setelah prosesi akad nikahmu selesai, ayahmu bergegas masuk kamar.
Kau tahu apa yg dilakukan?" tanya ibu.

Aku menggeleng. "Ayahmu sujud syukur sambil berdoa untukmu.
Air matanya membasahi sajadah.

Dia mohon agar Allah melimpahkan kebahagiaan dalam hidupmu.
Sekiranya kau dilimpahi kenikmatan, dia mohon tidak membuatmu lupa zikir kepada-Nya.

Sekiranya diberi cobaan, mohon cobaan itu adalah cara Tuhan meningkatkan kualitas hidupmu.

Lama sekali dia sujud sambil terisak.
Ibu mengingatkan banyak tamu menunggu.
Dia lalu keluar dengan senyuman tanpa ada bekas air di pelupuk matanya".

Mendengar semua itu, air mataku tak tertahan lagi, tumpah membasahi pipi.

Dari kamar terdengar ayah batuk lagi.
Aku bergegas menemui ayah sambil membersihkan air mata.

"Kau habis menangis?"
Ayah menatapku melihat sisa air di mataku.
"Oh, tidak ayah!" aku tertawa renyah.
Ku pijit betisnya lalu pundaknya.
"Pijitanmu enak sekali seperti ibumu", katanya sambil tersenyum.

Aku tahu, meski sakit, ayah tetap ingin menyenangkan hatiku dengan pujian.

Itulah pertama kali aku memijit ayah.
Aku melihat betapa gembira wajah ayah. Aku terharu.

"Besok suamiku menyusulku, ambil cuti seminggu seperti aku.
Nanti sore ayah kuantar ke dokter", kataku. Ayah menolak. "Ini hanya batuk ringan, nanti akan sembuh sendiri".

"Harus ke dokter, aku pulang memang ingin membawa ayah ke dokter, mohon jangan tolak keinginanku", kataku berbohong.

Ayah terdiam. Sebenarnya aku pulang hanya ingin berlibur, bukan ke dokter.

Tapi aku berbohong agar ayah mau kubawa ke dokter.
Aku bawa ayah ke dokter spesialis.

Ayah protes lagi, dia minta dokter umum yg lebih murah. Aku hanya tersenyum.

Hasil pemeriksaan ayah harus masuk rumah sakit hari itu juga.
Aku bawa ke rumah sakit terbaik di kotaku.

Ibu bertanya setengah protes. "Dari mana biayanya?".
Aku tersenyum.
"Aku yg menanggung seluruhnya bu.
Sejak muda ayah sudah bekerja keras mencari uang untukku.

Kini saatnya aku mencari uang untuk ayah.
Aku bisa! Aku bisa bu!".

Kepada dokter aku berbisik; "Tolong lakukan yg terbaik untuk ayahku dok, jangan pertimbangkan biaya", kataku. Dokter tersenyum.

Ketika ayah sudah di rumah dan aku pamit pulang, aku tidak menyalami, tetapi merangkul dengan erat untuk membayar keinginannya di stasiun dulu.
"Seringlah ayah menelponku, jangan hanya ibu", kataku.
Ibu mengedipkan mata sambil tersenyum.

Dalam perjalanan pulang, aku berfikir, berapa banyak anak yg tidak paham dengan ayahnya sendiri seperti aku.

Selama ini aku tidak paham betapa besar cinta ayah kepadaku.

Hari² berikutnya aku selalu berdoa

Namun kini dengan perasaan berbeda.
Terbayang ketika ayah bersujud pada hari pernikahanku sampai sajadahnya basah dengan air mata...betapa besar cinta kasih seorang ayah Tidaklah jauh berbeda dgn cinta kasih seorang ibu.

Semoga Allah masih memberikan waktu yg cukup, untuk aku bisa lbh lama lagi memijit kaki ayah, memeluk dan menumpahkan cintaku pada Ayah. Spt cintaku pada Ibu....aamiin..

Rabbighfir lii wa li waalidayya warhamhuma kama rabbayaani shagiira...

Ya Allah ampunilah dosaku juga dosa orangtuaku, jagalah mereka seperti mereka merawatku di waktu kecil...

Aamiin

*_#Share Motivation Anak Impian_*

Senin, 11 Desember 2017

Untuk kita

*INSTITUT PENCEGAHAN KANKER* *MENGUMUMKAN RANKING SAYURAN ANTI KANKER :*

01: JENGKOL 99.8%
02: UBI JALAR DIMASAK 98.7%
03: UBI JALAR MENTAH. 94.4%
04: ASPARAGUS. 93.9 %
05: BROCCOLI, 92.8%
06: KUBIS/CABBAGE. 91.4%
07: KEMBANG KOL. 90.8%
08: SELEDRI. 83.7%
09: TERONG. 74.0%
10: PAPRICA. 55.5%
11: WORTEL. 46.5%
12: GOLDEN CAULIFLOWER/KMBG KOL 37.6%
13: CAPSELLA/SHEPHERD'S PURSE 35,4%
14: KOL/KOHLRABI. 34.7%
15: MUSTARD. 32.9%
16: BRASSICA JUNCEA. 29.8%
17: TOMAT. 23.8%

TIPS UTAMA :

* SEMUA KENTANG MENGANDUNG KOLAGEN, TERUTAMA UBI JALAR KUNING DAN JENGKOL PALING BANYAK.

* SEDANGKAN BAHAN ANTIKANKER PALING BANYAK ADALAH :
* JENGKOL
* UBI JALAR UNGU DAN
* JUICE LEMON HANGAT TANPA GULA.

@ TEMUAN RESEP BARU  : BAGI YG *BERPENYAKIT DIABETES* SEMOGA GAK USAH SUSAH2 BEROBAT LAGI. CUKUP DG MEMBLENDER :
* 12 BATANG KACANG PANJANG DI CAMPUR
* 1 BUAH TOMAT MERAH.
MINUM DIHABISKAN LANGSUNG.
BIKIN 2X SEHARI. SILAKAN CEK KADAR GULANYA ESOK HARI,  Alhamdulillah LANGSUNG TURUN KADAR GULANYA. SUDAH BANYAK YG MEMBUKTIKAN, MUJARAB TANPA PANTANGAN MAKAN LAGI. BANTU KIRIMKAN BERITA INI KE SEMUA KONTAK. BANTU MEREKA YG SAKIT DIABETES AGAR SEMBUH

Jangan disimpan ya, gak ada gunanya jg disimpan.
Siapa tau bisa menyelamatkan & sahabat kita.

Jagalah Kesehatan     
        
SEMOGA BERMANFAAT 🙂

Ginjal, jangan buru buru cuci darah !!!
Biji alpokat diiris kecil kecil lalu jemur sampai kering (spt kerupuk ).
Lalu di giling sampai halus, ambil
serbuknya lalu buat spt kita buat kopi
atau teh. Minum seperti kita minum
kopi, 3 x sehari. Minumlah sampai
kembali normal. Gak ada efek samping.
Salam sehat.
Jangan pelit berbagi ke kawan kerabat
sahabat family ya. selamat mencoba

Pantangan

> Setelah makan semangka jangan
langsung minum susu.

> Setelah makan manggis jangan
langsung minum gula.

> Setelah makan durian jangan
langsung minum bir dan coca cola bisa
stroke.

> Setelah makan buah pear jangan
langsung minum madu karena bisa mati
keracunan..!

> Setelah makan udang jangan
langsung minum vit C, krn vit C +
udang = keracunan arsen (terjadi
reaksi arsen dlm udang dan vit C)

> Madu + bawang merah = merusak
mata

> Madu + tahu = merusak pendengaran

> Madu + susu kedelai = mengganggu
pencernaan & pendengaran

> Madu + teh = mengganggu
pencernaan

> Madu + kepiting = keracunan

> Madu + pear = merusak 5 organ
penting / mati

> Kirim ke semua org yg kita
sayangi..semoga kita semua hidup
sehat...({})

BAGI PENYUKA MIE INSTAN tolong
diperhatikan :

HATI-HATI, *Bumbu Mie Instan TIDAK*
BOLEH DIMASAK !!!
PERINGATAN BAGI KITA SEMUA BAHWA
MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK
BERSAMAAN DENGAN BUMBUNYA,
KARENA MSG (MONO
SODIUM GLUTAMAT) BILA DIMASAK DI
ATAS 120C AKAN BERPOTENSI MENJADI
KARSINOGEN, PENCETUS KANKER.
PERHATIKAN SEMUA KEMASAN MIE
INSTAN, KEBANYAKAN PROSEDURNYA
MASAK MIE NYA DULU BARU DITABURI
BUMBU.
BUMBU DI TARUH DI MANGKOK DULU.
JADI *JANGAN PERNAH MASAK MIE*
BESERTA BUMBUNYA!
BAHAYA .....!!!
Tolong dapat diteruskan ke orang2
yang suka makan MIE.

Dan dari hasil penelitian :
Sering *mengonsumsi mie instant*
selama 4 hari berturut-turut
berpotensi kanker, mioma, kista atau
amandel
Jika anda tidak percaya, cobalah ambil
kuah / bumbu mie instant lalu
taburkan ke atas pot yang berisi
bunga/tumbuhan..
Beberapa hari kemudian bunga/tumbuhan tersebut akan layu/mati.
Berlaku dalam skala ukuran (1 : 1).

Sayangi keluarga anda... jauhi dari
penyakit yang ditimbulkan Bumbu Mie

PENTING BAGI WANITA  !!

Tidak disarankan *makan bayam & tahu*
bersamaan, karena jika digabungkan
*akan membentuk senyawa* yang bisa
mengakibatkan terbentuknya batu /
kista dalam tubuh.
(Hasil penelitian Prof. Dr.
Asbudi,Sp.OG)

*Jangan makan mentimun saat haid*
karena bisa menyebabkan darah haid
tersisa di dinding rahim, setelah 5-10
hari dapat menyebabkan pembentukan
*KISTA & KANKER RAHIM.*

Alangkah baiknya bila info ini
disebarkan ke banyak orang sebagai
tanda kepedulian kita terhadap
sesama.
Mencegah lebih baik dari pada
mengobati
Semoga artikel ini bermanfaat!!

Salam sehat@@🙏

Gerbang Mas

Penting