Kamis, 21 Desember 2017

Mengawal Pembangunan di Desa

  

Mengawal Pembangunan di Desa

Dua tahun kerja sama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berbagai perguruan tinggi telah mengadakan pertemuan dan berhasil merumuskan program dan kegiatan yang disalurkan kepada pemerintah melalui berbagai cara dan memberikan saran kepada pemerintah secara langsung atau melalui perguruan tinggi mas

19 December 2017 12:48 WIB

Oleh: Haryono Suyono

Selama dua tahun terakhir ini sebanyak 11 Perguruan Tinggi yang dipimpin oleh Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsyarh Suryadi DEA, ikut mengawal program dan kegiatan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi mengantar pembangunan secara besar-besaran di seluruh desa di Indonesia. Sebelas perguruan tinggi bertindak sebagai pengurus antara lain ITB, UGM, Untirta, UnPad, UPN Jatim, Universitas Trunojoyo, Universitas Andalas, UnCen dan UnRam beserta sekitar 76 perguruan tinggi lainnya sebagai anggota. Semua perguruan tinggi itu bergabung dalam suatu kumpulan PerguruanTinggi yang dinamakan Pertides (Perguruan Tinggi untuk Desa), yang bekerja sama dengan jajaran Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di Jakarta.

Dua tahun kerja sama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berbagai perguruan tinggi itu telah mengadakan pertemuan dan berhasil merumuskan program dan kegiatan yang disalurkan kepada pemerintah melalui berbagai cara dan memberikan saran kepada pemerintah secara langsung atau melalui perguruan tinggi masing-masing.

Ada yang melakukan kegiatan pelatihan bagi aparat di desa-desa sekitar kampusnya tentang cara menangani masalah perencanaan dan manajemen keuangan. Ada pula yang memberikan pelatihan tentang langkah-langkah operasional penggunaan dana desa yang lebih tepat sasaran. Ada pula perguruan tinggi yang secara mandiri melakukan kegiatan langsung kepada masyarakat desa melalui Kuliah Kerja Nyata  (KKN) menyangkut berbagai kegiatan.  Biarpun belum seluruhnya sinkron dengan program dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, sehingga hasilnya belum seluruhnya cocok dengan program besar yang dilakukan oleh Kementerian dan jajarannya.

Program berbagai Perguruan Tinggi itu bervariasi tetapi semua diarahkan pada upaya pemberdayaan masyarakat di desa. Ada yang sangat maju melakukan pengenalan sasaran melalui pemetaan keluarga sasaran di desa sebagai awal guna mengenal masalah yang dihadapi masyarakat desa yang menjadi obyek pembangunan. Ada pula yang kepada desa menyajikan inovasi sebagai sumbangan kepada masyarakat desa agar bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari oleh masyarakat luas. Tetapi ada juga yang membantu masyarakat desa sesuai aspirasi atau permintaan yang disampaikan oleh masyarakat desa tatkala mahasiswa melakukan kegiatan KKN ke desanya.

Ada perguruan tinggi yang relatif maju telah merumuskan berbagai instrumen perencanaan atau tata kelola keuangan untuk selanjutnya dipergunakan sebagai alat bantu bagi aparat desa sebagai sumbangan untuk peningkatan mutu tenaga pendamping atau tenaga pelaksana kegiatan pembangunan di desa yang telah menerima dana besar langsung di desanya. Namun upaya pengembangan sumber daya manusia itu cakupannya biasanya terbatas pada satu atau dua kabupaten tertentu dan belum meluas ke kabupatan lain dengan cakupan yang lebih tinggi sesuai dana desa yang diluncurkan.

Perlu upaya pengembangan mekanisme yang lebih dinamis agar pelatihan seperti itu bisa mencakup kalangan yang lebih luas, agar mutu pengelolaan dana desa makin mendekati kesempurnaan dan memberi manfaat yang lebih tinggi untuk rakyat banyak. Pertemuan yang mendengarkan pengalaman dan gagasan brilian dari berbagai perguruan tinggi itu mendapat perhatian sangat besar. Gagasan-gagasan yang umumnya berasal dari pengalaman penelitian perlu dikaji dengan cermat,  agar bisa diterapkan dalam empat program prioritas Kementerian seperti Prudes, BUMDes, Embung Desa maupun untuk pemanfaatan Sarana Olah Raga Desa yang sedang digarap oleh Kementerian. Atau menjadi bagian dari garapan Kementerian lain yang memberi dukungan pemberdayaan kepada masyarakat desa dan pembangunan pedesaan dewasa ini.

Pertemuan yang dibuka oleh Sekjen Kementerian Desa, PGT dan Transmigrasi, Dr. Anwar Sanusi itu pada sore harinya mendengarkan pengarahan dari Menteri Eko Putro Sandjojo, yang secara gamblang memberi pencerahan dan harapan atas keberhasilan beberapa program pengembangan desa yang mendapat dukungan pengusaha besar dan ternyata bisa menggali kekayaan alam di Indonesia dalam skala ekonomi besar yang mengangkat kemajuan desa, kabupaten dan provinsi yang sekaligus memiliki nilai tambah yang luar biasa bagi kemakmuran bangsa dalam skala besar.

Program-program semacam ini, dalam skala besar, perlu menjadi pemikiran para ahli dari kalangan perguruan tinggi sehingga pemerintah daerah dan masyarakat desa bisa diajak berpikir besar dan memberi dukungan komitmen yang tinggi terhadap upaya pengembangan ekonomi dengan skala besar tersebut. Melalui pengembangan skala yang besar diharapkan bonus demografi yang menunjukkan ledakan penduduk muda dengan tingkat pendidikan yang masih rendah bisa diserap dalam usaha ekonomi pertanian skala besar dan menjadi tenaga kerja dalam ekonomi modern. Mereka akan memberi nilai tambah tinggi tanpa harus menunggu terlalu lama.

Masyarakat umum di pedesaan bisa dilibatkan sehingga tenaga kerja yang melimpah tidak harus bermigrasi ke kota atau menganggur tanpa kerja serta menambah kemiskinan yang menjadi masalah bangsa tidak pernah maju, makin kumuh dan tidak lagi menarik untuk investasi yang lebih besar. Pada akhir paparannya Menteri mengundang para ahli dari berbagai perguruan tinggi untuk mencari dan menyampaikan kepada Kementerian Desa gagasan, pengalaman penelitian dan pengembangan agar bisa diolah dan secara sinergis dikembangkan untuk masa depan Indonesia yang lebih hebat, maju, mandiri dan jaya. Menanggapi ajakan Menteri yang menantang tetapi optimis tersebut beberapa wakil perguruan tinggi maju ke depan menyampaikan gagasan untuk di masa depan yang makin berani memajukan inovasi brilian sehingga pertemuan yang berlansung sejak pagi itu begitu menarik sehingga hampir tidak ada yang meninggalkan ruang sidang.

Beberapa perguruan tinggi yang belum bergabung berbisik-bisik ingin segera bergabung karena kegiatan pemerintah dianggap makin menarik dan memberi harapan besar terhadap masa depan perekonomian pedesaan yang akan mengangkat penduduk desa dari lembah kemiskinan dan mengantar keluarga dan masyarakat desa menjadi lebih makmur dan sejahtera.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin RI).

1 komentar: