Senin, 26 Februari 2018

ADAT BASANDI SYARAK

🤝
Bismillah.......
tiitipan dari Dangau Kawa Minang...

KELEMBAGAAN ADAT BASANDI SYARAK

            ‘Adat basandi syarak” adalah siapa yang memiliki otoritas nilai nilai dasar adapt basandi syarak itu. Dalam hal ini dapat kita simak ungkapan adapt yang selalu disajikan oleh ninik mamak dalam setiap acara adat: “penghulu nan babudi, mati nan baraka, dubalang nan tau  mungkin jo patuik, mualim nan baulemu” artinya otoritas budi dimiliki oleh penghulu, lalu apa budi, bagaimana cirri orang berbudi, dikatakan oleh ninik mamak, bahwa penghulu nan babudi adalah “ mamancuang indak putuih, manabang indak rabah”, artinya orang tidak akan tersinggung dengan ucapannya, karena ucapannya tidak menjatuhkan pilihan alternative, benar atau salaholeh karena selalu mempertimbangkan affeksi (perasaan) orang lain jangan tersinggung oleh ucapannya. Hal ini dikatakan semacam “kato pusako” . lalu bagaimana “manti nan baraka”, manti adalah pegawai pembantu penghulu atau dalam bahasa Minangkabau disebut sebagai “panungkek penghulu”. Setipa tindakannya memerlukan sudi dan siasat, dicari sebab musabanya melalui musyawarah dan mufakat, sehingga gak ada keputusan alternative tentang benar dan salah. Begitu juga halnya dengan dubalang nan tau mungkin jo patut, kalau dua orang kemenakan berbeda pendapat kemudian dikadukan kepada dubalang, maka jawaban dubalang adalah” indak patuik wa ang bacakak, sabab kaduo wa ang bainduak babako” artinya kedua orang itu mempunyai ikatan darah, dimana kalau perbedaan pendapat ini diteruskan akan menyebabkan rusaknya hubungan silaturahmi kedua orang tersebut. Selanjutnya “mualim nan tau”, artinya kalau ada dua kelompok yang berbeda pandangan sehingga timbul konflik pribadi akibat perbedaan itu, maka mualim mencari kebenarannya dengan norma/kaidah dan dalil. Maka kesimpulannya adat Minangkabau mengatakan dfengan sebutan :koto nan ampek” : kato pusako (penghulu), kato mufakat (manti), kato mahimbau (dubalang) dan kato badaulat untuk tuanku (mualim).

            Adagium syarak pun tidak luput dari uraian di atas misalnya dikatakan: imam nan tau hakikat, katik nan tau jo tharikat, angku kadi nan tau jo syari’at, angku bilal nan tau ko makrifat.

            Maka lahirlah dua lembaga adapt basandi syarak, syarak basandi kitabullah, Pertama  disebut dengan urang ampek jinih yaitu: penghulu, manti, mualim (tuanku) dan dubalang. Kedua disebut dengan urang jinih nan ampek yaitu imam, katik, kadi dan bilal. Kedua bentuk lembaga ini mutlak harus ada dalam suatu nagari.

            Kalau diatas tadi sudah kita bicarakan tentang orang yang mempunyai fungsi jabatannya seperti nan babudi penghulu, nan baraka manti, nan tau jo ulemu mualim, mungkin dan patuik adalah dubalang, maka begitu juga tentang syarak nan ampek, yaitu hakikat, tharikat, makrifat dan syariat, juga demikian halnya: imam nan bahakikat, katik jo tasaufnyo, bilal jo makrifatnyo dan angku kadi jo syari’atnya.

ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULAH

  Sehubungan dengan penjelasan kita diatas tadi, akan dapatlah dipahami bahwa “Adat basandi syarak”, adalah bagaimana hubungan nilai adat dengan nilai syarak yang diajarkan oleh agama islam.

            Menurut adagium adat Minangkabau, “penghulu nan babudi, manti nan baraka, dubalang nan tau mungkin dan patut, mualim nan tau” didapatlah kesimpulan ada 4 nilai dasar adapt Minangkabau itu yaitu: Budi (effektif Domani), akal (kecerdasan sosial), mungkin dan patut, dan ilmu (pengetahuan). Jadi manusia yang beradat itu adalah manusia yang berbudi, berakal, mengenali mungkin dan patut (rasional dan empiric), serta berilmu pengetahuan. Hal ini sudah dianut masyarakat  Minangkabau sejak kedatangannya di pualu perca ini, yang Goethe penulis sejarah Asia tenggara, pada abad ke tiga Masehi bernama pulau sebadiou.

            Bermacam macam agam yang sudah mempengaruhi masyarakat Minangkabau ini sejak 500 tahun sebelum masehi, sebutlah agama majusi, hindu, Budha. Semuanya itu menyebabkan masyarakat Minangkabau secara terpaksa menerima.  Berbeda dengan Islam yang telah lahir pada abad keenam, abad ketujuh telah berkembang kedaratan asia (shanghai), dan malah kekuasan bani umayah telah berkembang sampai muaro sabag. Dan seterusnya melalui sungai kampar telah memasuki pedalaman Minangkabau timur pada waktu itu telah sampai ke kuntu sekaligus mendirikan kerajaan islam syi’ah “kuntu darusallam”. Islam mengajar syarak nan ampek yaitu hakekat, tarikat , makrifat dan syari’at. Diperkenankan pula sahabat rasulullah nan ampek yaitu abubakar, umar, Usaman dan Ali.

            Menurut cerita cerita kuno kuntu akhirnya ditakluklan oleh raja raja India yang beragama budha, akan tetapi aliran Islam Syi’ah mengungsi ke Taram Kabupaten Limapuluh Kota. Konon kabarnya di Taramlah diperkenalkan hubungan adapt nan ampek denga syarak nan ampek yaitu bagaimana budi basandi hakekat, bagaimana aka basandi tarekat dan bagaimanapula mungkin dan patut basandi makrifat, dan terakhir bagaimanapula ilmu basandi syariat (ayat ayat Alqur’an). Dari kenyataan ini maka kaum adapt menerimanya dengan bahasa adat “kok syarak mangato mako adat alah mamakai”, dan akirnya disingkat “syarak mangato adapt mamakai, dan adat basandi jo syarak”

            Selanjutnya bagaimana unsure unsure syarak tadi dijelaskan dalam kitabullah inilah yang dimaksudoleg para ulama sayarak basandi kitabullah. Mulai pada abad ketujuh itu pulalah semua mantra mantra dukun diberi ujung berkat bagindo Rasullah. Sebagai contoh kita pernah diajari oleh orang tua kita dikampungsuatu ilmu batin untuk masuk kerimba supaya binatang buas seperti harimah menjauh dari kita bunyinya seperti ini: “tarajati rajata, yafarati, yasai sati waiza wa jahak, barak baginda rasulullah (doa manyoga harimau)

            Banyak lagi hal hal seperti itu yang diwariskan oleh orang tua kita kepada anak cucunya. Begitulah caranya Islam dianut oleh masyarakat kita pada saat Islam mulai dianut oleh masyarakat Minangkabau. Maka kita berkesimpulan, bahwa Islamlah agama yang dapat memperkokoh adapt Minangkabau itu. Berarti bukan agama yang lain, setelah dilihat dari perkembangan agama agama yang pernah dianut oleh masyarakat Minangkabau tempo dulu atau zaman lampau. Jadi dengan demikian makna dari adat basandi syarak adalah Islamlah agama yang memperkokoh adapt Minangkabau, dengan arti lain, adatnya bersumber dari cirri alam dan agama islamnya.

            Islam masuk ke Minangkabau memang secara persuasive, oleh karena Islam itu memang diberi baju oleh budaya penganutnya.

Jumat, 23 Februari 2018

BANGGA MENJADI ANAK MINANGKABAU"

Maulang kaji....

"AKU BANGGA MENJADI ANAK MINANGKABAU"

Oleh : Herlina Hasan Basri

Tulisan ini bukan untuk menggali sejarah yg hanya sekedar untuk dibangga2kan,tapi untuk memotivasi putra putri Minang agar mau berjuang mengembalikan marwah Minangkabau yang dulu sangat berjaya karna jasa para pendiri bangsa ini 70% adalah urang Minangkabau yg rela berjuang mengorbankan nyawa dan pemikirannya untuk negara tercinta ini.
MARI MAMBANGKIK BATANG TARANDAM MENUJU KEJAYAAN  MINANGKABAU...

” AKU BANGGA MENJADI ANAK MINANGKABAU”

Kenapa harus bangga menjadi anak minangkabau?
Apa istimewanya Minangkabau ?

Mari kita coba mengulas sedikit tentang itu,agar putra putri minang bangga dan tau akan sejarah serta budaya yg kita miliki ini,karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya dan sejarah bangsanya…

1. Karena Nagari Minangkabau sudah ada dalam UUD’45

2. Karena 3 orang tokoh dari pergerakan Nasional,2 orangnya adalah orang minangkabau,yaitu bung Hatta dan bung Sahril.

3. Karena Bukittinggi pernah menjadi ibukota RI

4. Karena bapak Syafrudin Prawiranegara dan Mr. Asaat pernah menjadi presiden RI

5. Karena Tak ada yang menyangsikan betapa gigihnya Tuanku Imam Bonjol saat berjuang melawan penjajah Belanda di abad ke-19. dan beliau salah satu tokoh revolusioner pergerakan Islam di negeri ini.Imam Bonjol juga disebut sebagai pencetus lahirnya falsafah hidup orang Minang. Nilai falsafah itu adalah adat basandi syara’ (adat berdasarkan agama), dan syara basandi kitabullah (agama berdasarkan kitabullah).

6. Karena sebelum Aceh menjadi istimewa dengan hukum syare’at Islamnya,Minangkabau telah berabad2 yang lalu memakai hukum ADAIK BASANDI SYARA’,SYARAK BASANDI KITABULLAH,SYARA’ MANGATO ADAIK MAMAKAI.

7. Karena masakannya yang beraneka ragam dan sedap, dan sangat disukai di mana-mana,dan rendang adalah makanan terlezat no 1 didunia,dengan berbagai bumbu dan rempah didalamnya.

8. Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matrilinial terbesar di dunia.

9. Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matrilinial yang “termodern” di dunia.

10. Karena masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Matrilinial yang paling stabil di dunia.

11. Karena Minangkabau menjadi lambang perlawanan budaya Matriarchat yang diperangi oleh budaya Patriarchat selama ribuan tahun.

12. Karena masyarakat Minangkabau berhasil bertahan dan selalu melakukan perlawanan atas penindasan dan usaha-usaha memerangi budaya Minangkabau. Sampai sekarang.

13. Karena orang Minangkabau telah melawan kekuatan-kekuatan patriarkal besar dunia, Hindu/Budha-India, Hindu/Budha-Jawa, Konfusianisme/Budha-Cina, Katolik-Protugis, Budha-Sriwijaya, Aceh-Islam, Arab-Islam, Kristen-Belanda, Kristen-Inggris, Budha-Jepang, Kristen/Globalisasi/Kapitalisme Turbo-Amerika Serikat/Inggris serta Kristen/Misionaris-Barat.

14. Karena orang Minangkabau adalah suku bangsa yang paling berpengaruh di Indonesia (dalam arti yang baik tentunya) dalam bidang budaya, bahasa, sastra, politik, sejarah, pers,astronomi, dan lain sebagainya. Walaupun di dalam buku sejarah Indonesia tidak disebutkan. Orang Minangkabau hilang dari lembaran-lembaran sejarah Indonesia.

15. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Republik Indonesia yaitu Tan Malaka yang telah mencanangkan terbentuknya Republik Indonesia sejak tahun 1925 lewat bukunya: Menuju Republik Indonesia.

16. Karena orang Minangkabaulah yang mengembangkan Bahasa Indonesia modern lewat tulisan yaitu Tan Malaka lewat tulisan-tulisannya dalam “bahasa Melayu/Minangkabau” yang di kemudian hari dikenal sebagai Bahasa Indonesia, pada saat “tokoh-tokoh” lainnya berbangga memakai bahasa Belanda.

17. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yaitu Muhamad Yamin

18. Karena Ketua MUI satu2nya yang tidak mau menerima gaji dari pemerintah,yaitu Buya Hamka,seorang tokoh ulama kelas Internasional berasal dari Minagkabau.

19. Karena minangkabau adalah gudangnya alim ulama dan kaum cerdik pandai.

20. Karena satu2nya orang Indonesia Imam Khatib Al Minangkabawy yang menjadi Imam khatib di Masjidil haram adalah orang Minagkabau.

21. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Dasar Negara Indonesia yaitu Muhamad Yamin, yang kemudian dirubah urutannya oleh sukarno dan akhirnya kembali kesemula dan menjadi Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diberi nama Hindu oleh Sukarno yaitu “Pancasila”.

22. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Pers Indonesia yaitu Djamaludin Adinegoro atau “Adinegoro“.

23. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Ibu Pers Indoneisa yaitu Rohana Kudus.

24. Karena orang Minangkabaulah yang banyak dan aktif membangun bangsa Indonesia modern lewat pemikiran-pemikirannya, organisasi-organisasinya, partai-partainya, perjuangan-perjuangannya dan peranan-peranannya di segala bidang.

25. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi pendiri partai-partai dalam suatu negara “modern” yaitu Sutan Syahrir (PSI), Tan Malaka (PARI dan Murba), Muhamad Natsir (Masyumi), dll.

26. Karena orang Minangkabaulah yang mengusahakan pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Indonesia yaitu Agus Salim. Karena kemampuan bahasa Arabnya dan kedalaman ilmunya mengenai dunia Arab Agus Salim berhasil mendapat dukungan dari negara-negara Arab yang merupakan negara-negara pertama yang menyatakan dukungan atas kemerdekaan negara Republik Indonesia.

27. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak per-film-an Indonesia yaitu Usmar Ismail.

28. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi anggota kehormatan dari lembaga hak-hak asasi manusia untuk pemberitaan mengenai senjata pemusnah masal, Weapons of Mass Destruction Commission, yang berkedudukan di Swedia yaitu Ibu Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar.

29. Karena orang Minangkabaulah yang sangat peduli dengan alam dan lingkungan hidup dan merupakan seorang pakar nasional dan internasional dalam bidang ini yaitu Prof. Dr. Emil Salim.

30. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Ibu dari dunia tari kontermporer Indonesia, yang membuat nama Indonesia diakui di dunia Internasional dengan tari kontemporernya yang berdasarkan pada budaya Minangkabau Silek (silat) yaitu Gusmiati Suid, pendiri sanggar tari Gumarang Sakti.

31. Karena Sultan Brunai Darussalam adalah keturnan urang Minangkabau dari silsilah raja-raja Brunei Darussalam, diketahui bahwa pendiri kerajaan ini : Awang Alak Betatar atau yang bergelar Sultan Muhammad Shah, berasal dari Minangkabau.

32. Karena orang Minangkabaulah yang banyak berjasa dan berjuang di negri-negri Melayu lainnya seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

33. Karena orang Minangkabaulah yang menterjemahkan ayat AL Qur’an mengenai “perempuan yang bertulang bengkok” secara baik yaitu HAMKA. Menurutnya perempuan harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, walaupun ayat ini di dalam budaya-budaya patriarkal lainnya diartikan sebagai “perempuan lemah” dan layak diperlakukan sesuka hati oleh kaum laki-laki.

34. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi astronot pertama di Malaysia yaitu Dr. Sheikh Muszaphar Shukor. Beliau adalah orang Minangkabau kelahiran Negri Sembilan, Malaysia.

35. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia yaitu Muhammad Hatta, karena saat itu Sukarno sebenarnya tdk mau dan terpaksa diculik dan dipaksa oleh pemuda untuk memproklamirkan Indonesia,yang saat itu Sukarno masih menunggu janji dari Jepang untuk memberikan Kemerdekaan dan Kekuasaan dengan sukarela.

36. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi Bapak Ekonomi Rakyat Indonesia dan Bapak Koperasi Indonesia yaitu Muhamad Hatta, sang Proklamator. Koperasi dari sejak didirikan sampai sekarang telah terbukti menjadi tulang punggung ekonomi rakyat kecil dan menengah, dibandingkan dengan ekonomi bank yang menjadi dasar bagi larinya hasil-hasil ekonomi rakyat Indonesia ke negara-negara “China” seperti Singapura, Hongkong, Taiwan dan RRC.

37. Karena ibu saya ada tiga, saya panggil mereka Mak Uwo, Mande dan Etek.

38. Karena dunsanak saya banyak dan ada di mana-mana karena merantau.

39. Karena kaum laki2 Minangkabau bisa jauh merantau, dan karenanya bisa tau banyak hal dan bisa melihat banyak hal.

40. Karena adat dan budaya Minangkabau tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan,sampai kini masih tetap bertahan.

41. Karena keindahan wisatanya yg luar biasa dan salah satu pantainya merupakan pantai terindah no 5 didunia.

42. Karena gambar yang ada dalam mata uang Malaysia (Tuanku Abdul Rahman) dan Singapura (Yusof Bin Ishak) adalah gambar seorang tokoh asal Minangkabau

43. Karena sebelum Kartini lahir,minangkabau sdh lebih dulu menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita.

44. Karena diMinangkabau punya Tigo Tungku Sajarangan (alim ulama,ninik mamak dan cerdik pandai) yang mengatur kehidupan dalam bermasyarakat.

45. Karena orang Minangkabaulah yang menterjemahkan Islam secara baik dan mendorong tumbuhnya Indonesia sebagai “negara yang berbasis Islam” yang relatif ramah, relatif cinta damai dan tidak memusuhi perempuan.

46. Karena singa betina dari Aceh Cut Nyak Dien yang sangat ditakuti Belanda adalah wanita berdarah minangkabau yang masih keturunan Datuk Makhudum Sati.

47. Karena orang minangkabaulah yang mendorong berdirinya Technische Hooge School (Institut Tekhnologi Bandung) yaitu Abdoel Moeis.

48. Karena ibu2 Minangkabaulah yang dengan sukarela mengumpulkan emas bersama (dikumpulkan oleh Mr.Sutan Mohammad Rasyid) untuk membeli sebuah pesawat Avro Anson dan pesawat itu diserahkan kepada Angkatan Udara dan diberi nama RI 003,yang digunakan untuk melawan Belanda.

49. Karena orang Minangkabaulah yang menjadi tonggak dasar berdirinya NKRI

50. Karena orang minangkabaulah yang pertama kali mendirikan Bank Swasta Pertama di Indonesia yaitu Bank Nasional yang didirikan oleh abuan saudagar Bukittinggi dan sekitarnya (1930) yaitu Anwar St.Saidi bersama 9 orang pendiri lainnya serta Bung Hatta sebagai Penasehat, dan konon sempat membantu perjuangan Kemerdekaan RI.

51. Karena orang minangkabaulah yg menjadi Penemu teknologi agar pengeboran dapat berlangsung sepanjang tahun di daerah kutub utara yang dingin jauh di bawah nol dan menemukan bahwa drilling itu tidak perlu menggunakan pelumas, tapi menggunakan teknologi magnit.

52. Karena orang minangkabaulah yaitu Prof Dr dr H Johan S Masjur, adalah pendiri dan bapak Kedokteran Nuklir Indonesia dari Unand.

53.Bahwa  orang minangkabaulah yg pernah berkuasa di Kesultanan Aceh pada tahun 1586-1596. yaitu Sultan Buyong, anak dari raja Indrapura yang bertahta di Pesisir Selatan,

54.Bahwa Di Tapanuli, Sisingamangaraja yang dipercaya sebagai Raja Batak, juga berasal dari Minangkabau. Hal ini berdasarkan keterangan Thomas Stamford Raffles yang menemui para pemimpin Batak di pedalaman Tapanuli. Mereka menjelaskan bahwa Sisingamangaraja adalah seorang keturunan Minangkabau yang ditempatkan oleh Kerajaan Pagaruyung sebagai raja bawahan (vassal) mereka. Hingga awal abad ke-20, keturunan Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus.

55.Karena 6 polwan pertama di Indonesia urang minangkabau,yg  lahir pada 1 September 1948. dalam pemerintah darurat Republik Indonesia di Kota Bukittinggi harus menangani arus pengungsian besar-besaran akibat agresi militer Belanda.

56. Karena orang Minangkabaulah yaitu Mayor Jendral Kivlan Zen yg membebaskan 10 sandera dari kelompok Abu Sayyaf tanpa tebusan dan pertumpahan darah.

Dan masih banyak lainnya. Sulit disebutkan di sini peranan,sumbangan orang Minangkabau di segala bidang, baik di ranah Minang sendiri, di Indonesia, di negri-negri Melayu lainnya dan di dunia. Peran orang Minangkabau dalam hal-hal baik dan kecendekiawanan adalah sangat berarti bagi NKRI
Walaupun sengaja dihapus perannya dan dilupakan, tapi tidak akan menjadikan saya lupa betapa istimewanya negeri saya MINANGKABAU….wallahualam…

“Aku Bangga Menjadi Anak Minangkabau” salam menuju kejayaan Minangkabau ....

disadur dari berbagai sumber

Babaliak Kanagari

BABALIAK KANAGARI

Sistem pemerintahan kenagarian di Sumatera Barat

       Nagari secara administratif pemerintahan berada di bawah kecamatan yang merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten. Sedangkan nagari bukan merupakan bagian dari perangkat daerah jika berada dalam struktur pemerintahan kota. Berbeda dengan kelurahan, nagari memiliki hak mengatur wilayahnya yang lebih luas. Nagari merupakan bentuk dari republik mini.
       Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaran urusan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus kepentingan serta memberikan pelayanan pada masyarakat setempat. Pemerintah Nagari sebagai pemerintah terendah berlaku dan ditetapkan di seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Barat.
       Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari (KAN), yakni lembaga yang beranggotakan tungku tigo sajarangan. Tungku tigo sajarangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri dari alim ulama, cerdik pandai (kaum intelektual) dan niniak mamak (pemimpin suku-suku dalam nagari). Keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan tungku tigo sajarangan di balai adat atau balairung sari nagari.
       Untuk legislasi, dibentuklah Badan Musyawarah Nagari (BMN) nama lain dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Unsur dalam BMN memuat unsur pada KAN dan dilengkapi dengan unsur pemuda, wanita dan perwakilan tiap suku. BMN berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan nagari, yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat dengan masa jabatan selama 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Jumlah anggota BMN ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 11 orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk.
       Untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat di nagari, dibentuk Pemerintahan Nagari yang terdiri dari Pemerintah Nagari dan BMN. Susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Nagari dan BMN diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
       Pemerintah Nagari terdiri dari Wali Nagari dan Perangkat Nagari. Perangkat Nagari terdiri dari Sekretaris Nagari dan perangkat lainnya. Sekretaris Nagari diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Wali Nagari dipilih langsung oleh warga masyarakat nagari. Masa Jabatan Wali Nagari adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih hanya 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

B.     Sejarah perkembangan sistem pemerintahan kenagarian di Sumatera Barat.

       Sistem kanagarian telah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Kerajaan Pagaruyung pada dasarnya merupakan konfederasi nagari-nagari yang berada di Minangkabau. Kemungkinan besar sistem nagari juga sudah ada sebelum Adityawarman mendirikan kerajaan tersebut.
       Terdapat dua aliran besar dalam sistim pemerintahan nagari di Minangkabau yakni Koto Piliang dan Bodi Caniago yang keduanya mempunyai kemiripan dengan pemerintahan polis-polis pada masa Yunani kuno. Selain dipengaruhi oleh tradisi adat, struktur masyarakat Minangkabau juga diwarnai oleh pengaruh agama Islam, dan pada suatu masa pernah muncul konflik akibat pertentangan kedua pengaruh ini, yang kemudian dapat diselesaikan dengan menyerasikan kedua pengaruh tersebut dalam konsep Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
       Nagari merupakan unit pemungkiman yang paling sempurna yang diakui oleh adat, nagari memiliki teritorial beserta batasnya dan mempunyai struktur politik dan aparat hukum tersendiri, selain itu beberapa kelengkapan yang mesti dipenuhi oleh suatu pemungkiman untuk menjadi nagari diantaranya adanya balai adat, masjid serta ditunjang oleh areal persawahan.
       Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian berkembang dan kemudian berkembang menjadi Nagari, yang dipimpin secara bersama oleh para penghulu atau datuk setempat. Dan biasanya disetiap nagari yang dibentuk itu minimal telah terdiri dari 4 suku yang mendomisili kawasan tersebut.
       Dalam laporannya de Stuers menyimpulkan bahwa pada daerah pedalaman Minangkabau tidak pernah ada suatu kekuasaan pemerintahan terpusat dibawah seorang raja. Berdasarkan laporan tersebut, kemudian Belanda menerapkan model sistem penguasa-penguasa di tingkat distrik, yang kemudian dikenal dengan adanya jabatan kepala laras atau tuanku laras, dimana daerah kelarasan ini dirancang sepadan dengan pengelompokan nagari yang telah ada sebelumnya. Dan selanjutnya satuan pemerintahan lebih rendah tetap dipegang oleh penghulu-penghulu sebelumnya tanpa perubahan sampai pada tahun 1914.
       Pada tahun 1914 dikeluarkan ordonansi nagari yang membatasi anggota kerapatan nagari hanya pada penghulu yang diakui pemerintah Hindia Belanda. Hal ini dilakukan dengan asumsi untuk mendapatkan sistem pemerintahan yang tertib dan teratur. Penghulu-penghulu yang dulunya memimpin nagari secara bersama-sama sekarang diharuskan untuk memilih salah satu di antara mereka sebagai kepala nagari atau wali nagari, sehingga posisi penghulu suku kehilangan fungsi tradisionalnya. Namun sejalan dengan waktu, jabatan kepala laras dan kepala nagari ini, yang sebelumnya asing akhirnya dapat diterima dan menjadi tradisi adat, dimana jabatan ini juga akhirnya turut diwariskan kepada kemenakan dari pemegang jabatan sebelumnya. Namun sekarang jabatan tuanku laras sudah dihapus sedangkan wali nagari tidak boleh diwariskan kepada kemenakan yang memegang jabatan sebelumnya tetapi tetap harus dipilih secara demokratis.
       Setelah proklamasi kemerdekaan, sistem pemerintahan nagari ini diubah agar lebih sesuai dengan keadaan waktu itu. Pada tahun 1946 diadakan pemilihan langsung di seluruh Sumatra Barat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Nagari dan wali nagari. Calon-calon yang dipilih tak terbatas pada penghulu saja. Partai politik pun boleh mengajukan calon. Pada kenyataannya banyak anggota Dewan Perwakilan Nagari dan wali nagari terpilih yang merupakan anggota partai. Masyumi menjadi partai yang mendominasi. Dalam masa perang kemerdekaan dibentuk juga organisasi pertahanan tingkat nagari, yaitu Badan Pengawal Negeri dan Kota ( BPNK ).
       Namun setelah keluarnya Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom, maka sejak itu pemerintahan nagari hampir tidak berperan lagi. Dan kemudian ditambah sewaktu Kabinet Mohammad Natsir tahun 1951 membekukan Dewan Perwakilan Rakyat di Provinsi Sumatera Tengah yang juga mencakup wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang. Maka dengan demikian dewan perwakilan tingkat nagari pun statusnya menjadi tidak jelas juga. Kemudian pasca Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, hampir keseluruhan aparat nagari diganti oleh pemerintah pusat yang sekaligus merubah pemerintahan nagari.
       Tahun 1974 Gubernur Harun Zain memutuskan untuk mengangkat kepala nagari sebagai pelaksana pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat Nagari sebagai lembaga legislatif terendah. Namun keputusan ini hanya berumur pendek. Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa, sistem nagari dihilangkan dan jorong digantikan statusnya menjadi desa. Kedudukan wali nagari dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa.
       Meskipun demikian nagari masih dipertahankan sebagai lembaga tradisional. Peraturan daerah No. 13 tahun 1983 mengatur tentang pendirian Kerapatan Adat Nagari (KAN) di tiap-tiap nagari yang lama.
       Perubahan peta politik nasional yang terjadi, membangkitkan kembali semangat masyarakat Sumatera Barat untuk kembali menjalankan sistem pemerintahan nagari. Dengan berlakunya otonomi daerah pada tahun 2001, istilah pemerintahan nagari kembali digunakan untuk menganti istilah pemerintahan desa yang digunakan sebelumnya dalam sistem pemerintahan kabupaten, sedangkan nagari yang berada dalam sistem pemerintahan kota masih seperti sebelumnya yaitu bukan sebagai bagian dari pemerintahan daerah.
       Dan pada tahun 2004, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan UU No 22 Tahun 1999 dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, kemudian Presiden Indonesia dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat secara bersama, disahkanlah Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah untuk mengantikan undang undang UU No 22 Tahun 1999. Dan dari undang-undang baru ini diharapkan munculnya pemerintahan daerah yang dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
       Dan sebagai tindak lanjut dari undang-undang tersebut maka keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, yang menekankan prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan keanekaragaman daerah, yang memiliki makna bahwa istilah desa dapat disesuaikan dengan asal usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pemerintah tetap menghormati sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
       Dengan diberlakukannya undang-undang pemerintah daerah maka di Sumatera Barat sampai sekarang menjalankan sistem kengarian pada tingkat terendah pemerintahan.

C.Perbedaan pemerintahan desa dan pemerintahan kenagarian

1)Pemerintahan Desa
Struktur dan orientasi
Ø Hierarkis
Ø Interaksi sempit
Ø Birokratis
Ø Multilevel
Ø Disorganisasi dengan manajemen mengatur
Ø Kebijakan, program dan prosedur yang saling ketergantugan internal ruwet
Sistem
Ø Pedekatn top-to-down
Ø Tergantung pada beberapa sistem informasi kinerja
Ø Distribusi informasi terbatas pada para eksekutif
Ø Memberi pelatihan manajemen dan sistem dukungan hanya pada top manajer
Budaya organisasi
Ø Dimobilisasi
Ø Dikomandokan
Ø Cenderung feudal
Ø Orientasi kedalam
Ø Tersentralisasi
Ø Lambat mengambil keputusan
Ø Realistis-ideologis
Ø Kurang berani mngambil resiko
Ø Versi budaya jawa

2)Pemerintahan Kanagarian

Struktur dan orientasi
Ø Demokratis
Ø Resiprokal ( dua arah )
Ø Non birokrat, sedikit aturan
Ø Lebih sedikit level
Ø Manajemen yang memimpin
Ø Kebijakan, program dan prosedur yang menciptakan ketergantungan internal yang minimal.
Sistem
Ø Pendekatan bottom-to-top
Ø Tergantung pada sistem informasi
Ø Distribusi informasi yang luas, dalam dan luar ORMAS
Ø Memberi pelatihan manajemen dan sistem dukungan pada perangkat
Budaya organisasi
Ø Komunal
Ø Spontan
Ø Egaliter
Ø Orientasi kedalam dan keluar
Ø Memberdayakan
Ø Cepat mengambil keputusan
Ø Terbuka dan berintegrasi
Ø Lebih mengambil resiko
Ø Versi budaya

"Aku Bangga Menjadi Anak minangkabau"

Minang kabau

Wilayah Minangkabau manuruik  tambo :

Nan salilik Gunuang Marapi
Saedaran Gunuang Pasaman
Sajajran Sago jo Singgalang
Saputaran Talang jo Kurinci
Dari sirangkak nan badangkang
Hinggo buayo putiah daguak
Sampai ka pinto rajo hilie
Hinggo durian ditakuak rajo
Sapisai-pisau hanyuik
Sialang balantak basi
Hinggo aia babaliak mudiak
Sampai ka ombak nan badabua
Sailiran batang sikilang
Hinggo lawuik nan sadidieh
Ka timua ranah Aia Bangih
Rao jo Mapat Tunggua
Gunuang Mahalintang
Pasisie Rantau Sapuluah
Hinggo Taratak Aia Itam
Sampai ka Tanjuang Simalidu,
Pucuak Jambi Sambilan Lurah

Sesuai dengan tambo tersebut, batas-batas wilayah Minangkabau dapat dinyatakan sesuai arah mata angin. Batas-batas daerah Minangkabau itu adalah:

Batas wilayah daratan
Sebelah utara dibatasi oleh Rao Mapat Tunggul.

Sebelah timur dibatasi oleh Tanjung Simalidu.

Sebelah tenggara dibatasi oleh Muko-Muko.

Sebelah barat laut dibatasi oleh Gunung Mahalintang.

Batas dengan lautan

Sebelah barat dan barat daya dibatasi oleh Samudera Hindia.

Sebelah utara, timur, dan timur laut dibatasi oleh SelatMalaka.

Selain itu, Negeri Sembilan di Malaysia juga dulunya merupakan bagian dari wilayah Minangkabau. Hal ini berasal dari para pedagang Minangkabau yang berlayar hingga ke negeri seberang, dan mendirikan Negara di sana. Hal ini menandakan bahwa begitu luas dan tersebarnya wilayah Minangkabau zaman dahulu. Jadi, dapat disimpulkan wilayah Minangkabau yang sebenarnya lebih besar dari wilayah administratif Sumatera Barat sekarang.

Pemakaian nama Sumatera Barat dan pergeseran batas-batas wilayah Minangkabau itu diawali sejak masuknya kolonial Belanda. Saat itu wilayah Minangkabau disebut sebagai Residentie vant Sumatra Westkust. Setelah era kemerdekaan pun Sumatera Barat masih sering disebut dengan “Minangkabau”, yang wilayahnya berbatasan dengan Sumatera Utara di sebelah utara, Jambi dan Riau di sebelah selatan, Samudera Hindia di sebelah barat, dan Riau di sebelah timur (Samad, 2002: 103). Jadi, wilayah Minangkabau saat ini sama dengan wilayah Provinsi Sumatera Barat, tanpa Kepulauan Mentawai. Di wilayah inilah Salawat Dulang lahir dan terus berkembang hingga saat ini.

Dalam konteks sosial budaya, wilayah Minangkabau ini terbagi lagi atas tiga, yaitu wilayah darek (darat), pasisia (pesisir), dan rantau. Wilayah darek ini dianggap sebagai sumber dan pusat adat Minangkabau, dan terletak di dataran tinggi. Wilayah ini terbagi lagi atas tiga wilayah yang disebut luhak, yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Limo Puluh Koto. Kota-kota yang termasuk ke dalam tiga luhak ini antara lain Bukittinggi, Payakumbuh, Lubuk Basung, dan Batu Sangka (Amir, 1998: 11).

Wilayah pasisia (pesisir) adalah wilayah yang berada di sepanjang pantai, mulai dari Padang Pariaman, Painan, dan Pasisia Selatan. Wilayah rantau adalah wilayah yang dulunya berada di bawah pengaruh kerajaan Minangkabau atau wilayah yang merupakan perluasan kerajaan Minangkabau. Wilayah tersebut antara lain Air Bangis, Lubuak Sikapiang, Kerinci, Indrapura, Muara Labuh, Bangkinang, Lembah Kampar Kiri, Kampar Kanan, dan Rokan (Samad, 2002: 105). Menurut Mansoer, (1970: 3) pengertian wilayah rantau saat ini sudah mengalami perluasan. Wilayah rantau adalah tempat berusaha, mencari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman bagi orang Minang, di luar wilayah Minangkabau.

Kondisi topografis wilayah Minangkabau tidak hanya datar. Di wilayah ini terdapat bukit-bukit (di antaranya Bukit Barisan), gunung (Marapi, Singgalang, Talang), sungai, dan danau (Maninjau, Singkarak, Danau Ateh dan Bawah). Selain masih didominasi oleh hutan-hutan, curah hujan pun cukup tinggi sehingga tanahnya pun subur. Jika dikaitkan dengan tradisi dan kesenian Minang, kondisi daerah yang berbukit-bukit dan kadang terpisah oleh jarak ini sangat mungkin menjadi sebab munculnya beberapa tradisi dan kesenian yang hanya dimiliki oleh daerah 

Setiap orang yg mengaku sebagai suku Minangkabau wajib mengetahui batas tanah ulayat nenek moyangnya. Agar jangan terjadi " cupak lah di asak dek urang manggaleh, jalan lah di asak dek urang lalu. ( bahkan lah jauh jalan kini di asak dek marapulai jo  anak daro.)

Selasa, 20 Februari 2018

KEBODOHAN BERJAMAAH

Assalamualaikum wr. wb.
Selamat pagi..
Copas dari Group Sebelah.
Kebodohan berjamaah
( power of sufi )

Abunawas berjalan di tengah pasar sambil menengadah melihat kedalam topinya. Orang banyak perhatikan ulah Abu Nawas itu dengan wajah heran. Apakah AbuNawas telah gila ? Apalagi dia melihat kedalam topinya sambil tersenyum dan penuh bahagia. Salah seorang datang menghampiri Abunawas
" Wahai saudaraku, apa yang sedang kamu lihat di dalam topi itu?
" Aku sedang melihat sorga lengkap dengan barisan bidadari.." Kata Abunawas dengan wajah cerah dan senyum puas.
" Coba aku lihat !
" Saya engga yakin kamu bisa melihat seperti yang saya lihat"
" Mengapa ?
" Karena hanya orang yang beriman dan sholeh saja yang bisa lihat sorga di topi ini."  Kata Abunawas meyakinkan.
" Coba aku lihat. " Kejar si penanya penasaran.
" Silahkan " kata Abunawas...
Orang itu melihat kedalam topi itu dan sejenak kemudian dia melihat kearah Abunawas " Benar kamu..aku melihat sorga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah ...Allahuakbar " Kata orang itu berteriak dan didengar orang banyak . Abu Nawas tersenyum. Sementara orang banyak  yang menyaksikan ulah abunawas ingin pula membuktikan apakah benar ada sorga di dalam topi itu. Abu Nawas mengingatkan kepada mereka semua " Ingat hanya orang beriman dan sholeh yang bisa lihat sorga didalam ini. Yang tak beriman tidak akan melihat apapun."

Satu demi satu orang melihat kedalam topi Abunawas itu. Ada yang dengan tegas menyatakan melihat sorga dan ada juga yang mengatakan ABunawas bohong. Abunawas tetap tenang saja sambil menebar senyum. Akhirnya, bagi mereka yang tidak melihat sorga di dalam topi itu melaporkan kepada Raja. Bahwa Abunawas telah menebarkan kebohongan kepada orang banyak. Raja memanggil Abunawas menghadap raja. Di hadapan raja...

" Abu nawas! Seru raja"  benarkah kamu bilang di dalam topi mu bisa nampak sorga dengan sederet bidadari cantik?
' Benar raja. Tapi yang bisa lihat hanya orang beriman dan sholeh. Bagi yang tidak bisa melhat itu artinya dia tidak beriman dan kafir"
" Oh begitu..Coba saya buktikan apakah benar cerita kamu itu." Kata raja, yang  segera melihat kedalam topi Abunawas dari sudut kiri dan kanan, atas dan bawah. Akhirnya raja terdiam seakan berpikir " Benar tidak nampak  sorga di dalam topi ini. Tapi andaikan aku bilang tidak ada sorga maka orang banyak akan tahu aku termasuk tidak beriman dan termasuk kafir. Tentu akan hancur reputasiku" Demikian kira kira yang di pikirkan Raja. .Akhirnya " Benar! Saya sebagai saksi, bahwa di dalam topi Abunawas kita bisa melihat sorga dengan sederetan bidadari..." Kata Raja setengah berteriak. Orang banyak akhirnya menerima cerita abunawas karena kawatir berbeda dengan Raja...

***
Ketika akal sehat di buang ke keranjang sampah maka akan selalu ada orang culas membungkus agama untuk menciptakan kebodohan berjamaah....

Selasa, 13 Februari 2018

Perubahan pola pikir

Pendidikan yang Menghukum di Indonesia

Oleh: Rhenald Kasali

Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal, dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya, tulisan itu buruk. Logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.

“Maaf, Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak
anaknya dididik di sini,” lanjutnya.

“Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!”, dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam.

Padahal, saat menempuh ujian program doktor di luar negeri, saya dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan para dosen penguji memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun, suasana ujian dibuat sangat bersahabat.

Seorang penguji bertanya, sedangkan penguji yang lainnya tidak ikut menekan. Melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Etikanya, seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan. Tapi yang sering terjadi di tanah air justru penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya.

Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukannya melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul.

Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga cenderung menguji dengan cara menekan. Ada semacam unsur balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Lantas saya berpikir, pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakter hasil didikan guru-gurunya sangat kuat: yaitu karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu, saya pun mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa bersalah karena telah memberinya penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya justru mengatakan bahwa “gurunya salah”. Kini, saya mampu melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan rasa takut?

Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: Rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman: Awas…; Kalau…; Nanti…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin membuat kita lebih disiplin. Namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat.

Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari. atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, kecerdasan m anusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.

Ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi, juga ada orang yang “tambah pintar” dan ada pula orang yang “tambah bodoh”.

Mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan.

Bantulah anak Indonesia untuk maju.

#Smoga bacaan ini, bisa bantu temen2 tentang makna mendidik..
Mendidik adalah utk merangsang anak agar maju,
Membantu menemukan potensi terbaik anak dan mengembangkannya,
Menjadikan anak berbudi pekerti yang baik.

*SALAM PERUBAHAN POLA PIKIR*

KORBAN KEKERASAN

- AKU KORBAN KEKERASAN GURU -

#NdahLs
=====

Perkenalkan, aku Indah. Lulusan terbaik Universitas Negeri Jakarta.
Kapan aku duduk di bangku SD? Pada masa teknologi masih Radio dengan antena, dan Televisi masih hitam putih dikeroyok semut.

Aku korban kekerasan guru sejak kelas tiga SD. Masih segar di ingatan, wali kelasku, Pak Yunus, berteriak marah, "hey, kamu! Maju ke depan kelas!" Dengan wajah menantang aku berdiri, menghampiri beliau.

"Selesaikan soal ini!" Lelaki empat puluh tahun itu memukul papan tulis dengan penggaris kayu. "Salah sedikit saja, habis kamu!" Aku dengan yakin mengerjakan soal matematika yang ia berikan.

"Sudah, Pak." Aku berseru dengan sombong. Yakin kalau jawabanku pasti benar.

Tapi ....

Plak ...! Penggaris dengan panjang satu meter itu mendarat di tubuh bagian belakangku. "Kamu perempuan, tapi bengal minta ampun! Duduk!" Aku kembali ke kursi sambil mengusap bagian yang sakit.
.
Di lain kesempatan, saat aku kelas lima, aku di panggil wali kelas dua, guru wanita yang terkenal killer, kejam dan suka menghukum. Namanya Bu Hernita. Matanya menakutkan, selalu membawa rotan di tangannya.

"Indah, kamu tadi memukul siswa kelas dua. Betul?" Aku biasanya selalu berani menghadapi guru, tapi hari itu, aku tertunduk takut. "Jawab...!" Wanita itu berteriak sambil memukul meja.

Aku benar-benar mati gaya waktu itu. Darah premanku menghilang. Padahal aku sudah sering dipanggil guru, tapi selalu selamat dari guru satu ini. Tapi kali ini, sepertinya adalah hari sialku.

"Kemari...!" Tanganku di tarik mendekat, "kepalkan tanganmu!" Aku menuruti, dan tiga puluh pukulan mendarat di kepalan tangan kecilku. Menangis? Ya, aku menangis, tentu saja, kalian boleh mencobanya, kalau tidak percaya, rasanya sakit!

"Aku akan laporkan pada ayahku!" Aku menangis dan berteriak, mengambil tas di kelas dan berlari pulang.

Tiba di rumah, aku menceritakan semuanya dengan jujur. Apa tanggapan ayahku? Dia menggandeng tanganku, dan kembali ke sekolah. Aku tersenyum penuh kemenangan.

"Rasakan ...." kataku dalam hati.

Tapi ... tiba di sekolah, Ayah menghampiri Bu Hernita, dan berkata, "hukum dia lebih keras lagi, Bu, karena dia tidak sadar apa kesalahannya." Ayah meraih penggaris dan memukul tanganku berulang kali. Dan Bu Hernita menghentikan tindakan Ayah. "Di sekolah, hanya kami yang boleh menghukum. Bapak boleh pulang...!" tegas Bu Hernita.

Setelah Ayah pulang, Bu Hernita membawaku ke lapangan. Mengumpulkan semua siswa.

"Dengar semuanya! Mulai hari ini, Ibu tidak mau ada yang berteman dengan Indah ... kalau ada yang berteman, akan Ibu hukum! Faham?" Tatapan Bu Hernita beralih padaku, "dan kamu, kalau masih bersikap seperti ini. Ibu akan keluarkan kamu dari sekolah!" Kemudian beliau berlalu begitu saja.
.
Terhitung sejak hari itu, aku tidak memiliki satu orang teman pun. Semua teman menjauh setiap kali aku mendekat.
.
Aku sudah kelas lima menuju kelas enam waktu itu, usiaku bukan balita lagi. Aku sudah remaja, seharusnya sikapku tak seburuk itu.
.
Sampai pada puncak yang membuat aku terpukul lebih keras dari pukulan Bu Hernita, sore itu sepulang sekolah aku di panggil kepala sekolah. Saat aku masuk, ada Bu Hernita di sana.
.
"Indah, nilai kamu sejak kelas satu tidak buruk. Kelas satu sampai kelas dua,  kamu selalu juara umum. Apa kamu tidak bertanya-tanya, kenapa di kelas tiga sampai kelas lima kamu tidak juara?" Kepala sekolah ku bernama Pak Sudirman, orangnya sangat lembut. Berbicara dengan penuh kasih sayang, "nilai kamu masih tinggi. Bahkan lebih tinggi dari peraih juara umum kita. Tapi perilaku kamu ini, yang membuat nilai angka rapormu tidak ada gunanya."
.
Aku tertunduk, Bu Hernita mengusap kepalaku. "Kemari, dengarkan Ibu." Jujur baru sekali itu aku melihat Bu Hernita selembut kapas berbicara padaku.
.
"Kamu tahu, Ndah? Apa yang paling berguna? Bukan angka-angka di rapor itu. Melainkan ... ini." Tangan beliau menyentuh dadaku. Aku sudah remaja waktu itu, dan sudah sangat memahami maksud beliau. Bagaimana rasanya? Malu! Ingin menangis, tapi tidak bisa. Jadinya? Sesak di dada!
.
"Begini, apa Ndah mau berubah? Karena kalau Ndah seperti ini terus, sekolah tidak akan meluluskan." Aku melihat ke arah Bu Hernita, aku tahu beliau serius.

"Mau berubah?" Bisik beliau pelan. Aku mengangguk. Pelan.

"Ndah janji, Ndah berubah, Bu. Ndah janji gak nakal lagi!"
======

Sejak hari itu, aku adalah Indah yang baru. Aku terlahir menjadi pribadi yang berbeda. Dan benar saja, saat kelas enam, aku kembali meraih juara umum.

Aku lulus tes dengan nilai terbaik di SMP favorit. Juga masuk dan lulus SMA dengan nilai yang masih sangat memukau, hingga aku berhasil meraih beasiswa sampai menyelesaikan S1.

Ketika lulis SMA, aku berkunjung kerumah Bu Hernita, menanyakan satu hal yang dulu tidak berani aku tanyakan.

"Kenapa di rapor, meski aku tidak juara, nilaiku masih di tulis dengan jujur?"

Beliau menjawab, "karena itu nilai kamu. Kami tidak berhak mempermainkannya."

Bertanya-tanya apa saja kenakalanku? Banyak teman-teman. Aku memukul adik dan kakak kelas, padahal mereka tidak sengaja menginjak kakiku waktu antri beli makan di kantin. Aku membuang buku PR teman sekelas yang sering mengangguku, terlebih aku ini perempuan. Dan masih banyak lagi kenakalanku yang lain, sejak kapan? Sejak aku kelas tiga. Luar biasa bukan? Ya, aku anak nakal yang selalu di pukul oleh guru, nyaris setiap hari.

Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang berhasil meraih gelar sarjana dengan masa kuliah tiga tahun.

Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang setiap hari memiliki luka di bagian jari.
Apakah kedua orang tuaku melaporkan mereka? Ooh tidak! Orang tuaku tahu, bagaimana sifat dan sikapku. Itulah kenapa mereka akan tambah memarahiku, setiap kali aku terkena hukuman.

Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang sangat berterimakasih pada rotan dan penggaris kayu itu.

Namaku, Indah. Aku bahagia guruku pernah memukul saat aku nakal.

Terimakasih, Bu Hernita, rotan itu bukan hanya melukai tanganku. Tapi juga berhasil memukul keras batu yang ada di hatiku.

Beliau selalu memanggilku "Ndah" kalau aku sedang tidak bermasalah. Tapi saat aku berbuat salah, beliau akan menyebut namaku "Indah!" Dengan sangat keras.

Aku memakai nama 'Ndah' karena aku berterimakasih pada beliau.

=========

Bu, Pak, tahukah anda?
Hanya anda yang tahu karakter anak-anak anda. Bagaimana bisa anda lepaskan tanggung jawab kepada gurunya di sekolah? Tapi anda menahan hak didik bagi mereka atas anak anda.

Bu, Pak, pikirkanlah, apakah mungkin seorang guru tiba-tiba memukul siswanya tanpa kesalahan?

Bu, Pak, mereka menggunakan tangan untuk menjewer. Tapi mereka menghabiskan setengah hidupnya untuk keberhasilan anak anda.

Saat anak anda menjadi dokter, anda berkata dengan bangga, "ini anakku, menjadi dokter karena kerja kerasku!"
Bu, Pak, pernahkah saat anak anda pintar membaca, lantas anda berterimakasih, pada gurunya?
Saat anak anda pandai menghitung, pernahkah berpikir untuk mendoakan gurunya?

Bu, Pak, kalian mengirim mereka ke sekolah, karena kalian tahu, mereka butuh seorang guru. Lantas, mengapa saat anak anda mendapat secuil cubitan, jeweran, lantas anda melaporkan gurunya ke polisi? Memenjarakan gurunya begitu saja.

Bu, Pak, anda tahu karakter anak anda. Pikirkanlah kenapa mereka di jewer, di cubit. Karena gurunya menyayangi mereka, memperlakukan mereka seperti anak sendiri.

Bu, Pak, aku bukan guru, tapi aku adalah korban kekerasan guru, dan aku bangga guruku bersikap keras terhadapku. Karena kalau tidak, maka aku tidak akan seperti sekarang.

Bu, Pak, tidak perlu membawa bingkisan untuk gurunya. Cukup hargai mereka, tundukkan kepala dan ingat bagaimana peranannya untuk masa depan putra dan putri anda.

Mereka guru, dengan tulus mendidik, tapi di rumah, anda memberi anak-anak dengan gadget, dan tontonan televisi yang tak bermoral. Lalu, anda menyalahkan guru ketika anak anda berperangai buruk.

Kilau emas yang anda pakai itu, adalah hasil kerja keras penambang yang digaji tak seberapa.

Begitulah kerasnya kerja seorang pembentuk, seperti guru.

#LoveForTeacher #

Minggu, 11 Februari 2018

ORGANISASI IBARAT POHON

Jika kamu berada dalam struktur organisasi, kerjakanlah posisimu sebaik mungkin!

Tak perlu merasa tak dihargai karena tak ditampilkan...

Organisasi itu ibarat POHON...

Jika posisimu sebagai batang, maka jdilah batang yg kokoh utk menopang pohon..

Jika posisimu sebagai cabang, maka jadilah cabang yg mampu menggandeng setiap ranting dan daun...

Jika posisimu sebagai daun, maka jadilah daun yg rimbun supaya pohon bermanfaat utk menaungi orang kepanasan...

Jika posisimu sebagai buah, maka jadilah buah yg manis supaya nama baik pohonmu terjaga..

Jika posisimu sebagai bunga, maka jadilah bunga yg merekah indah supaya pohonmu terhiasi dan dikenal orang...

Bahkan jika posisimu sebagai akar yg TAK TERLIHAT, maka jadilah akar yg kuat mencengkram ke tanah demi tegaknya seluruh struktur pohon tsb...

Maka hendaknya semua anggota menanamkan rasa tanggung jawabnya, supaya tak saling iri terhadap satu tubuh...

Sebagaimana AKAR ...

Walau dirinya tak terlihat, tertimbun tanah , dan sering terinjak orang . . .

Namun Dirinya TAK PERNAH iri Untuk Menjadi BUNGA Merekah yg Ada Di Atas Dan Dikenal Banyak Orang . . .

Karena ia tahu , BUNGA pun Beresiko utk dipetik orang Tanpa Tujuan . . .

_Mari Kita Bersyukur Dengan Apa Yang Telah Kita Miliki ._

😘🌻

Jumat, 09 Februari 2018

Padat karya

Padat Karya dan Stunting

Minggu lalu dalam suatu pertemuan besar di Jakarta yang dihadiri oleh empat Menteri, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo,Menteri Pembangunan Nasional Bambang Brofjonegoro dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo. Hadir pula Kepala BKKBN Sigit Priohutomo dan Mantan Menko Kesra Taskin Haryono Suyono serta sekitar 100 Bupati dan 1000 Kepala Desa dari seluruh Indonesia,Menko PMK Puan Maharani bertindak sebagai pembawa pidato utama serta mendeklarasikan dimulainya Padat Karya yang dihubungkan dengan stunting yang masih marak terjadi di Indonesia.

Hampir pasti tidak semua orang akrab atau mengetahui istilah stunting.Padahal,menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting. Apalagi dewasa ini sedang ada Germas, Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digelar oleh Kementerian Kesehatan untuk masyarakat luas.

Sesungguhnya hampir tidak ada wilayah di Indonesia yang bebas dari stunting, karena angka rata-rata nasionalnya masih sekitar 37 persen. Salah satu wilayah di Indonesia dengan angka stunting tertinggi adalah kabupaten Ogan Komering ilir. Angka stunting kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menurut Riskesdas mencapai 40,5% atau hampir setengah balita di OKI mengalami stunting.

Di sekitar tahun delapan puluhan Kepala BKKBN, dr. Suwardjono Suryaningrat,sekarang sudah almarhum, tatkala mengadakan peninjauan lapangan bersama Deputi waktu itu, Haryono Suyono, sangat terkejut bahwa seorang ibu dengan anaknya yang kurang gizi sangat getol ber-KB padahal kalau tidak ditangani dengan baik, anaknya akan tumbuh kerdil atau hampir pasti segera menginggal dunia karena kurang gizi. Stunting adalah masalah gizi ironis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, bahkan sejak dalam kandungan sampai anak berumur dua tahun, yang umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi dalam tumbuh kembang anak dalam kandungan atau setelah lahir.

Dalam bahasa sehari-hari stunting dikenal sebagai anak balita yang kerdil dengan tinggi badan dibawah normal. Stunting yang biasanya dimulai sejak anak dalam kandungan sampai usia 59 bulan biasanya sejak lahir ditandai berat badannya tidak naik setiap bulan dan pertumbuhannya lamban atau sama sekali tetap kecil dan hampir tidak bertambah tinggi.

Karena pertumbuhannya lamban, maka pertumbuhan otaknya tidak maksimal sehingga kecerdasan anak balita itu tidak tumbuh dengan baik dan akibatnya anak menjadi bodoh dan
tidak berkembang sama sekali.

Stunting tidak saja karena kurang gizi, tetapi juga sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi serta kondisi lingkungan keluarga yang kurang sehat, tidak memiliki jamban keluarga dan lingkungan yang kurang mendapat perhatian sehingga anak balita sering menderita infeksi yang tidak terdeteksi atau tidak mendapat perhatian orang tuanya.

Stunting terjadi dalam suatu proses yang lambat dan lama, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan sesaat saja yang tidak memadai karena kegagalan pertumbuhan itu suatu proses kumulatif yang memakan waktu karena orang tua yang miskin dan kehamilan 2 yang bisa terlalu sering sehingga ibu belum siap tetapi sudah hamil lagi atau anak terlalu banyak sehingga gizi melalui Asi tidak lagi efektif memberi asupan untuk anak yang sedang tumbuh tersebut.

Pada waktu Pak Suwardjono Suryaningrat dan kami melihat gejala di lapangan itu segera diputuskan bahwa BKKBN ikut membantu Departemen Kesehatan memberikan informasi dan mengajak pasangan usia subur muda memahami gizi sejak ibu belum mengandung, saat ibu mengandung dan pada waktu anaknya belum berusia dua tahun. BKKBN ikut serta mengembangkan program gizi terpadu dimulai pada 15.000 desa, kemudaian 30.000 desa dan akhirnya ikut aktif dalam 60.000 desa yang ada di Indonesia pada waktu itu. BKKBN yakin bahwa saktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama anak balita. Stunting yang tidak ditangani sejak awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa.

Karena itu tatkala dr. Suwardjono diangkat menjadi Menteri Kesehatan dan Haryono Suyono menggantikan sebagai Kepala BKKBN, langkah pertama yang dilakukan adalah mendirikan Posyandu di seluruh Indonesia dimana penanganan ibu hamil dan melahirkan dipadukan dengan penanganan anak balita dilakukan melalui Posyandu secara terpadu. Melalui Posyandu ibu muda dikembangkan sikap dan pengetahuannya agar melakukan persiapan yang matang sebelum menikah, bergizi baik pada waktu menikah dan ingin memilki anak dan selama kehamilan memeriksakan dirinya secara tajin dengan memelihara asupan gizi agar anak yang dikandungnya mendapat asupan gizi yang baik.

Setelah anak lahir setiap bulan datang ke Posyandu agar anaknya ditmbang karena anak balita yang baik setiap bulan harus naik berat badannya. Kalau berat badannya tidak naik, maka kedua orang tuanya harus memberikan asupan gizi yang lebih baik lagi. Menyusui pada saat anak belum berusia dua tahun harus menjadi keharusan tetapi ibunya harus sehat agar air susunya cukup baik untuk anaknya tersebut.

Seluruh anggota keluarga harus mengalah, makan setelah ibu rumah tangga yang menyusui cukup makan untuk menghasilkan susu bagi anak yang belum berusia dua tahun. Krena itu Padat Karya yang dihubungkan dengan stunting tidak cukup dengan pendekatan biasa kerja keras bagi setiap penduduk desa di lapangan. Seluruh Kepala Desa perlu dengan tekun menghidupkan kembali Posyandu dan seluruh Jajaran PKK perlu lebih aktif mengajak semua pasangan usia subur untuk melakukan persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk menikah, hamil atau hamil lagi.

Selama masa hamil harus mendapat masukan gizi yang cukup sehingga kandungannya sehat. Karena itu padat karya harus diutamakan dilaksanakan oleh keluarga muda dan miskin agar hasilnya bisa menambah pendapat keluarga dan membari masukan gizi yang baik bagi keluarga muda yang akan hamil atau sedang menyusui anaknya. Selama anak dalam usia dibawah dua tahun harus tetap mendapatkan Asi dari ibu yang sehat.

Keluarganya harus memiliki pendapatan yang memadai agar bisa memberi makan ibu yang sedang menyusui. Anak balita di bawa ke Posyandu untuk ditimbang agar mengetahui bahwa berat badannya selalu naik. Padat Karya harus itujukan kepada keluarga muda miskin agar keluarga tersebut bisa memberi asupan gizi yang baik untuk siap mengandung dan mempunyai anak sehat tidak stunting atau kekurang gizi dan menjadi anak yang kerdil dan bodoh serta menderita seumur hidupnya.

Dalam kegiatan Padat Karya tersebut perlu diperbaiki sarana Posyandu dan fasilitas kesehatan keluarga miskin seperti jamban keluarga, air bersih, rumah berlantai tanah diplester agar anak balita tidak terkena cacing sewaktu merangkak di rumahnya, sanitasi sekitar rumah bersih dan Kebun Bergizi di bangun di halaman rumah untuk asupan gizi keluarganya. (Prof Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin)

Selasa, 06 Februari 2018

R E N U N G A N

Renungan

Imam Ali bin abi Tholib dalam kata-kata hikmahnya :

Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan.

Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik.

Jika didzolimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga *keburukan lelah mengikutimu*.

*SEMOGA BERMANFA'AT*
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Minggu, 04 Februari 2018

Mumpung sepi

Mumpung sepi....😊

*INI BAGUS UNTUK KITA RENUNGKAN setiap hari*

🌻 Ada seorang pria kaya, memandang keluar jendela & melihat seorang laki-laki mengambil sesuatu dari tong sampah,
Ia mengatakan, syukurlah saya tidak miskin.

🌻Orang Miskin memandang sekeliling & melihat seorang pengemis telanjang di jalan.
Ia mengatakan, syukurlah saya miskin tetapi tidak menjadi pengemis.

🌻Pria pengemis memandang ke depan & melihat ambulan yang membawa pasien.mengatakan, syukurlah saya tidak sakit.

🌻 Kemudian orang sakit di rumah sakit melihat troli mengambil mayat ke kamar mayat. Ia mengatakan, syukurlah saya masih  hidup.

🌻🌻 Ternyata, hanya orang yang sudah mati, yang tidak bisa *bersyukur*

🌻🌻 Mengapa kita tidak *bersyukur* karena hari ini Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup?

🌻🌻 Apakah kita akan berbagi syukur dengan orang lain & biarkan mereka tahu bahwa Allah juga mengasihi mereka?

🌻🌻 Untuk memahami kehidupan yang sedang kita jalani, sesekali kita perlu berkunjung ke 3 lokasi:

1. Rumah Sakit,
2. Penjara &
3. Kuburan

🌻🌻🌻 Di Rumah Sakit, kita akan memahami bahwa tidak ada yang lebih indah daripada  *KESEHATAN*

🌻🌻Di dalam Penjara, kita akan melihat bahwa *FREEDOM / KEBEBASAN* adalah hal yang paling berharga.

*🌻🌻Di Kuburan, kita akan menyadari bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa.. Karena Tanah yang kita pijak hari ini akan menjadi atap kita di esok hari.

🌻🌻 Karena itu, mari kita tetap rendah hati, jangan sombong, dan selalu *bersyukur* atas Karunia Allah.

🌻🌻 Untuk itulah saudaraku, selagi kita masih diberi waktu & kesempatan, perbanyaklah *BERBUAT BAIK*,
jangan *SUKA MENYAKITI* dan
jangan *SUKA MENGHINA* orang lain.
Hendaknya selalu *bersyukur* apapun keadaan Kita.

🌻🌻🌻 Selalu RUKUN dengan keluarga, tetangga, teman dan sahabat, karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali..🚑

Semoga bermanfaat 🙏🏻🙏🏻🙏🏻